Parodikan KDRT di Twitter, Perempuan Ini Viral dan Dihujat Netizen

Konten dari Pengguna
18 Februari 2020 17:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Miss Kepo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Video viral seorang perempuan di Twitter. Dok: Twitter.
zoom-in-whitePerbesar
Video viral seorang perempuan di Twitter. Dok: Twitter.
ADVERTISEMENT
KDRT atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah sebuah tindak kekerasan yang dapat membuat rasa traumatis kepada para korbannya. Namun di Twitter, ada seseorang perempuan yang malah membuat sebuah video parodi dari tindak kekerasan domestik.
ADVERTISEMENT
Dalam video berdurasi 2 menit 20 detik, perempuan yang memiliki akun @Helenjunet menggunakan filter yang dapat merubah wajah menjadi penuh lebam sembari berteriak-teriak seakan dirinya sedang berada di dalam situasi bahaya.
Beberapa kali ia menyebutkan bahwa ia akan dipukuli dan meminta pihak KBRI di Australia untuk menjemput dirinya kembali pulang ke Indonesia. Hal ini pun mengingatkan beberapa kasus kekerasan yang pernah terjadi sebelumnya yang terjadi di luar negeri, seperti yang juga pernah terjadi pada beberapa TKW di luar negeri, yang pada akhirnya kabur dan meminta bantuan pihak KBRI. Hal tersebut menjadi sensitif bila diangkat kembali, bahkan ketika dijadikan sebuah lelucon.
Salah satu adegan dari video parodi yang viral. Dok: twitter.
Kasus kekerasan sudah sepatutnya kita hindari dan awasi agar tidak lagi terjadi pada seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Para netizen yang melihat video viral parodi milik akun @Helenjunet itu pun marah dan tidak sedikit yang meminta @Helenjunet untuk menghapus video parodinya karena dianggap tidak ada bagian yang dapat dikatakan parodi. Malah bisa saja membuat para korban kekerasan sungguhan yang akan kembali mengingat kejadian buruk yang mereka alami.
ADVERTISEMENT
Bahkan ada juga yang mencoba menasihati @Helenjunet secara lembut dengan mendoakan semoga @Helenjunet tidak mendapatkan perlakuan yang sama seperti apa yang sedang diparodikan. Karena kekerasan bisa saja dirasakan oleh siapa saja. Jadi, jangan pernah membuat lelucon tentang kekerasan ya. Bisa membahayakan kesehatan jiwa para korban yang sudah pasti akan terguncang kembali traumanya.