Ekspor Meningkat, Indonesia Alami Surplus Perdagangan di Tengah Pandemi

Mochammad Arya Irgo Pratama
Saya seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Ekonomi Pembangunan Hobi saya adalah Mendaki
Konten dari Pengguna
24 Januari 2021 19:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mochammad Arya Irgo Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ekspor Meningkat, Indonesia Alami Surplus Perdagangan di Tengah Pandemi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tahun 2020 dibuka dengan mewabahnya Covid-19, Penyakit ini disebabkan oleh virus dengan jenis baru. Indonesia secara resmi mengumumkan dua kasus Covid-19 pada 2 maret 2020. Pandemi ini mengakibatkan kelumpuhan ekonomi di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, dan negara – negara eropa. Indonesia juga merasakan dampak dari pandemi Covid-19 dimana sektor – sektor ekonomi yang mampu menghasilkan produk dalam jumlah banyak menjadi terhenti. Kondisi ini sangat mempengaruhi kinerja ekspor suatu negara. Covid-19 yang terjadi hampir diseluruh belahan dunia berdampak pada penurunan Produk Domestik Bruto ( PDB ) dunia. Sehingga, hal ini mempengaruhi permintaan negara – negara tersebut terhadap produk yang dihasilkan negara lain, termasuk produk ekspor Inonesia keluar negeri.
ADVERTISEMENT
Penanganan pemerintah terhadap Covid-19 memberikan hasil positif terhadap perekonomian Indonesia yang terlihat dari kinerja ekspor pada periode Januari – Juli 2020 mengalami surplus sebesar US$ 3,26 miliar pada bulan Juli atau mengalami peningkatan 284 persen lebih tinggi di periode yang sama daripada tahun 2019. Jika diakumulasikan dari semester pertama tahun 2020, Indonesia mengalami surplus perdagangan sebesar US$ 8,74 Miliar. Nilai ekspor Indonesia sebesar US$13,72 miliar, memiliki nilai lebih tinggi daripada sektor impor, dimana sektor impor hanya memiliki nilai sebesar US$10,46 miliar. Hal ini yang menyebabkan terjadinya surplus perdagangan Indonesia sebesar US$3,26 miliar. Sektor yang sangat mempengaruhi peningkatan kinerja ekspor adalah sektor non-migas dan menurunnya permintaan terhadap barang yang dikonsumsi.
Ekspor non-migas Indonesia pada bulan Juli mencapai US$10,03 miliar, meningkat sebesar 13,36% (mtm) jika dibandingkan dengan bulan Juni 2020. Kontribusi sebesar 82% dari total ekspor disumbangkan oleh sektor industry. Komoditas penyumbang eskpor di sektor industry meliputi: mesin, perlengkapan elektronik, kendaraan, logam milia, perhiaasan, besi dan baja.
ADVERTISEMENT
Penurunan impor barang konsumsi memiliki jumlah lebih besar daripada impor bahan baku. Nilai impor Juli 2020 sebesar USs10,47 miliar, dengan pembagian pangsa barang konsumsi sebesar 10.63%, barang modal 18,79%, dan bahan baku sebesar 70,58% dari keseluruhan impor pada bulan Juli 2020. Impor pada barang konsumsi mengalami penurunan permintaan sebesar -21,01% (mtm) menjadi U$S1,11 miliar. Faktor penyebabnya dikarenakan keberhasilan program peningkatan konsumsi barang/produk hasil produksi dalam negeri ditengah menurunnya permintaan domestik akibat pandemi Covid-19
Surplus pada neraca perdagangan pada periode April sampai Juni 2020 telah mendorong penurunan deficit transaksi yang sedang berjalan di Indonesia. Berdasarkan rilis dari Laporan Neraca Pembayaran Indonesia ( NPI ) pada Triwulan ke II tahun 2020 oleh ( BI ) Bank Indonesia, defisit transaksi berjalan tercatat sebesar US$42,9 miliar atau ( 1,2% ) dari Produk Domestik Bruto ( PDB ), lebih rendah dari defisit pada Triwulan sebelumnya sebesar US$3,7 miliar atau ( 1,4% ) dari Produk Domestik Bruto ( PDB ).
ADVERTISEMENT
Berkurangnya defisit transaksi yang sedang berjalan di indonesia juga didukung oleh surplus yang dialami oleh transaksi modal dan financial. Transaksi berjalan yang tercatat sebesar US$10,5 miliar pada Triwulan ke II, setelahpada Triwulan sebelumnya mencatatkan defisit sebesar US$3,0 miliar. Dengan hasil ini, secara keseluruhan Laporan Neraca Pembayaran Indonesia ( NPI ) pada Triwulan Ke II mengalami surplus sebesar US$9,2 miliar. Surplus yang cukup tinggi dapat menopang ketahanan sektor eksternal Indonesia. Hal ini dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk mempertahankan kinerja eksternal atau bahkan meningkatkannya. Sehingga, perekonomian Indonesia dapat tumbuh positif sampai akhir tahun 2020.