Setya Novanto Sakit, PDIP Desak Pergantian Pimpinan DPR

13 September 2017 18:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fadli Zon memimpin Paripurna DPR RI (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Fadli Zon memimpin Paripurna DPR RI (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tersangka kasus korupsi e-KTP, Setya Novanto, tidak bisa memenuhi panggilan KPK dengan alasan sakit, setelah pada Minggu (10/9) malam jatuh pingsan saat bermain pingpong di rumahnya. Novanto hingga saat ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Siloam, Semanggi, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua MPR Mahyudin siang tadi menjenguk dan menyampaikan perkembanga terakhir Novanto. Ketua DPR itu disebut mengalami gangguan jantung, gula darah, fungsi ginjal, dan Vertigo. Mahyudin menyebut Novanto mengalami gejala stroke.
Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan, Effendi Simbolon, menyatakan sangat prihatin dengan kondisi yang diderita Novanto. Namun ia menyatakan lembaga DPR harus terus berjalan dalam fungsi dan tugasnya. Dalam hal ini opsi pergantian bisa dilakukan.
"Akhirnya akan ke sana ya (pergantian pimpinan), cepat atau lambat kalau memang kondisinya dan statusnya walaupun kita juga prihatin ya. Karena kita harus jujur bahwa lembaga ini harus terus jalan ya, tidak bisa berhenti karena faktor-faktor yang sifatnya pribadi," ujar Effendi di Komplek DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (13/9).
ADVERTISEMENT
Jika mengacu pada mekanisme UU MD3, Effendi menyatakan bahwa pergantian Ketua DPR akan dikembalikan ke mekanisme internal dari Fraksi Partai Golkar untuk menunjuk kadernya mengganti Novanto.
Namun, Effeni berharap jika ada pergantian, tentu sebaiknya dilakukan Revisi UU MD3 sebagaimana keinginan PDIP selama ini. Yaitu pimpinan DPR diisi oleh partai politik pemenang pemilu.
"Ya sekalian saja saya kira dituntaskan revisi UU MD3 agar struktur kepemimpinannya menjadi kolektif kolegial itu merata. Jadi kepemimpinannya profuktivitas DPR ini harus diperbaharuilah," ungkapnya.
"Kita berharap ya partai pemenang menjadi partai yang memimpin jd Ketua DPR," tegas politikys asal Sumut itu.