Cerita Sandi Pernah Dipecat Perusahaan, Lalu Punya 50 Ribu Karyawan

16 Mei 2017 18:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Anies-Sandi (Foto: Rosa Panggabean/Antara)
Siapa yang menyangka, setelah jatuh bangun di dunia bisnis dan berhasil membuka lapangan pekerjaan bagi 50.000 orang, Sandiaga Uno akhirnya melabuhkan kariernya di dunia politik dengan masuk ke Partai Gerindra dan menjadi Wagub DKI.
ADVERTISEMENT
Pada acara peluncuran OK OCE Academy di PIK Avenue, Jakarta, Selasa (16/5), Sandiaga membagikan kisahnya sukses berbisnisnya itu sebelum menjadi Wakil Gubernur Terpilih periode 2017-2022.
"Suatu pagi saya mendapatkan secarik kertas, pemberitahuan bahwa saya dipecat. Perusahaan tempat saya bekerja bangkrut saat itu," ujar Sandi memulai paparannya.
Sandi di peluncuran OKE OCE Academy (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
Panik, menjadi hal pertama yang ia pikirkan saat itu. Tidak pernah sedikitpun tersirat dalam benaknya untuk mulai menjadi pengusaha. Ibunya seorang guru, ayahnya seorang pegawai di sebuah perusahaan.
"Jadi enggak kepikiran saya mau buat apa. Namun karena keterpaksaan, saya mulai beranikan diri membuka usaha. Saya ini enterpreneur by accident," ungkapnya sambil tertawa kecil.
Dengan background ekonomi investasi, bisnis pertama yang ia buka adalah konsultasi dan bisnis keuangan. Dengan menggandeng dua orang rekannya, awalnya mereka cukup kesulitan mendapatkan ruang untuk kantor.
ADVERTISEMENT
"Kantor pertama saya dulu 8x10 meter di Kuningan. Wilayah Kuningan dipilih karena waktu itu kantor-kantor besar ada di Kuningan. Jadi biar keliatan keren, padahal kantor kami ada di Kuningan belakang," kisahnya disambut gelak tawa.
Ilustrasi gedung-gedung bertingkat (Foto: Pixabay)
Ruang yang mereka sewa sebagai kantor dulunya merupakan bekas salon kecantikan. Warna karpetnya shocking pink dengan sisi-sisinya kaca ala salon pada umumnya yang membuat calon pengusaha ini pusing memutar otak untuk mempermak ulang isi kantornya.
"Nanti jangan-jangan bukannya konsultasi, malah kliennya minta potong rambut. Kan repot. Akhirnya kami memilih untuk jemput bola. Kami datangi klien kami satu persatu. Ngakunya sih yang muda nyamperin yang lebih tua, biar sopan. Padahal malu kalau ngajak ke kantor," ujar Sandi yang semakin memancing tawa.
ADVERTISEMENT
Sandi di peluncuran OKE OCE Academy (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
Kerja kerasnya berbuah manis. Tahun 2015, saat ia memutuskan masuk ke dunia politik di bawah bendera Gerindra, perusahaan yang ia dirikan semula dari hanya memiliki 3 karyawan, menjadi 50.000 karyawan. Menurutnya, banyak sekali perbedaan yang ia rasakan usai masuk ke dunia politik.
Pengalaman tersebut akhirnya membuatnya berkomitmen untuk mendedikasikan dirinya ke OK OCE. Jika ia adalah pengusaha yang lahir dari 'kecelakaan', ia ingin pengusaha-pengusaha di Jakarta lahir dari sebuah konsep matang, enterpreneur by design.
"Kita fokuskan pelatihannya, bukan pendanaannya. Karena dengan pelatihan dan konsep matang, kelak pengusaha-pengusaha ini bisa lebih tangguh dalam bersaing di dunia usaha," tambahnya.
ADVERTISEMENT
"Saya ingin sharing, kalau sudah jadi enterpreneur dan passionnya di situ, jangan masuk ke politik. Beda sekali. Saya 18 bulan keliling Jakarta belajar banyak hal. Saya lihat, kita ini kurang wirausaha. Kita butuh 200 ribu wirausaha untuk menciptakan lapangan kerja di Jakarta," tambahnya.
Sandi di peluncuran OKE OCE Academy (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
Ia menyebutkan, selama 18 bulan berkampanye, ada 7 perusahaan Thailand yang mengakuisisi perusahaan Indonesia dan 4 perusahaan Filipina yang menanamkan modal.
"Sedangkan kita? Kita masih sibuk menyebarkan isu-isu tidak benar di sosmed dan saling terpecah belah. Mari kita kesampingkan perbedaan, saling merangkul. Karena tanpa bersatu, kita tidak akan bisa menyelesaikan masalah yang ada di Jakarta," tutupnya.
Baca juga:
ADVERTISEMENT