Amien Rais: Saya Alami Dahsyatnya PKI sampai Berlatih Pegang Bazoka

21 September 2017 22:40 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Amien Rais saat memberikan keterangan  (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Amien Rais saat memberikan keterangan (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pendiri PAN yang juga tokoh reformasi, Amien Rais, turut hadir dalam nonton bareng film G30S/PKI yang digelar DPP PAN di Hotel Mercure, Ancol. Amien bercerita soal pengalaman masa lalunya menghadapi PKI.
ADVERTISEMENT
"Jadi tahun 1965 umur saya sudah 21 tahun, saya mengalami dahsyatnya kekejaman orang-orang PKI itu. Bahkan saya dengan Muhammadiyah dilatih oleh teman-teman Angkatan Darat untuk memegang bazoka. Bagaimana nembak dan lain-lain," ucap Amien di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Kamis (21/9).
"Walaupun saya hanya ikut dua minggu, tetapi jelas waktu itu memang betul-betul seperti bukan orang Indonesia," imbuh mantan Ketum Muhammadiyah itu.
Partai Komunis Indonesia (PKI) (Foto: Wikipedia)
zoom-in-whitePerbesar
Partai Komunis Indonesia (PKI) (Foto: Wikipedia)
Atas pengalaman masa lalu itu, Amien geram jika ada yang bicara seolah PKI akan bangkit, atau ada yang ingin membangkitkan. Padahal zaman sudah sedemikian merdeka dan demokrasi, jauh dari tekanan seperti tahun 1965 itu.
"Sekarang ini makan jadi menteri pun bisa, sekarang ini bahkan lebih dari itu pun sekarang sudah bisa. Sudahlah, sudah selesai," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Karena itu, Amien menyarankan kepada Presiden Jokowi untuk memastikan tidak ada isu PKI akan muncul lagi. Mereka yang pernah mengalami masa kelam kekejaman PKI, masih belum hilang dari ingatan.
"Kemarin saja sudah hampir bentrok antara profesi dan umat Islam. Jadi menurut saya sudahlah, ini dinginkan dulu. Yang penting sekarang tidak ada diskriminasi cucu PKI, anak PKI. Sudah boleh ke mana-mana," tuturnya.
"Tidak ada lagi mau sekolah ke mana pun, mau ngapain pun, mau masuk militer polisi, tidak ada masalah. Ini secara perkembangan yang bagus, enggak usah diungkit-ungkit lagi. Mungkin 20 tahun lagi bisa (dievaluasi)," imbuh pendiri PAN itu.
ADVERTISEMENT