Ahok, Jokowi dan @kurawa

16 Januari 2017 20:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tersenyum di panggung Rumah Lembang. (Foto: Fanny Kusumawardhani)
Dua telepon seluler digenggam Rudi Valinka, pemilik akun @kurawa, saat mengisi diskusi buku berjudul 'A Man Called #Ahok' yang ditulisnya untuk Ahok. Begitu juga saat dia mengikuti Ahok blusukan di Pondok Bambu, Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
Pembawaannya yang tenang dan mudah menerima setiap orang, membuat orang yakin Rudi sebagai pemilik akun Twitter @kurawa yang punya 178 ribu followers.
"Enggak (selalu harus riset), mendadak aja. Lagi ngapain, saya paling seneng pagi (main twitter). Saya berusaha sendiri pagi sebelum kerja ngetwit. Nggak ada yang (harus) konsisten apa, makanya ada beberapa kali kata-kata yang typo dikit-dikit. Karena ini aja sambil jalan aja, iseng," cerita Rudi kepada kumparan sambil ikut blusukan Ahok, Senin (16/1).
Pemillik akun @kurawa (Foto: Johannes Hutabarat)
Rudi mengaku hanya untuk beberapa kultwit saja dia perlu riset, atau dalam bahasanya disebut tabayyun mencari tahu kebenaran. Misal untuk mengungkap fakta atas suatu masalah, atau seperti yang baru dilakukannya untuk menulis 'A Man Called #Ahok'.
ADVERTISEMENT
"Orang-orang suka sama twit saya itu adalah karena banyak kejadian-kejadian yang saya bisa prediksi. Saya hitung karena pengalaman di auditor. Kayak pembunuhan-pembunuhan dulu juga sering saya bahas, makanya orang pada seneng," ujarnya.
Kultwit @kurawa sejak lama selalu menuai pro kontra. Materi-materi yang pernah diungkap oleh Rudi lewat akun Twitternya sangat mudah ditemukan di lini masa atau mesin pencari Google dalam bentuk chirpstory.
"Jadi 13 tahun saya ketemu orang-orang yang nggak bener, makanya namanya akunnya kurawa. Jadi orang kalau mau lihat orang jahat itu ya harus berpikiran seperti orang jahat juga, agar bisa kebaca jahatnya itu," bebernya.
ADVERTISEMENT
Akun @kurawa pada mulanya anonim, orang tak pernah tahu siapa di balik akun yang membongkar banyak kasus itu. Namun pada tahun sekitar 2015, Rudi menunjukkan diri dengan menuliskan nama Rudi Valinka #HOKI dengan foto pribadinya.
Lalu dari pekerjaannya sebagai auditor internal di beberapa perusahaan besar selama 13 tahun, membawa Rudi berkenalan dengan Jokowi dan Ahok pada saat Pilgub tahun 2012.
"Dua karakter yang berbeda. Pak Jokowi lebih ke egaliter ke bawah, Pak Ahok memang dia benar-benar mikirin kesejahteraan, terukur. Dia ngerti. Jadi dua-duanya oke. Tapi saya lihat secara sepsifik karena saya tinggal di Jakarta," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Mulailah pada tahun 2012 itu akun @kurawa mewarnai percakapan lini masa Twitter, dengan menyuarakan dukungan untuk Jokowi-Ahok. Saat Pilgub 2012 itulah disebut banyak orang sebagai 'perang media sosial', yang memunculkan istilah buzzer, trolling, dan lainnya.
"Saya aktif di media sosial. Setelah (Jokowi-Ahok) terpilih, saya balik bekerja," kata Rudi.
Tapi tak sampai situ, @kurawa menjadi salah satu yang berpengaruh menyuarakan Jokowi agar maju di Pilpres 2014 hingga benar-benar terpilih.
Peran Rudi Valinka dan para 'aktivis' media sosial lain rupanya diperhatikan oleh Jokowi meski sudah menjadi Presiden. Tanggal 2 Februari 2016, Rudi dan para aktivis medsos seperti Addie MS, Ulin Yusron, Ridlwan, dan lainnya itu diundang makan siang sambil meminta masukan.
ADVERTISEMENT
Rudi saat itu mengaku diundang Presiden Jokowi melalui direct message di Twitter oleh orang yang mengaku pihak Istana. Dia lalu datang dengan pegiat media sosial lain. Saat itu, agenda pertemuannya bersifat internal alias tidak ada di agenda resmi Presiden yang diperoleh wartawan.
Inti pertemuan satu jam itu adalah Jokowi meminta masukan dari para pegiat medsos soal situasi terkini. Jokowi sepenuhnya sadar, suara-suara di media sosial kadang punya pengaruh lebih besar.
Bukan Buzzer
Kegaduhan di Pilgub DKI Jakarta 2017 membuat @kurawa makin diperhatikan netizen, terutama mereka yang pro Ahok. Namun sikap Rudi yang membela Ahok, menurutnya murni atas kesadaran bahwa Ahok sudah bekerja sempurna di Jakarta. Selain ada sejarah antara @kurawa, Ahok dan Jokowi, di Pilgub sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Kurawa Alias Rudy Valinka. (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
"Gua harus berani muncul, karena kan (sebenarnya) ada keterbatasan juga. Aku kan berbisnis atau apa, nggak enak dilihat sama orang. Untuk kali ini terpaksa demi masa depan," kata Rudi.
Namun Rudi membantah sebagai buzzer atau akun yang dibayar untuk membela Ahok memenangkan Pilgub DKI di media sosial.
"Orang nuduhnya buzzer. Tapi apa sih, kalau orang kayak saya kan udah levelnya key opinion leader, bukan buzzer," tegas Rudi.
"Jadi kalau udah beri opini, orang perhatiin. Itu memang ada dampaknya, udah pasti ada yang suka dan engga. Yang nggak suka itu fitnahnya macam-macam, ngomong buzzer macam-macam," imbuh Rudi.
Dia bercerita memang sudah berkali-kali diminta menjadi buzzer, namun dia menolak. Terbukti, sejak Pilgub 2012, Pilpres 2014 hingga Pilgub 2017, Rudi mendukung orang yang sama: Jokowi dan Ahok
ADVERTISEMENT
Begitu juga Rudi menolak disebut punya afiliasi dengan tim media sosial Ahok, Jasmev. "Saya nggak terafiliasi apapun, saya hanya personel. Saya nggak pernah masuk relawan," tegasnya.
Lalu apakah dibayar untuk membela Ahok atau Jokowi?
"Ya nggak ada," jawabnya.
"Yang saya aneh dari 2012, 2014, 2017 ini karena saya orang bilang saya baik, rezeki saya ada saja, tapi bukan dari sini (ngetwit). Kalau udah sekali jadi buzzer dibayar, nggak ada bernalar percaya tulisan kita," tegasnya.
ADVERTISEMENT