Din Syamsuddin: Pancasila Sejalan dengan Nilai-nilai Islam

25 Juli 2017 16:34 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pancasila (Foto: Antara/Irwansyah Putra)
zoom-in-whitePerbesar
Pancasila (Foto: Antara/Irwansyah Putra)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo bersuara lantang menghadapi pihak-pihak yang ingin mengganti dasar negara Pancasila, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) salah satunya. Sudah berdiri lama di Indonesia, HTI akhirnya diberangus Presiden Jokowi lewat Perppu.
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin, menilai sebetulnya Pancasila tidak bertentangan dengan Islam. Karena itu pemahaman Islam sejati tidak berkeinginan mengganti ideologi negara Pancasila.
"Saya berpendapat nilai dasar Pancasila itu berhimpit dengan Islam. Cuma karena dia (Pancasila) terbuka, maka ada peluang untuk menafsirkan," kata Din Syamsuddin saat menjadi pembicara di Seminar Islam Nasional di MT Haryono, Cawang Jakarta Timur, Selasa (25/7).
"Saya paham baik Pancasila maupun Undang-undang Dasar, Bung Karno dan Bung Hatta berada pada posisi median, posisi tengah. Itu sangat berimpit dengan watak Islam, agama tengahan. Sayangnya kita gagal memahami itu dalam bidang ekonomi dan politik," lanjut Din.
Seminar Nasional Islam dan Demokrasi (Foto: Marcia Audita/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Seminar Nasional Islam dan Demokrasi (Foto: Marcia Audita/kumparan)
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu sepakat tentang konsep demokrasi yang berketuhanan. Namun, kata dia, sebaiknya masyarakat mengamalkan kelima sila, bukan hanya salah satu sila semata.
ADVERTISEMENT
"Saya setuju saja kalau demokrasi berketuhanan, cuma kalau kita hanya mengambil sila pertama tentang ketuhanan saja, itu tidak akan utuh," ujar Din.
Untuk itu, Din menyarankan setiap masyarakat kembali meluruskan hubungan Pancasila dengan agama, khususnya Islam. Hal itu lantaran banyak pihak yang sedang ingin mempertentangkan Islam, Pancasila dan politik.
"Justru saat ini ada yang ingin menjauhkan Islam dari politik dan dari negara. Ini pikiran sesat, apalagi kalau punya pengaruh di kehidupan politik," ujarnya.
Din berharap masyarakat dapat menghormati agama lainnya. Khususnya pemerintah, yang juga tidak menghalangi Identitas Islam dalam menjalankan profesinya.
"Harus ada kejelasan dengan Islam, Pancasila itu Islami. Kalau mau kuat, berilah kebebasan untuk setiap agama. Seperti Polwan yang tidak dihalangi untuk berjilbab, itu akan memperkuat Islam dalam Pancasila," ujar Din.
ADVERTISEMENT
"Itu bukan syariat Islam, justru akan memperkuat negara pancasila, biarkan Islam menjalankan agamanya, dan agama lain juga demikian. Maka itu akan membuat kita menjadi negara Pancasila," tutupnya.