Amerika dan Lidahnya: Diplomasi Kuliner Indonesia di AS

Mukti Romadona Setianto
Into Tea, Digital Diplomacy and Visual Design.
Konten dari Pengguna
15 Maret 2019 22:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mukti Romadona Setianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Warga Washington, DC sedang mencoba menu tempe di Festival Kuliner DC Veg Fest. Foto: KBRI Washington, DC
zoom-in-whitePerbesar
Warga Washington, DC sedang mencoba menu tempe di Festival Kuliner DC Veg Fest. Foto: KBRI Washington, DC
ADVERTISEMENT
Indonesia secara aktif menggunakan makanan sebagai salah satu medium diplomasi publik. Berbagai macam pendekatan, dan kegiatan dilakukan oleh perwakilan Republik Indonesia di Amerika Serikat (AS) dalam diplomasi kuliner.
ADVERTISEMENT
Berbagai upaya kreatif diplomasi kuliner Indonesia dilakukan mulai dari jamuan diplomatik level pejabat tinggi AS, hingga mengenalkan tempe ke level anak Sekolah Dasar di AS.
Makanan memiliki tempat khusus dalam diplomasi sosial budaya, bahkan Perdana Menteri Inggris Lord Palmerston menyebut makanan sebagai jiwa dari diplomasi. Diplomasi sosial budaya tidak dilakukan melalui alotnya negosiasi di meja sidang, melainkan melalui penetrasi berbagai elemen kekuatan sosial budaya yang akan membuat hati dan pikiran bangsa lain kepincut.
Sebuah penelitian berjudul “The Role of Food in Diplomacy” (Luša, 2017) menyampaikan bahwa makanan sebagai elemen krusial dari keberadaan manusia, memiliki peran penting dalam hubungan antar negara dan juga praktek diplomasi.
ADVERTISEMENT
Makanan dari dulu telah digunakan sebagai sarana untuk memproyeksikan pengaruh, mengkomunikasikan budaya, identitas, dan pesan kuat yang menunjukkan pertemanan dan keakraban. Kuliner merupakan alat yang ampuh untuk terhubung dengan budaya asing.
Amerika dan Lidahnya
Tantangan utama diplomasi kuliner Indonesia di AS selain regulasi ketat terkait bisnis makanan adalah uniknya “lidah” masyarakat AS. Sebuah survey dari CNN Travel “American Food: the 50 Greatest Dishes” menempatkan hidangan Thanksgiving sebagai makanan nomor wahid favorit warga Amerika Serikat (AS). Hidangan saat “Lebaran”-nya warga AS ini sebenarnya hanya kalkun panggang dan pelengkapnya. Namun, anehnya menjadi hidangan paling menyenangkan bagi warga AS.
Memang makan itu bukan semata-mata jawaban atas perut lapar saja. Makan adalah pengalaman spiritual dengan elemen-elemen tertentu dengan tujuan tidak hanya membuat perut kenyang, namun juga “memberi makan” indera manusia yang lainnya, diantaranya pengalaman visual, indra penciuman, dan kehangatan orang yang makan bersama kita.
ADVERTISEMENT
Survey tersebut lebih lanjut menunjukan kecenderungan makan orang AS yang suka makanan yang cepat saji dan kompak seperti cheese burger, hotdog, steak, namun juga tidak takut untuk mencoba makanan dari budaya lain seperti nachos, sushi, dan lain sebagainya. Disini masih banyak celah bagi beragam kuliner Indonesia untuk menjadi salah satu makanan favorit warga AS, selain rendang yang memang telah menjadi makanan terlezat di dunia (CNN, 2017).
Diplomasi Kuliner Indonesia di Amerika Serikat
Diplomasi kuliner Indonesia di Amerika Serikat tidak hanya dilakukan oleh diplomat, namun juga oleh diaspora Indonesia yang memiliki usaha makanan Indonesia, seperti para pemilik usaha food truck makanan Indonesia di Washington, DC. Diplomasi kuliner Indonesia dilakukan melalui semua lini dengan berbagai pendekatan guna memenangkan lidah dan hati warga AS.
ADVERTISEMENT
Dapur Duta Besar
Kediaman Duta Besar RI di Washington DC bukan hanya menjadi tempat berkumpul Warga Negara Indonesia dalam berbagai acara kemasyarakatan, namun juga menjadi tempat istimewa untuk menjamu banyak pejabat tinggi AS.
Dapur di Wisma Dubes menjadi semacam Command Center bagi diplomasi kuliner Indonesia di AS, mulai dari tempat Dubes menempa Chef dengan standar sajian tinggi, hingga tempat merumuskan berbagai menu yang pas untuk dikenalkan kepada para Pejabat AS.
