Kata-Kata Sudirman Said Terbukti Benar

Konten dari Pengguna
11 Desember 2017 13:11 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muammar Khadafi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kata-Kata Sudirman Said Terbukti Benar
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Beberapa bulan terakhir, panggung politik dan hukum di Republik ini ramai dengan pemberitaan seputar kasus korupsi KTP elektonik yang menyeret nama Ketua Umum Partai Golkar dan sekaligus Ketua DPR, Setya Novanto. Berbagai siasat diupayakan Setya Novanto untuk menghindari jeratan hukum namun siasat itu terlalu kentara di mata publik, sehingga membuatnya menjadi olok-olokan bersama.
ADVERTISEMENT
Perjalanan siasat Setya Novanto memang belum berakhir, mengingat sampai detik ini ia masih mengajukan pra-peradilan untuk yang kedua kalinya dan dirinya belum disidang dalam pengadilan tindak pidana korupsi. Artinya, publik masih perlu memantau dan mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi untuk mendudukkan Setya Novanto di bawah hukum.
Kasus hukum yang menjerat Setya Novanto hari ini setelah dianggap terlalu licin dari semua tuntutan merupakan bukti atas keberanian Sudirman Said yang melaporkan pada akhir 2015 Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan atas dugaan pelanggaran etik mencaplok nama Presiden Joko Widodo dalam kongkalikong bersama direktur utama PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.
Lumrah diketahui bahwa saat itu, bukannya Setya Novanto yang diproses secara etik dan hukum atas pelanggaran kode etik dan hukum dalam kasus tersebut, melainkan Sudirman Said yang harus terbuang dari kabinet kerja Joko Widodo. Ini seolah-olah menjadi pesan saat itu bahwa Setya Novanto sangat licin untuk dijerat oleh kasus hukum.
ADVERTISEMENT
Namun, setelah Komisi Pemberantasan Korupsi menciduk keterlibatan Setya Novanto dalam korupsi KTP elektronik, semua orang mulai menyadari bahwa semua kata-kata yang disampaikan Sudirman Said dalam laporannya kepada MKD semuanya benar.
Karena itu, publik seharusnya memberi apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Sudirman Said yang telah berani mempertaruhkan jabatan dan dirinya untuk membersihkan Republik Indonesia ini dari perilaku-perilaku korupsi para petinggi negara. Barangkali, hanya Sudirman Said yang berani melakukan hal ini, sebab tidak banyak orang yang berani meresikokan jabatan dan dirinya untuk mengungkapkan kebenaran.
Sudirman Said perlu menjadi contoh bagi para pemimpin di negeri ini. Bahwa politik tidak boleh selamanya dibiarkan kotor, jabatan harus diisi oleh orang-orang bersih dengan prinsip meritokrasi, dan kebenaran harus diperjuangkan dengan segala resikonya. Ini lah tugas kita untuk berbakti pada Republik Indonesia tecinta ini.
ADVERTISEMENT