PAN: Presiden Maunya Apa?

24 Juli 2017 12:45 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Presiden saat Sidang Kabinet di Istana Bogor. (Foto: Biro Pers Istana Kepresidenan)
Sikap PAN yang membelot dari pemerintah dalam pengesahan RUU Pemilu, membuat partai koalisi pendukung pemerintah jengkel. Termasuk Presiden Joko Widodo yang menyebut PAN sebelumnya menyatakan mendukung RUU Pemilu.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umun PAN Hanafi Rais, mengatakan akan menghormati segala keputusan dari Presiden Jokowi, soal sikap partainya yang berbeda dengan koalisi pemerintahan Jokowi-JK, termasuk soal kemungkinan menteri PAN di-reshuffle.
"Kalau soal reshuffle kabinet kita hanya menunggu maunya presiden itu seperti apa," kata Hanafi di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin(24/7).
Bagi Hanafi, sejak partainya menyatakan dukungan bergabung dengan pemerintahan, maka sejak saat itu mendukung pemerintahan. Namun, jika pemerintah punya penilaian sendiri, mereka akan menghormatinya. PAN merasa tidak membelot.
"Ketika PAN bergabung juga sebenarnya pro pemerintah. Nah kalau sekarang pemerintah punya penilaian sendiri apakah tetap atau mungkin berubah, tentu kembali 100 persen dari presiden. Kita menghormati," ujarnya.
"Saya pikir kembali lagi kepada Presiden maunya seperti apa tentang PAN di kabinet ini. Kita tidak bisa intervensi dan mendesak," lanjut putera Amien Rais itu.
Jokowi menjamu Zulkifli Hasan di Istana (Foto: Biro Press)
Hanafi ikut menanggapi soal keterangan Jokowi yang mengatakan sehari sebelumnya, Zulkifli Hasan sepakat mendukung keputusan pemerintah soal Presidential Threshold 20 persen dalam UU Pemilu. Hanafi meragukan informasi itu.
ADVERTISEMENT
"Kalau pertemuan presiden langsung saya kira ketum. Tapi kalau katakanlah benar ada kesepakatan tentu ada proses lobi. Meskinya lobinya lancar dan mencapai konsesnsus," terangya.
"Nah ketika sepakat bertemu, tapi ketika hari H ternyata tidak pas, berarti ada something wrong. Apakah komunikasi Presiden dengan pihak lain, apakah mungkin ada ketidak setujuan dengan fraksi lain," paparnya.