Quarter Life Crisis Para Fresh Graduates di Masa Pandemi

Mohammad Putra Surya Mahendra
Saya merupakan Alumni Universitas Brawijaya Program Studi Ilmu Administrasi Publik angkatan 2016. Kadang suka membaca, kadang olahraga, kadang suka gak ngapa-ngapain, tergantung mood.
Konten dari Pengguna
3 Desember 2020 5:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mohammad Putra Surya Mahendra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://kreativv.com/genk-life/balada-quarter-life-crisis/
zoom-in-whitePerbesar
https://kreativv.com/genk-life/balada-quarter-life-crisis/
ADVERTISEMENT
J
Menyelesaikan pendidikan merupakan pencapaian dan juga kebanggaan dari setiap insan. Bertahun-tahun lamanya bergelut dengan tugas, praktikum, dan segala hal yang berkaitan dengannya. Ketika lulus, kita pasti dengan bangganya merayakan pencapaian tersebut. Foto-foto, upload di media sosial, nraktir temen, dan lain sebagainya. Namun sesungguhnya kelulusan itu bukanlah pencapaian final, tapi adalah permulaan, penulis menyebutnya dengan istilah 'proses'. Yap, proses kehidupan yang sesungguhnya, status 'pelajar' telah berganti menjadi 'fresh graduate' atau 'pengangguran sementara', bahasa halusnya 'job seeker'. Inilah arti kelulusan dari bangku pendidikan yang sesungguhnya, yakni 'Bekerja'.
ADVERTISEMENT
"Setelah lulus aku mau kerja di Perusahaan A, kalo gak gitu mau berkarir di BUMN", ucap para lulusan baru (fresh graduate), termasuk penulis hehehee. Pemikiran tersebut adalah hal yang wajar karena sebagai manusia kita haruslah memiliki mimpi atau tujuan dan harapan. Namun, kenyataan di lapangan gak semulus paha idol k-pop. Gambaran kehidupan yang terpikir pada saat masih berstatus sebagai 'pelajar' berbeda 180° dengan kenyataan yang ada. "Nyari kerja susah", ucap para fresh graduate (lagi), termasuk penulis hehehehew. Lowongan pekerjaan yang terbatas, tidak sebanding dengan pencari kerja yang terus bertambah. Mau bersaing dengan seangkatan aja susah, apalagi dengan yang berpengalaman. Ini nih salah satu faktornya.
Memang kebanyakan lowongan kerja mencari orang-orang yang sudah berpengalaman dibidangnya, jarang sekali yang terbuka untuk para lulusan baru. Cari kerja susah, saingan banyak, belum punya pengalaman, mau minta duit orang tua udah sungkan, fresh graduate menangis melihat ini. Apalagi dengan situasi pandemi yang belum juga mereda, tambah mumet deh kita.
ADVERTISEMENT
Pusing banget rasanya belum juga dapet kerjaan. Selain kantong dah makin tipis, setipis peluang dapetin doi, melihat orang-orang yang udah kerja, rasanya mo meninggal...kan semua status 'pengangguran sementara' ini. Pengen banget rasanya bisa segera bekerja, tapi apalah daya. Perasaan campur aduk diatas merupakan Quarter Life Crisis. Quarter Life Crisis adalah ketika kita dihadapkan dengan kondisi yang serba pusing bagi kita, kacau, penuh huru-hara. Hal ini biasanya ketika kita merasa hidup kok gini gini aja, kadang juga muncul perasaan iri melihat pencapaian orang lain. Fresh Graduate di masa pandemi susah dapet kerjaan pasti membuat seseorang berada dalam Quarter Life Crisis, itu pasti.
Gimana caranya terbebas dari semua ini, dari segala tekanan bathin menghadapi Quarter Life Crisis? Penulis juga menghadapi masalah ini, so gabisa ngasih solusi konkrit untuk keluar dari situasi ini hehehew. Penulis hanya bisa bilang semangatlah wahai kaum muda, jalan kita masih panjang, teruslah berproses, jangan takut berproses, ini semua proses, percaya proses. Perbanyak bersyukur dan beribadah, banyakin sharing sharing dengan orang terdekat biar gak stress, gunakan waktu luang untuk hal-hal produktif semisal belajar bahasa asing atau belajar suatu hal baru untuk meningkatkan value kita. Pesan ini untuk kita semua, termasuk saya sendiri.
ADVERTISEMENT
Good Luck, all the best for us.