Makkah dan Madinah, Saya Datang!

Miratul Azizah
Nutrisionis, ASN Balai Besar Rehabilitasi BNN, ASNation Indonesia I S2 Manajemen Bencana Universitas Pertahanan RI, S1 Gizi Kesehatan Universitas Gadjah Mada, D3 Gizi Politeknik Kesehatan Semarang
Konten dari Pengguna
3 Maret 2021 6:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Miratul Azizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi umat Muslim beribadah di Mekkah. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi umat Muslim beribadah di Mekkah. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Aparatur Sipil Negara (ASN) saat ini menjadi salah satu pekerjaan impian banyak orang. Alhamdulillah rezeki saya menjadi salah satu dari bagian ASN. Menjadi ASN awalnya bukan impian saya. Seiring berjalannya waktu, saat detik-detik akan menyelesaikan kuliah S1, terbesit di pikiran “Bagaimana jika saya bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau sebutan ASN saat itu". Jika menjadi PNS, saya bekerja dari Senin sampai Jumat dan dari pagi sampai sore saja. Sehingga sore saya masih punya waktu untuk keluarga, jika saya berkeluarga nanti”.
ADVERTISEMENT
Dari pikiran sepintas itu, akhirnya setelah lulus pun mulai berorientasi untuk menjadi PNS. Ujian demi ujian untuk menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) saya ikuti. Ujian seleksi CPNS di Pemerintah Kota Tegal, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Sosial RI, Kementerian Kesehatan RI dan Badan Narkotika Nasional RI (BNN RI). Dan singkat cerita akhirnya tahun 2007 akhir, saya lolos seleksi CPNS di dua tempat yaitu Kementerian Kesehatan penempatan Rumah Sakit Soeradji Tirtonegoro Klaten-Jawa Tengah dan BNN.
Dengan segala pertimbangan akhirnya saya memilih di BNN tempat saya mengabdi saat ini (pada saat itu seleksi CPNS masih dipegang masing-masing instansi sehingga di tahun yang sama bisa mendaftar di tempat yang berbeda).
ADVERTISEMENT
Bermimpilah Setinggi Langit
Apa mimpi kalian? Saya yakin setiap orang pasti punya mimpi termasuk kalian. Jika saat ini kalian belum punya mimpi, yuk sambil kita tanya kepada diri sendiri “Apa sih mimpi kita? Apa yang ingin kita capai di tiga tahun, lima tahun atau sepuluh tahun ke depan?”. Tulislah mimpi-mimpi itu pada secarik kertas. Selanjutnya kita tempelkan di tempat yang mudah terlihat oleh kita. Misal di depan meja kerja kita, di kamar kita, ataupun di mana saja yang kalian inginkan. Dengan punya mimpi, kita akan menjadi lebih bersemangat untuk mencapainya.
Saya sendiri punya mimpi besar yaitu ke tanah suci Makkah dan Madinah. Sebagai seorang muslim, berkunjung ke kedua tempat tersebut adalah impian. Sebagai CPNS di tahun 2008 dan mulai menjadi PNS di tahun 2009, saat itu menerima gaji Rp. 1.295.000,00. Jumlah yang lumayan saat itu. Namun sebagai anak perantauan ada saja kebutuhan untuk ini itu. Sehingga untuk ke tanah suci masih saya simpan rapat sebagai mimpi dan saya bawa ke dalam doa.
ADVERTISEMENT
Akhirnya pada tahun 2013 PNS mulai mendapatkan tambahan finansial berupa tunjangan kinerja (tunkin) selain gaji. Wow seneng banget! Pada tahun 2013-2014 pembayaran tunkin dilakukan secara akumulasi per tahun. Benar-benar rezeki nomplok. Dari tunkin tersebutlah akhirnya saya mewujudkan mimpi ke Makkah dan Madinah dari uang hasil kerja sendiri. Bahagia, bangga, dan terharu, semuanya bercampur aduk.
Mimpi Menjadi Nyata
Sebuah mimpi besar yang telah lama diidam-idamkan akhirnya menjadi nyata, yaitu pergi ke Makkah dan Madinah untuk melaksanakan ibadah umrah. Saat itu, tanggal 26 April 2014 saya ke tanah suci dengan penerbangan Etihad Airways dari Bandara Soekarno Hatta menuju Jeddah dengan transit di Abu Dhabi.
MasyaAllah, saya menginjakkan kaki di Bandara King Abdul Aziz Jeddah dan selanjutnya ke Madinah. Menikmati setiap detik, waktu, jam dan hari di Masjid Nabawi. Bersujud di karpet-karpet tebal berwarna merah dengan ornamen Masjid Nabawi yang mewah, megah dan khas. Berdoa di Roudhoh, sebuah tempat khusus berkarpet hijau, yang letaknya di antara makam Rasulullah SAW dan mimbar beliau. Berikutnya city tour ke Masjid Quba, Jabal (Gunung) Uhud, Jabal Magnet serta Kebun Kurma.
ADVERTISEMENT
Makkah, saat pertama kali menginjakkan kaki di sana tangis pun mulai keluar dari pelupuk mata, tak kuasa menahan terharu. Ka’bah yang biasanya hanya saya pandang di sajadah dan saya cium saat bersujud, saat itu di depan mata bahkan saya menciumnya langsung. Mengelilinginya 7 kali atau disebut “Thowaf”. Berlari-lari kecil atau berjalan kaki di Bukit Safa sampai Bukit Marwah masing-masing 7 kali atau disebut “Sa’i”.
Terakhir, menggunting sedikit rambut atau “Tahallul”. Rangkaian ibadah umrah selesai. Selanjutnya city tour ke Arofah, Jabal Rahmah, Mina, Muzdalifah. 3 hari di Madinah dan 4 hari di Makkah, dilanjutkan ke Jeddah dan Bandara King Abdul Aziz untuk bersiap kembali ke tanah air.
Itulah cerita singkat mimpi saya sebagai seorang ASN yang punya mimpi untuk berumrah, menikmati ibadah di Masjid Nabawi dan Masjidil Harom. Sampai akhirnya mimpi itu menjadi nyata. Tentunya semua itu adalah atas izin Allah yang mempunyai “Kun Fayakun” yang artinya “Jadilah! Maka jadi”. Jika Allah sudah berkehendak maka yang awalnya impossible menjadi possible.
ADVERTISEMENT
Tetap bermimpi besar, buat target, dan bawa mimpi-mimpi itu ke doa. Selanjutnya serahkan kepada Allah. Tetap melaksanakan protokol kesehatan, makan makanan yang sehat dan bergizi,istirahat cukup dan salam bahagia! [MA]