news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Melanjutkan Sekolah atau Jabatan?

Miratul Azizah
Nutrisionis, ASN Balai Besar Rehabilitasi BNN, ASNation Indonesia I S2 Manajemen Bencana Universitas Pertahanan RI, S1 Gizi Kesehatan Universitas Gadjah Mada, D3 Gizi Politeknik Kesehatan Semarang
Konten dari Pengguna
31 Maret 2021 11:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Miratul Azizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Rezeki banyak bentuknya, bisa berupa uang, dikarunia pasangan dan anak-anak, keluarga yang harmonis, kesehatan, lingkungan yang baik, dan lain sebagainya. Rezeki datang tepat waktu, tidak terlambat ataupun lebih cepat. Tidak kurang ataupun melebihi, semuanya sudah diatur oleh Allah. Begitu pula sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan rezeki yang tak terkira melimpahnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai ASN yang telah bekerja selama tiga belas tahun, tentunya banyak cerita baik suka maupun duka. Semuanya mewarnai hidup kita. Cerita bahagia membuat kita semakin semangat dalam melangkah. Dan cerita yang tidak sesuai dengan keinginan kita, membuat kita lebih kokoh, mampu berdiri tegak, dan lebih bijak dalam menghadapi permasalahan.
Sebuah Titipan
Pelantikan Jabatan Struktural
Di suatu siang, di awal bulan Februari 2019, tiba-tiba saya mendapatkan informasi bahwa saya diamanahi jabatan struktural eselon 4, yaitu sebagai Kepala Sub Bagian atau Kasubbag Tata Usaha Perencanaan dan Kepegawaian di satuan kerja saya. Ucapan selamat pun berdatangan. Jabatan adalah titipan. Antara bahagia dan berat menerimanya. Bahagia karena mendapatkan kepercayaan dari pimpinan, namun jabatan juga merupakan sebuah rezeki. Di sisi lain merasa berat, karena tanggung jawab jabatan tidak hanya di dunia namun di akhirat juga. Mampukah saya menjaga titipan tersebut, menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat?
ADVERTISEMENT
Bidang tata usaha dan kepegawaian sudah biasa untuk saya. Sedangkan bidang perencanaan adalah hal baru. Sehingga saya belajar keras untuk memahami dan mengaplikasikannya. Tim yang solid dan saling membantu pun membuat saya belajar cepat. Semua saling bekerja sama untuk kemajuan organisasi. Mereka tidak hanya sebagai partner, namun juga sebagai teman, sahabat dan keluarga juga. Adakalanya saya dan tim masih duduk manis di ruangan sampai malam. Kami menyelesaikan surat-surat yang masuk tanpa henti dari internal institusi maupun dari luar. Adakalanya kami pun pulang sesuai jam kerja kami.
Sebagai Kasubbag, secara finansial bertambah yaitu tunjangan kinerja dari grade jabatan 7 menjadi 9 dan adanya tunjangan jabatan juga. Bertambahnya finansial seiring bertambahnya beban kerja, pikiran, dan waktu yang disediakan. Semuanya saya jalani dengan rasa syukur. Semua dari Allah.
ADVERTISEMENT
Perjuangan Menjemput Rezeki Beasiswa
Ada sebuah mimpi saya yang belum tercapai yaitu melanjutkan sekolah S2 melalui beasiswa. Bukannya belum pernah mencoba daftar, sudah beberapa kali mencoba peruntungan dengan mendaftar beasiswa baik di dalam maupun luar negeri. Saat belum berkeluarga, saya mempunyai jiwa melanglang buana tinggi. Beasiswa ke luar negeri pun dicoba, di antaranya adalah KGSP (Korean Government Scholarship Program), dan Australia Award. Namun Allah berkehendak lain, belum rezeki saya untuk lolos seleksi.
Seiring berjalannya waktu, saya terlalu asyik bekerja hingga akhirnya tak terasa usia pun 36 tahun. Sedangkan batas maksimal usia tugas belajar di tempat saya bekerja untuk program magister adalah 37 tahun. Sehingga, dengan segala pertimbangan akhirnya pun saya mendaftar beasiswa S2 dari Kementerian Komunikasi pada tahun 2020, lagi-lagi belum rezeki. Di tahun yang sama, saya pun mendaftar beasiswa S2 Universitas Pertahanan Republik Indonesia. Dan kali ini, alhamdulillah rezeki lolos seleksi beasiswa.
ADVERTISEMENT
Dengan saya tugas belajar, otomatis saya harus melepas jabatan sebagai Kasubbag. Hal ini sudah saya pikirkan masak-masak, keluarga pun mendukung. Di sisi lain ada beberapa pihak yang berat melepas saya. Perjuangan pun masih berlanjut, karena belum mendapatkan izin dari beberapa pihak dari tempat saya bekerja baik di satuan kerja maupun Pusat.
Ada Allah yang Maha Membolak-balikkan Hati Manusia
Perjalanan Panjang Penulis sampai di Universitas Pertahanan RI
Semua dari Allah. Rezeki sudah diatur oleh-Nya. Manusia berusaha dan Allah yang menentukan. Saya sudah berusaha sedemikian rupa menjemput rezeki beasiswa S2. Jika Allah berkehendak untuk saya diizinkan sekolah, Alhamdulillah. Jika pun tidak, itu semua yang terbaik dari-Nya.
Akhirnya, di suatu sore di hari Jumat di akhir bulan Agustus tahun 2020, saya mendapatkan kabar berita bahwa saya mendapatkan izin untuk sekolah. Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah yang Maha Membolak-balikkan hati manusia, dan yang Maha Mengabulkan segala doa. Benar-benar mengharukan, karena kabar tersebut saya terima H-2 sebelum perkuliahan dimulai.
ADVERTISEMENT
Hari Senin, alhamdulilah saya pun mulai perkuliahan tatap muka selama sepekan dan selanjutnya kuliah secara daring sampai saat ini. Saat ini saya mempunyai banyak waktu lebih untuk keluarga, pikiran pun lebih enteng karena tidak memikirkan pekerjaan dan hanya fokus terhadap keluarga dan sekolah.
Semangat selalu untuk menjemput rezeki kita. Apa pun jalan yang harus dilalui, setidaknya kita pernah mencoba. Kita punya Allah yang Maha Berkuasa dan Berkehendak. Setelah berusaha, pasrahkan semuanya kepada-Nya. Ikuti skenario-Nya. Rencana-Nya selalu yang terbaik dan terindah, meskipun kadang kita tidak menyadarinya. Sehat selalu untuk kita semua dan salam bahagia! [MA]