Cerita Sebenarnya soal Kabar Hoax Upaya Penculikan Siswa SD

14 September 2017 19:52 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Penculikan (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Penculikan (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
ADVERTISEMENT
Setelah melalui rekonstruksi, polisi memastikan pengakuan Siswi Kelas IV SD 01 Pagi Tanjung Duren, Jakarta Barat, PT (9 tahun) yang mengaku hampir menjadi korban penculikan pada Senin (11/9), tidak benar. Lalu bagaimana cerita sebenarnya?
ADVERTISEMENT
Wakasat Reskrim Polres Jakarta Barat, Kompol Ivers Manossoh, menjelaskan rekonstruksi itu digelar oleh Reskrim Polres Jakbar, dan tim polsek serta penyidik PPA. Rekonstruksi dilakukan juga dengan melihat CCTV di lokasi kejadian.
"Setelah kejadian hari Senin sekitar 13.30 WIB, anak ini melintas di samping mobil yang diduga penculik. Kami klarifikasi pemilik mobil, ternyata dia salah satu penduduk yang biasa parkir depan sekolah. Yang parkir itu kendaraan yang bersangkutan," ucap Iver di Polres Jakbar, Kamis (14/9).
Suasana sekitar SD 01 Pagi Tanjung Duren (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana sekitar SD 01 Pagi Tanjung Duren (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
Saat mobil itu hendak parkir, tiga anak SD yang salah satunya membuat pengakuan hendak diculik, melintas. Nah, tukang parkir di dekat anak-anak SD itu, lalu meminta agar anak-anak segera menghindar karena pintu mobil akan dibuka.
"Jadi terlihat dalam CCTV tukang parkir ini dia mengarahkan dengan memegang belakang kepala si anak ini agar segera pergi, karena pintu mau dibuka. Dari rekaman CCTV sama sekali tidak ada tindakan penculikan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Entah bagaimana, anak ini membuat pengakuan ke pihak sekolah bahwa peristiwa yang sederhana itu dianggap sebagai upaya penculikan. Pengakuan si anak yang meyakinkan itu viral di media sosial dan membuat orang tua siswa lain resah.
Padahal, dari hasil 20 adegan rekonstruksi dan pantauan CCTV, pengakuan itu tidak benar. Total ada 11 orang yang diperiksa sebagai saksi oleh polisi, yaitu 8 dewasa dan 3 anak-anak.
"Adegan 14-15 kita temukan ketidaksesuaian pengakuan si anak dengan rekaman CCTV," ucapnya.
CCTV terletak di sekolah menghadap ke lokasi yang semula dianggap ada upaya penculikan. Bukan hanya pengakuan upaya penculikan, pengakuan bahwa ada dua siswa lain diduga disekap juga tidak benar.
ADVERTISEMENT
"Tidak terdapat perbuatan menyekap anak, dan percobaan penculikan terhadap PIS. Jadi saya tegaskan sekali lagi, video pengakuan PIS itu tidak benar," kata Iver.
Karena itu polisi meminta agar masyarakat berhenti menyebarkan video pengakuan si anak. Polisi belum tahu motif pengakuan anak-anak yang menyebut ada upaya penculikan. Yang jelas kasus ini tidak akan ditindaklanjuti karena tidak benar.
"Intinya ketiga anak yang melintas di TK mengaku berbohong," tegasnya.