Saat Warga Desa Amdui Rayakan Listrik: Begadang dan Makan Bersama

21 Agustus 2017 20:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PLTS di Desa Amdui, Raja Ampat (Foto: Muhammad Iqbal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
PLTS di Desa Amdui, Raja Ampat (Foto: Muhammad Iqbal/kumparan)
ADVERTISEMENT
Malam itu tanggal 27 Juli 2017, seratusan warga Desa Ambui, Kecamatan Betanta Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, berkumpul di sekitar balai pertemuan. Ada sejarah penting bagi warga, untuk pertama kalinya desa mereka akan diterangi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
ADVERTISEMENT
PLTS itu dibangun sekitar 2,5 bulan sebelumnya pada bulan Mei atas bantuan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Tenaga surya yang dihasilkan sebesar 30 kWp untuk 130 KK di 108 rumah, dengan masing-masing rumah dapat 600 watt perhari.
Warga ikut gotong royong membangun PLTS itu termasuk instalasi jaringan, dipimpin para teknisi dari PT Inti sebagai pemegang proyek. Sebanyak 6 warga desa, belakangan didapuk sebagai operator PLTS.
PLTS di Desa Amdui (Foto: Muhammad Iqbal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
PLTS di Desa Amdui (Foto: Muhammad Iqbal/kumparan)
Malam itulah warga berkumpul untuk menyaksikan kemerdekaan baru: Listrik. Saat warga sudah bersiap, listrik dari tenaga surya itu pun akhirnya dinyalakan untuk pertama kali. Cahaya yang muncul di lampu jalan membuat warga girang.
"Jalanan umum lebih dulu dinyalakan, lalu rumah-rumah," ucap operator PLTS, Septinus Korano, bangga menceritakan momen itu, Minggu (20/8).
ADVERTISEMENT
Warga seketika bersorak melihat panel surya itu bekerja dengan baik dan berhasil mengaliri listrik ke lampu jalan, balai desa, gereja dan rumah-rumah warga yang total ada 108 rumah.
"Kami tidak tidur semalaman. Ha..ha.." lanjut Septinus.
Warga merayakan dengan makan bersama sebagai ungkapan syukur, lalu sebagian lain menonton televisi bersama --hal yang tak pernah mereka lakukan sebelumnya saat malam menyelimuti desa--.
"Ada Pak Niko (pengawas PLTS) waktu itu. Kami makan bersama, lalu menonton TV bersama," lanjutnya.
Pertemuan di Balai Desa Amdui (Foto: Muhammad Iqbal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan di Balai Desa Amdui (Foto: Muhammad Iqbal/kumparan)
Sebelum ada PLTS, warga mengandalkan penerangan dari lampu petromak yang mereka sebut pelita. Kemudian tahun 2008 ada bantuan dana PNPM Rp 68 juta untuk membeli genset. Ada dua genset untuk dua wilayah desa, yang belakangan satu genset akhirnya rusak.
ADVERTISEMENT
"Kami beli BBM harus ke Sorong (berjarak sekitar 1,5 jam perjalanan laut). Warga bayar Rp 10 ribu patungan (untuk biaya genset)," ucap warga lain, Demianus.
Jika dihitung, masing-masing rumah harus membayar Rp 50 ribu per bulan untuk genset. Harga yang cukup mahal bagi penduduk desa yang mayoritas bekerja sebagai nelayan dan berkebun itu.
Lalu tahun 2014 muncullah inisiatif dari warga bernama Kilion Manggara (63 tahun), yang sangat berkeinginan ada PLTS di desanya. Dia geram desa sebelah yang masih satu pulau sudah menikmati listrik dari PLTS, sementara desa dia tidak.
Warga Amdui, Kilion Manggara (Foto: Muhammad Iqbal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warga Amdui, Kilion Manggara (Foto: Muhammad Iqbal/kumparan)
Akhirnya, berbekal semangat dan pengetahuan, pensiunan guru SD di Biak itu mengurus seluruh permohonan membangun PLTS ke Kementerian ESDM lewat Dinas Energi di Kabupaten Raja Ampat, saat itu. Tak banyak warga yang tahu soal peran Kilion Manggara ini.
ADVERTISEMENT
Lalu awal tahun 2017 datang perwakilan Kementerian ESDM ke Desa Amdui, dan mulai melihat kebutuhan listrik di desa. Bulan Mei 2017, infrastruktur PLTS didatangkan dan mulailah pembangunan PLTS itu.
Kilion tak hanya berinisiatif menghadirkan PLTS, tapi dia mengorbankan lahannya yang terdapat pohon kelapa dan sagu untuk jadi lokasi PLTS. "Saya rela berikan, demi masyarakat Amdui," kata Kilion.
PLTS di Desa Amdui, Raja Ampat (Foto: Muhammad Iqbal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
PLTS di Desa Amdui, Raja Ampat (Foto: Muhammad Iqbal/kumparan)
Listrik itu akhirnya dinikmati warga. Para operator PLTS kini sedang menghitung biaya yang harus dibebankan kepada warga untuk pengelolaan PLTS itu: "Kami targetkan Rp 20 ribu per rumah," ucap operator bernama David. Jauh lebih murah dari genset apalagi pelita.
Minggu (20/8) malam tadi, warga berkumpul lagi untuk sekali lagi merayakan kehadiran listrik bertenaga surya di desa mereka. Perayaan kali ini istimewa karena dihadiri pejabat di Kementerian ESDM dan PT Inti.
ADVERTISEMENT
Hadir Kasubdit Pengawasan Pembangunan Infrastruktur Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, L.N. Puspa Dewi, Kepala Biro Komunikasi, Layanan, Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, dan Deputi Strategic Business Unit Smart Energy PT Inti, Made Gelgel.
Warga Amdui Menikmati Listrik dari PLTS (Foto: Muhammad Iqbal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warga Amdui Menikmati Listrik dari PLTS (Foto: Muhammad Iqbal/kumparan)
"Kami ingin merayakan kemerdekaan di sini," ucap Dadan Kusdiana.
Acara itu diisi dengan sambutan, makan bersama dan hiburan bagi anak-anak desa. Di bawah lampu balai desa yang cukup terang, warga mensyukuri arti kemerdekaan dengan hadirnya PLTS.
Warga Amdui Menikmati Listrik dari PLTS (Foto: Muhammad Iqbal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warga Amdui Menikmati Listrik dari PLTS (Foto: Muhammad Iqbal/kumparan)
"Saya orang kampung di sini, saya puas dan bangga. John F. Kennedy mengatakan, jangan tanya apa yang negara perbuat untukmu, tapi apa yang kau perbuat untuk negara, untuk kampungmu!" kata Kilion Manggar lugas.
Berkat inisiatif Kilion dan bantuan dari Kementerian ESDM, warga desa kini tak risau lagi dengan kegelapan. Anak-anak sudah bisa belajar pada malam hari, dan para mamak juga bisa mengasuh bayi mereka yang tak lagi banyak merengek karena gelap.
ADVERTISEMENT
Meski listrik ini hanya bisa dinikmati pukul 17.00-07.00 WIB, tapi begitulah anugerah kemerdekaan Indonesia bagi warga Desa Amdui, Raja Ampat. Merdeka dari kegelapan, merdeka dari kebodohan, dan merdeka untuk menentukan nasib desa mereka sendiri.
Warga Amdui Menikmati Listrik dari PLTS (Foto: Muhammad Iqbal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warga Amdui Menikmati Listrik dari PLTS (Foto: Muhammad Iqbal/kumparan)