Tak terhitung decak kagum Pejabat AS yang terkesima oleh tampilan plating sajian nusantara yang cantik, belum lagi rasa otentik Indonesia yang kaya dan penuh kejutan.
Embassy Adoption Program
Embassy Adoption Program. Anak Kelas 5 SD di AS sedang mencoba makanan Indonesia. Foto: KBRI Washington, DC
Setiap awal tahun, KBRI Washington DC “mengadopsi” anak-anak kelas lima dari sekolah dasar di sekitar wilayah Washington, DC. Selama kurang lebih 8 bulan, Para Diplomat Indonesia berkesempatan mengenalkan berbagai hal mengenai Indonesia, termasuk tentang makanan Indonesia yang sehat dan lezat, diantaranya Tempe. Ternyata, anak-anak SD di AS suka makan tempe yang penuh gizi. Bahkan di AS ada gerakan Indonesia Tempe Movement yang mempromosikan makanan penuh protein ini.
ADVERTISEMENT
Embassy Chef Challenge & Around The World Embassy Tour
Indonesia tidak pernah absen ikut serta dalam kegiatan ini. Berbagai rangkaian kegiatan seru menjadi ajang Indonesia untuk memamerkan berbagai potensi budaya dan pariwisata. Salah satu acara yang paling seru adalah pertandingan masak antara para Koki dari masing-masing Kedutaan Asing di AS. Penampilan Chef Indonesia selalu memukau, dengan rasa lezat dan tampilan sajian yang menawan.
Antrian panjang selalu terjadi saat Indonesia menyajikan sate atau rendang. Meski sedikit pedas, lidah orang AS ternyata suka sekali kedua makanan ini. Banyak kegiatan kuliner lain yang selalu diikuti Indonesia, antara lain Winternational, DC Veg Fest, DC Barbeque Battle, dan lain-lain.
Berbagai Jamuan Diplomatik
Resepsi Diplomatik pada HUT RI adalah etalase terpenting dari diplomasi publik perwakilan RI di luar negeri, karena dalam acara ini, banyak pejabat tinggi negara, orang-orang penting, dan kalangan diplomatik yang hadir. Identitas dan kredibilitas Indonesia menjadi taruhannya. Berbagai sajian kuliner Indonesia disajikan dengan cara kreatif dan standar kualitas tinggi. Salah satu cara unik yang pernah dilakukan adalah dengan membuat Resepsi Diplomatik Indonesia dengan rasa “pasar malam” di Indonesia. Makanan disajikan unik ala kaki lima, lengkap dengan gerobak jualan dan abang-abang penjualnya.
ADVERTISEMENT
Momen Buka Puasa dan Lebaran
Momen Buka Puasa Ramadhan juga tidak luput menjadi ajang promosi kuliner Indonesia. Selain menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia dengan demokrasi dan pertumbuhan ekonomi tinggi, Indonesia juga kaya akan budaya dan makanan lezat saat Ramadhan. KBRI Washington, DC, biasanya akan mengundang kalangan diplomatik untuk menikmati suasana lebaran sekaligus mencicipi lezatnya sajian lebaran.
Foreign Service Officer Cooking
Diplomat AS yang akan ditempatkan di Indonesia sedang menyajikan Gado-Gado hasil karyanya. Foto: KBRI Washington, DC.
Sebagai bagian dari pendidikan para diplomat AS yang akan ditempatkan di Indonesia, mereka diberikan kesempatan untuk mengenal kuliner Indonesia, bahkan diwajibkan untuk praktek langsung memasak makanan Indonesia seperti gado-gado, nasi goreng, opor ayam, es campur, hingga membuat lemper.
Penguatan Restoran Indonesia di AS
ADVERTISEMENT
Diplomasi Kuliner Indonesia saat ini masih banyak tantangan, dibandingkan dengan Thailand dan Jepang yang memiliki banyak restoran di AS, Indonesia masih sangat tertinggal. Saat ini sudah dilakukan berbagai upaya untuk memastikan ketersediaan makanan otentik Indonesia tersedia di seluruh dunia. Memang masih jauh dari rapinya operasi Diplomasi Kuliner Thailand “The Kitchen of The World”, Indonesia mulai memiliki menu unggulan yang diharapakan dapat menjadi menu unggulan yaitu Soto.
Badan Ekonomi Kreatif mengusung kampanye “Unity in Diversoto” yang mengenalkan tidak hanya segarnya Soto Indonesia, namun juga kaya ragam Indonesia. Menu ini diharapkan dapat menantang Tom Yam Goong milik thailand, atau Pho dari Vietnam, dan makanan populer dunia lainnya. Ke depan, selain rasa dan sajian yang menarik, hal yang paling penting adalah ketersediaan makanan Indonesia otentik di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT