Banjir Melanda Keluarga Elite, Apa yang Mereka Lakukan?

Muhamad Husni Tamami
Manusia yang suka berkelana.
Konten dari Pengguna
16 November 2022 10:35 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Husni Tamami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi "banjir" oleh Indra Fauzi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi "banjir" oleh Indra Fauzi/kumparan
ADVERTISEMENT
Berbagai kalangan, mulai dari penggiat lingkungan hingga pakar, menyebutkan bahwa banjir bukan hanya karena curah hujan, tetapi dampak kerusakan lingkungan akibat ulah manusia misalnya daerah aliran sungai yang telah berubah fungsi untuk berbagai keperluan dan menjadi krisis karena banyaknya sampah.
ADVERTISEMENT
Banjir dan bencana alam tidak mengenal status sosial si kaya dan si miskin. Walaupun masyarakat dengan ekonomi tinggi memiliki bangunan rumah yang tinggi untuk antisipasi adanya banjir, tetapi hal itu tidak menutup kemungkinan bagi mereka mendapat imbas dari terjangan arus banjir. Tindakan korektif yang serius harus diambil untuk mencegah bencana terulang kembali.
Nah maka dari itu, analisis terhadap proses mitigasi dan pengelolaan banjir serta pengambilan keputusan rumah tangga sosial ekonomi tinggi diperlukan untuk mengetahui sejauh mana rumah tangga sosial ekonomi tinggi memanfaatkan kondisi sosial dan ekonominya untuk meningkatkan kesiapsiagaan mereka terhadap potensi terjadinya banjir dan menanggulangi dampak akibat terjadinya banjir tersebut.
Sebagian besar orang pasti beranggapan bahwa keluarga kaya pasti tinggal di lingkungan yang bersih, nyaman, dan tidak pernah bermasalah dengan banjir. Namun, kenyataannya masih banyak loh keluarga kaya yang mengalami kebanjiran. Apa sih penyebab mereka masih mengalami kebanjiran?
ADVERTISEMENT
Pertama, lokasi strategis untuk mendukung produktivitas. Yap. Sebagian besar prioritas keluarga kaya dalam menjawab alasan tetap tinggal di lokasi yang rawan banjir adalah karena kemudahan akses ke berbagai tempat terutama ke tempat kerja atau bisnis mereka untuk mendukung produktivitas. Mereka menyadari bahwa lokasi yang dipilih sebagai tempat tinggal mereka cukup baik dalam akses ke berbagai tempat tetapi bermasalah pada saat cuaca hujan yang membuat lokasi tempat tinggalnya rawan banjir.
Keluarga kaya cenderung bersedia untuk memiliki beberapa tempat tinggal pada beberapa lokasi yang berbeda menyesuaikan kebutuhan dan kondisi mereka. Sehingga, ketika tempat tinggal mereka yang strategis sedang terkendala masalah banjir, mereka akan menempati tempat tinggal mereka di lokasi yang berbeda yang mungkin sedikit jauh dari lokasi bisnis atau tidak begitu strategis.
ADVERTISEMENT
Kedua, kedekatan dengan rekan kerja atau bisnis. Seperti yang telah disinggung pada poin pertama, prioritas pekerjaan dan aktivitas bisnis pada keluarga kaya cenderung tinggi. Keluarga kaya memilih tetap tinggal di lokasi rumah mereka yang rawan banjir dengan alasan kemudahan interaksi dengan rekan kerja atau bisnisnya. Kegiatan bisnis yang memerlukan keluarga kaya bertemu dengan rekan bisnisnya secara berkala dan cenderung sering dilakukan membuat mereka memilih tinggal di lokasi yang dekat dengan rekan bisnisnya sehingga dapat memudahkan setiap kegiatan pengelolaan dan operasional yang dijalankan.
Ketiga, kedekatan dengan kerabat keluarga. Keluarga kaya cenderung memiliki kesibukan yang cukup tinggi dalam aktivitas pekerjaan dan bisnisnya. Sehingga tak jarang hal ini mengurangi intensitas kebersamaan dengan kerabat keluarga. Hal ini membuat keluarga kaya memilih memiliki tempat tinggal yang dekat dengan kerabat keluarga walaupun dengan kekurangan masalah rawan banjir.
ADVERTISEMENT
Nah, beberapa hal tersebut adalah penyebab keluarga kaya mempertahankan untuk tetap tinggal di lokasi yang rawan banjir. Lalu, bagaimana cara keluarga kaya menangani permasalahan banjir untuk mendapatkan tempat tinggal yang nyaman sesuai keinginan mereka?
1. Keluarga kaya cenderung punya bangunan bertingkat, gunanya untuk menyimpan barang-barang berharga agar terhindar dari kerusakan karena banjir.
2. Keluarga kaya juga ikut kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar rumah, terutama saluran air agar tidak tersumbat sampah.
3. Masing-masing anggota keluarga kaya pastinya memiliki kesadaran akan kewajiban masing-masing agar terhindar dari banjir, jadi kerja sama antar keluarga untuk memitigasi banjir juga cukup erat.
Lalu, bagaimana cara keluarga kaya mengatasi ketidaknyamanan mereka setelah terjadi banjir?
1. Keluarga kaya mengevaluasi aksi yang telah mereka lakukan sebagai mitigasi, jika dirasa ada yang kurang efisien maka keluarga kaya akan beralih ke alternatif berikutnya.
ADVERTISEMENT
2. Anggota keluarga kaya mengestimasi sumberdaya yang ada untuk menanggulangi banjir, jika masih bisa dilakukan sendiri maka akan mereka lakukan secara mandiri. Namun, jika dirasa cukup berat maka keluarga kaya tidak segan untuk merogoh kocek yang lumayan untuk menanggulangi masalah akibat banjir dengan bantuan orang lain.
Lalu, bagaimana jika banjir terus menerus terjadi? Hmm, ada loh keluarga kaya yang bahkan memutuskan untuk pindah hunian demi menghindari ketidaknyamanan dan kerugian akibat banjir. Intinya, semua kembali kepada tujuan dalam keluarga masing-masing dan pastinya dengan beberapa pertimbangan sebagai jalan pengambilan keputusan akhir.
Jadi apa yang harus dilakukan? Khususnya untuk keluarga kaya, bisa nih lebih teliti lagi dalam memilih lokasi tempat tinggal. Pilihlah lokasi tempat tinggal yang strategis, dan tentunya bebas dari banjir donk. Tak hanya itu, partisipasi keluarga kaya terkait biaya perawatan lingkungan guna mencegah banjir juga sangat dibutuhkan lho.. Seperti yang kita tahu, orang kaya biasanya rela merogoh kocek yang besar untuk biaya perawatan lingkungan tempat tinggalnya.
ADVERTISEMENT
Masyarakat luas juga harus selalu stand by jika banjir melanda. Pengambilan keputusan sudah harus direncanakan sebelumnya, sehingga dapat dengan cepat mengeksekusi tindakannya. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan manajemen lingkungan rumah yang tepat, khususnya terkait mitigasi ataupun penanggulangan banjir. Bukan hanya itu saja, pemerintah juga harus terus menggalakkan sosialisasi mengenai banjir dengan tepat dan menarik. Seperti perihal upaya pencegahan, penanggulangan, tips and trick sederhana, dan berbagai informasi terkait bencana banjir lainnya. Eitss,,,,, jangan lupa. Pemerintah juga dapat membuat regulasi dan mewadahi aspirasi masyarakat tentang banjir, sehingga pendapat/ide bisa tertuangkan.
Ariendra Dewa Rizq Pratama, Dwyana Astuty, Iin Solekhah, Olce Veronica, Wanda Azzahra Putri
Yulina Eva Riani, SP., M.Ed., PhD dan Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, MSi. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA IPB
ADVERTISEMENT