Sekelumit Kisah Keberanian Presiden Jokowi di Tengah Tekanan dan Desakan Para Musuh Rakyat

Konten dari Pengguna
3 Juni 2018 0:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mudik Bareng tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sekelumit Kisah Keberanian Presiden Jokowi di Tengah Tekanan dan Desakan Para Musuh Rakyat
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Meski kerap dinilai 'lemah dan tidak kompeten' oleh para oposisi, Presiden Joko Widodo ternyata memiliki sisi keberanian yang luar biasa. Dengan keyakinannya untuk berpihak kepada rakyat, dia tak takut sama sekali dengan ancaman ataupun tekanan dari para elit maupun mafia yang menjadi bekingnya.
ADVERTISEMENT
Jokowi mengaku bahwa saat dia memulai pemerintahannya, dia melihat perusahan negara, Petral, anak perusahaan Pertamina, sarat dengan para mafia. Ratusan triliun negara setiap tahun, mengalami kerugian akibat permainan mafia di Petral.
Ketika dia mengeluarkan perintah untuk membubarkan Petral, dia ditakut-takuti oleh banyak pihak. Katanya, jika Petral di bubarkan, negara bisa runtuh. Diapun bisa jatuh.
Menteri dan tim yang diperintahkan untuk membubarkan Petral, tiga kali bertanya kepadanya. “Apakah Bapak Presiden telah matang-matang untuk membubarkan Petral? Apakah Bapak Presiden sudah sadar betul dampak, resiko dan konsekuensi jika membubarkan Petral?”
Bayangkan menterinya sendiri terpapar ketakutan dan ikut-ikutan menakuti Jokowi. Apa Jawaban Jokowi? “Bubarkan Petral!” Perintah Jokowi tegas. Akhirnya Petral dengan tegas dibubarkan.
ADVERTISEMENT
Lalu apa yang terjadi ketika Petral sudah dibubarkan? Sampai kini, tidak terjadi apa-apa. Ternyata pemerintah sebelumnya tidak berani membubarkan Petral karena takut.
Kemudian, Presiden Jokowi mengaku ketika memulai pemerintahannya, dia melihat pencurian ikan di laut Indonesia terjadi secara masif. Ratusan juta ton ikan di laut Indonesia dicuri oleh negara lain.
Lalu dia memberi perintah kepada Menteri Susi untuk menenggelamkan kapal-kapal asing itu. Namun, Jokowi mengaku bahwa Menteri Susi sendiri datang tiga kali bertanya kepadanya mengenai keyakinannya akan menenggelamkan kapal-kapal tersebut, termasuk reaksi dari para 'orang besar' yang turut bermain di dalamnya.
Lalu apa reaksi Jokowi? “Tenggelamkan kapal-kapal asing pencuri ikan!” Perintah Jokowi tegas. Sejak dimulainya penenggelaman kapal-kapal asing, sudah lebih seribu kapal ditenggelamkan. Sampai kini tak terjadi apa-apa, termasuk serangan dari ‘orang-orang besar’ itu.
ADVERTISEMENT
Kini ikan-ikan di laut Indonesia dinikmati oleh orang Indonesia sendiri. Sekarang ekspor ikan Indonesia terus meningkat. Ternyata pemerintah sebelumnya menutup mata atas pencurian ikan karena takut ditakut-takuti.
Kisah keberanian Jokowi juga terlihat dari kebijakannya untuk membuat BBM satu harga di Papua. Ketika Presiden Jokowi mengeluarkan perintah untuk menyamakan harga BBM di Papua yang seliternya Rp. 50.000 bahkan bisa sampai Rp. 100.000,- Harga itu harus sama harganya di Pulau Jawa yang Rp. 6.500 perliter.
Saat itu, para pejabat di kementerian BUMN, khususnya di Pertamina, berulang-kali menakut-nakutinya. “Itu adalah mimpi di siang bolong. Butuh biaya, usaha besar untuk mewujudkan satu harga BBM. Bisa-bisa Pertamina rugi besar dan bangkrut”, kata mereka.
ADVERTISEMENT
Lalu apa respon Jokowi? “Samakan harga BBM di Papua dengan Jawa!” Perintah Jokowi tegas. Jokowi kemudian bolak-balik ke Papua untuk memastikan harga BBM satu harga. Setelah setahun berjuang berdarah-darah, harga BBM di Papua kini sama dengan Jawa.
Berikutnya, saat demo besar 212 di Monas, seluruh menteri termasuk Menkopolhukam, Panglima TNI, Kapolri dan komandan Paspampres tak setuju mendatangi para demonstran di Monas. Lalu Jokowi menghitung.“Berapa menit kita jalan kaki ke sana?” tanya Jokowi. “Tujuh menit”, jawab ajudannya. "Saya harus ke sana. Tetapkan waktunya", kata Jokowi. “Jam 11.50 WIB”, jawab ajudan.
Begitu jam 11.40, situasi di istana masih menegangkan. Semua diam. Tak satupun yang berani mendorong Presiden Jokowi ke Monas. “Jam 11.41, Jokowi bangkit. “Mari kita ke Monas jalan kaki”.
ADVERTISEMENT
Setibanya di Monas, para pengawal hanya mengijinkan Jokowi di bawah panggung untuk mengucapkan sesuatu. Tetapi Jokowi ngotot naik ke atas panggung. Di atas panggung, Jokowi mengucapkan sebuah pidato singkat 2 menit. Setelah pidato, Jokowi segera balik ke istana dengan aman.
Terakhir, Jokowi mengaku bahwa saat dia memulai pemerintahannya, HTI yang tujuannya mendirikan negara khilafah, sudah berakar-berurat di seluruh wilayah Indonesia. Dia heran mengapa organisasi ini yang di banyak negara sudah dilarang, tetapi di Indonesia masih berdiri kokoh?
Berikutnya, kita tahu sikap Presiden Jokowi “Bubarkan HTI lewat Perpu”! Tanpa mendengar suara miring yang menakut-nakutinya, perintah Jokowi tegas. Esoknya HTI dibubarkan.
Sejak HTI dibubarkan, keadaan baik-baik saja. Ternyata pemerintah sebelumnya tidak berani membubarkan ormas ini karena takut ditakut-takuti.
ADVERTISEMENT
Sekelumit kisah di atas menunjukkan sisi keberanian dari Presiden Jokowi. Dia ternyata berbeda dari yang dilihat dari luarnya. Meski dari kalangan sipil, bertubuh kurus dan bukan dari kalangan elit, namun Presiden Jokowi memiliki keyakinan dan keberanian yang luar biasa.
Kita harus bersyukur kepada Tuhan karena telah menganugerahkan Presiden Jokowi kepada bangsa Indonesia ini. Dia adalah pemimpin yang tepat untuk Indonesia saat ini maupun pada Pemilu 2019 nanti. Semua itu karena kinerjanya sangat nyata, tegas, dan berpihak pada rakyat semata.