Disabilitas Tidak Halangi Impian Urai Untuk Berkarya

Muhammad Razil Fauzan
Pemimpin umum Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Sketsa Universitas Mulawarman.
Konten dari Pengguna
7 Oktober 2022 20:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Razil Fauzan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Tidak ada halangan yang bisa membatasi Urai untuk terus berkarya.

Urai, pembuat produk minuman jahe bajakah.  Foto: dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Urai, pembuat produk minuman jahe bajakah. Foto: dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di sebuah rumah di gang sempit, sesosok perempuan terlihat berjaga pada sederet dagangannya. Siang itu, ia berharap orang-orang yang melewati muka rumahnya, singgah untuk memboyong jualannya yang disusun rapi pada lemari kaca.
ADVERTISEMENT
Akrab disapa Urai, perempuan berusia 49 tahun asal kota Samarinda itu sehari-hari berjualan produk minuman yang ia ciptakan sendiri. Dikemas secara menarik dan modern, olahannya itu bahkan tidak terlihat hasil produk rumahan. Jika disandingkan dengan produk industri besar, produknya itu tak kalah saing.
Dikemas dengan berbagai bentuk, produk bertuliskan “Serbuk Jahe Bajakah” itu sudah dibuatnya sejak beberapa tahun silam. Perempuan yang kini hidup dari berwirausaha itu bahkan hanya lulusan SMP dan bermodal tekad menciptakan produk minuman tersebut.
Siapa sangka, meski ia merupakan perempuan penyintas disabilitas fisik, hal itu lantas tidak menjadikannya halangan untuk terus berkreatifitas. Semangatnya bahkan sama sekali tak memudar untuk terus mengembangkan jajahannya itu.
Dengan senyum tipis dan ciri khas suaranya yang lembut, ia membagikan cerita bagaimana awal mula ia menciptakan produk minuman tersebut.
ADVERTISEMENT
Usut punya usut, minuman serbuk jahe bajakah itu sudah dibuatnya sejak tahun 1996. Namun, kala itu ia buat hanya sekadar untuk konsumsi pribadi yang saat itu ia harus dihadapkan pada penyakit yang menggerogoti tubuhnya.
Dari sebuah jahe, kemudian ia terus tambahkan pada takaran yang pas dan masih belum ada perubahan, hingga akhirnya ia menemukan racikan yang pas dengan mencampurnya dengan beberapa ramuan lain. Dari situlah ia tak henti-hentinya mengonsumsi. Hingga tahun 2010, ia mulai bereksperimen mencampurkannya dengan tanaman hutan, bajakah.
Banyak ditemukan di Kalimantan, kayu bajakah memang memiliki banyak manfaat kesehatan. Beberapa manfaat kayu bajakah ini antara lain adalah mencegah diabetes bahkan dipercaya bisa mencegah kanker. Urai menggunakan campuran ini untuk pengobatan hingga akhirnya ia sembuh.
ADVERTISEMENT
Tidak berhenti hingga di situ, pada tahun 2018 ia juga bergabung dengan Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kaltim. Dari situlah, ia menemukan rekan-rekannya yang mengajaknya mengikuti kegiatan demi memperbanyak relasi.
Bertemu banyak orang dan mendapatkan ilmu baru, ia mencoba peruntungan untuk menyulap racikannya itu menjadi serbuk. Pada tahun 2019-2020, ia berhasil menciptakan ramuannya itu dalam bentuk serbuk yang lebih tahan dan awet.
Produk minuman jahe bajakah. Foto: dokumentasi pribadi
Di tahun 2020, setelah ia menemukan cara terbaik dalam pengolahan produk minuman tersebut, ia perlahan-lahan mulai merangkak untuk menjual dan memasarkan dagangannya itu. Bermodal Rp100.000, satu demi satu produk terjual hingga akhirnya penjualannya meningkat dan produknya mulai dikenal khalayak.
Hingga tiba saatnya, urai berpikiran untuk menerbitkan izin atas produk minumannya itu agar memiliki legalitas. Tanpa bantuan siapapun, ia datang seorang diri ke Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim untuk mengajukan izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dan akhirnya izin pun diterbitkan.
ADVERTISEMENT
Produksi tak lagi hanya sebatas coba-coba, perempuan berhijab itu memproduksi minuman tersebut sebanyak 5 kilo untuk sekali pengolahan. Bahkan, ia mengaku pernah memproduksi hingga 50 kilo dalam sekali pengolahan. Uniknya, meski pekerjaannya terkesan berat, ia lakukan itu dengan tulus hati seorang diri tanpa bantuan siapapun.
Di akhir tahun 2020, ia mula putar otak agar usahanya dapat berkembang. Uluran bantuan datang dari komunitas, Ketua PPDI Kaltim, Ani Juwariyah, mencoba mengemasnya dalam bentuk saset. Hal itu juga akunya agar teman-teman disabilitas yang lain mendapatkan peruntungan, dengan mengemasnya dirumah kemudian menjualnya. Kini, kemasan saset itu khusus produksi dari anggota PPDI Kaltim dan serbuk jahe bajakah itu dipasok dari rumah Urai.
Dengan ambisinya yang kuat itu, Urai bahkan mampu membuat 20 orang teman-temannya di PPDI Kaltim menjual produknya itu. “Saya memberikan kesempatan untuk teman-teman disabilitas. Saya tidak ingin mereka putus mencari penghasilan tambahan buat mereka.”
ADVERTISEMENT
Lirikan dari pemerintah juga kerap berdatangan, Urai mengaku kerap dipermudah mengurus perizinan dan penerbitan surat-surat lainnya terhadap produk minumannya itu.
Tak disangka, kini produknya yang memiliki izin usaha dan sertifikat halal itu tak hanya diproduksi untuk tokoh oleh-oleh atau perusahaan saja, bahkan serbuk jahe bajakah itu pernah dibeli oleh orang-orang dari mancanegara.
Alhamdulillah ada pernah ke Australia sekali, ke Jerman sekali,” tutur Urai dengan nada bangga.
Terkait testimoni, ia mengaku banyak mendapat komentar positif, bahkan ada yang menyampaikan ke telinganya dari salah satu langganannya itu mendapatkan efek positif setelah meminum racikannya.
“Pernah dari lampung, palembang dan Jakarta. Mereka punya benjolan (mirip tumor) nanti mereka dalam 2-3 bulan operasi dan enggak tumbuh lagi setelah minum ini. Mereka rutin beli dan minum. Khasiatnya memang banyak, namun karena izinnya kategorinya minuman, jadi tidak boleh menampilkan khasiat, bukan jamu jadi tidak bisa disebutkan khasiatnya di kemasan,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya pujian manis, Urai juga kerap mendapat pandangan negatif dari produknya itu lantaran diproduksi oleh disabilitas. Namun, ia berharap jangan sampai ada stigma yang menyangkut pautkan produknya dengan hal lain.
“Kadang mendengar ini enggak enak rasanya. Cuma dalam hati saya, saya cuma satu niat untuk membantu teman-teman disabilitas agar tidak berpikir untuk menjadi karyawan, tetapi berpikir bagaimana bisa menjadi bos,” tegasnya.
Demi melanjutkan usahanya lebih maju, Urai mengaku telah mempersiapkan beberapa produk baru, diantaranya adalah teh bajakah. Produk baru itu diungkapnya bagus untuk kesehatan terutama pada kulit.
Kedepannya, Urai juga berharap instansi pemerintahan bisa membantu menyediakan wadah kegiatan produksinya dalam bentuk apapun.
“Saya berharap para dinas mau membantu, walaupun tidak dalam bentuk alat, (setidaknya) mereka melirik dan membantu menjual. Membantu memperkenalkan lebih luas produk ini. Ini loh produk atau karya dari teman-teman disabilitas. Jangan hanya dilihat,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT