Gagal Diusung Golkar, Bagaimana Nasib Dedi Mulyadi?

27 Oktober 2017 11:29 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi (Foto: ANTARA FOTO/Agus Bebeng)
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi (Foto: ANTARA FOTO/Agus Bebeng)
ADVERTISEMENT
DPP Partai Golkar akhirnya memastikan dukungan untuk Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, di Pilgub Jawa Barat 2018. Padahal, Golkar selama ini cukup yakin akan mengusung kader sendiri, Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, sebagai cagub.
ADVERTISEMENT
Kepastian itu disampaikan oleh Ketua Harian DPP Golkar Nurdin Halid, setelah dia berkomunikasi dengan Ridwan Kamil. "Sudah fix. Golkar sudah mencalonkan Ridwan Kamil berpasangan dengan Daniel Muttaqien," ujar Nurdin ketika dihubungi kumparan (kumparan.com), Kamis (26/10).
Lalu apa respons Dedi Mulyadi?
"Tidak apa-apa. Santai saja. Minggu depan akan saya jelaskan posisi saya terkait dengan Pilgub Jabar," kata Dedi Mulyadi di Purwakarta, dikutip dari Antara, Jumat (27/10).
Dedi yang kini menjabat Bupati Purwakarta untuk periode yang kedua ini, enggan berkomentar lebih panjang lagi mengenai hal tersebut.
Sementara itu, Ridwan Kamil mengaku memang sudah dihubungi Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid soal dukungan itu. Posisi tawar yang dibangun oleh Golkar, menurut Emil, adalah meminta Daniel Mutaqien sebagai cawagub. Padahal, PPP sudah mendeklarasikan Uu Ruzhanul Ulum sebagai cawagub Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi (Foto: ANTARA/Risky Andrianto)
zoom-in-whitePerbesar
Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi (Foto: ANTARA/Risky Andrianto)
"Saya sudah ditelepon (Nurdin Halid) betul, menyerahkan dukungan," ujar Ridwan Kamil di Bandung, Kamis.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Emil sapaan akrab Ridwan Kamil, tak ingin terlalu jumawa dan menunggu hingga surat keputusan resmi pengusungan dari DPP Golkar, terbit.
"Tapi saya belum melihat suratnya. Sehingga saya tidak bisa mengonfirmasi bahwa itu sudah resmi sebelum saya lihat suratnya. Prosedurnya masih lama, harus ke bawah dulu," tuturnya.
"Golkar (minta) Pak Daniel," imbuh cagub dengan elektabilitas tertinggi itu.
Dengan masuknya dukungan Golkar, maka akan terjadi koalisi gemuk. Sebab sebelumnya Nasdem, PKB, dan PPP telah menyatakan dukungannya terhadap Emil memenuhi syarat 21 kursi. Ditambah Golkar yang memiliki 17 kursi maka akumulasi dukungan terhadap Emil menjadi 38 kursi.
Lalu bagaimana nasib Dedi Mulyadi?
Bakal Calon Pilkada Jabar dari PDIP (Foto: M Agung Rajasa/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Bakal Calon Pilkada Jabar dari PDIP (Foto: M Agung Rajasa/Antara)
Pada Rabu (25/10) kemarin, Dedi Mulyadi mencoba peluang pencalonan melalui PDIP. Dia menghadiri 'curah gagasan' alias seleksi bakal cagub di partai berlambang banteng itu, bersama 7 tokoh lain termasuk Deddy Mizwar.
ADVERTISEMENT
Berpakain serba putih dengan aksen merah, Dedi Mulyadi memaparkan visi misinya untuk membangun Jawa Barat. Berbekal pengalaman memimpin Purwakarta hingga periode kedua, dia mantap bisa diusung PDIP.
"Kami membutuhkan gagasan untuk membangun Jawa Barat, gagasan yang memahami kebudayaan," respons Sekjen PDIP, Hasto Kristyanto.
Selain Dedi, seleksi itu juga diikuti Wagub Deddy Mizwar, Bupati Majalengka Sutrisno, mantan Kapolda Jabar Irjen Pol Anton Charliyan, Sekretaris Daerah Jabar Iwa Karniwa, anggota DPR RI asal PDIP Guntur Puti Soekarno Putri, Sekretaris DPD PDIP Jabar Abdy Yuhana, dan Ketua Kadin Jawa Barat Agung Suryamal.
Potensi Suara Golkar Pecah
Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Muradi, menilai Partai Golkar terancam mengalami eskalasi negatif di tingkat kader, jika Ketua DPD Golkar Jabar Dedi Mulyadi tidak usung partainya sendiri di Pilgub Jabar 2018.
ADVERTISEMENT
"Partai Golkar harus melakukan pertimbangan yang komprehensif dalam melakukan 'positioning' politik di Jawa Barat," katanya, dalam siaran pers yang diterima di Purwakarta, Kamis.
Menurutnya, sejak tahun 1998, tidak ada kader Golkar yang dibicarakan secara massif oleh publik Jawa Barat selain Ketua DPD-nya saat ini, yakni Dedi Mulyadi. Eskalasi negatif ditingkat kader yang kemungkinan terjadi jika Dedi tidak diusung Golkar itu, bahkan bisa berlanjut ke Pemilu 2019.
Dedi Mulyadi (Foto: Antara/M Agung Rajasa)
zoom-in-whitePerbesar
Dedi Mulyadi (Foto: Antara/M Agung Rajasa)
Nantinya, Golkar akan kehilangan kepercayaan dari pengurus dan kader di bawah kepada jajaran elitenya. Padahal, elektabilitas Partai Golkar di bawah kepemimpinan Dedi Mulyadi di Jawa Barat sedang moncer.
"Ini akan berdampak ke Pemilu 2019 nanti, sebab elit Golkar di DPP telah melakukan demoralisasi kadernya di Jawa Barat. Semua orang mengetahui bahwa kerja politik Dedi Mulyadi untuk Golkar itu sangat bagus, elektabilitas partai ini naik dari waktu ke waktu," katanya.
ADVERTISEMENT
Dalam berbagai rilis lembaga survei, Bupati Purwakarta tersebut selalu ditempatkan pada posisi tiga besar. "Akan berbeda kalau Dedi Mulyadi ada di posisi 10 atau 20 dalam hasil survei. Ini posisi tiga. Berbagai lembaga survei telah merilis, maka saya kira sangat rasional kalau Golkar mengusungnya," kata dia.
Menurut Muradi, gonjang-ganjing politik di internal Partai Golkar kemungkinan akan dimanfaatkan oleh PDIP untuk mengusung Dedi Mulyadi sebagai calon Gubernur Jawa Barat.
Perhitungannya, simpul massa yang telah dibangun Dedi Mulyadi akan dimanfaatkan PDIP dalam pemenangan Pilgub Jawa Barat. Ditambah, Ideologi Partai Golkar yang tidak begitu ketat memungkinkan basis kader Golkar tetap solid mendukung Dedi Mulyadi.