Komitmen Kedai Kopi Ala Mahasiswa Kurangi Pemakaian Plastik

Mohammad Shihab
Dosen Ilmu Komunikasi di President University, Cikarang.
Konten dari Pengguna
25 Januari 2019 17:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mohammad Shihab tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Produk minuman di kedai kopi 'Skip' yang dirintis oleh lima mahasiswa President University (Foto: Skip).
zoom-in-whitePerbesar
Produk minuman di kedai kopi 'Skip' yang dirintis oleh lima mahasiswa President University (Foto: Skip).
ADVERTISEMENT
Polusi sampah plastik telah menjadi perhatian masyarakat global. Berbagai elemen masyarakat, lembaga pemerintah, dan kalangan bisnis beramai-ramai mengambil tindakan. Salah satunya adalah dengan mengurangi pemakaian sedotan plastik atau lebih dikenal dengan #NoStrawMovement. Gerakan ini pun turut didukung oleh ‘Skip’, sebuah kedai kopi rintisan mahasiswa President University yang beroperasi di Cikarang.
ADVERTISEMENT
Hari Syafar, salah satu pemilik Skip, mengungkapkan bahwa kedai kopinya mulai mengurangi penggunaan sedotan plastik. Selain karena faktor dampak lingkungan, ia menyebut bahwa gerakan ini pelan-pelan akan menjadi gaya hidup di masa yang akan datang.
“Seperti yang kita tahu, plastik sangat sulit terurai. No straw itu akan menjadi lifestyke ke depannya dan ada peluang bisnis juga di situ. Ke depan kami akan menjual sedotan stainless, bambu, dan kami juga coba mencari (sedotan) berbahan rumput laut, sekali pakai dan bisa langsung dimakan,” cerita Hari saat ditemui di kantin President University, Jumat (25/1).
Meskipun niatnya baik, menurut Hari, nyatanya tidak semua konsumen menyadari pentingnya gerakan mengurangi pemakaian plastik ini.
“Ada juga (konsumen) yang menganggap itu konyol, menganggap hanya alasan agar tidak keluar budget lagi. Tetapi ada juga yang mendukung, lebih banyak yang mendukung,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Bisnis rintisan kedai kopi Skip digagas oleh lima mahasiswa President University dengan latar jurusan yang berbeda pada 19 Februari 2018. Prata Praudy Alif Muhammad berasal dari jurusan Hubungan Internasional dan Fadlan Abdullah dari Manajemen. Para pemilik lainnya yakni Farhan Alfaridzi, Sigit Naufal Pramadyatmo, dan Hari Syafar berasal dari jurusan Ilmu Komunikasi.
Sebagian pemilik kedai kopi Skip (dari kiri ke kanan) Fadlan Abdullah, Sigit Naufal, Farhan Alfaridzi, dan Hari Syafar (Foto: Mohammad Shihab).
zoom-in-whitePerbesar
Sebagian pemilik kedai kopi Skip (dari kiri ke kanan) Fadlan Abdullah, Sigit Naufal, Farhan Alfaridzi, dan Hari Syafar (Foto: Mohammad Shihab).
Walaupun baru beranjak satu tahun, omzet rata-rata kedai kopi Skip sudah mencapai 30 juta per bulan. Padahal, modal membeli bahan saat akan berjalan terhitung kecil.
“Modal awalnya 400 ribu, benar-benar 400 ribu. Kalau aset kami sudah punya duluan. Kenapa Alif dikatakan sebagai founder karena dia yang sudah menyiapkan peralatannya dari awal. Modal awal beli bahan itu hanya 400 ribu untuk kopi dan Thai tea.”
ADVERTISEMENT
Saat ini, kedai kopi Skip menyediakan kopi dan Thai tea. Ke depan, mereka berencana menggabungkan model bisnisnya dengan kampanye sosial. Dengan kopi sebagai batu loncatan, Skip berharap bisa merambah produk-produk lainnya.
“Proyek ke depan kami akan menjual tumbler. Jadi setiap orang yang menggunakan tumbler kita akan mendapat potongan harga,” tutupnya.