Wapres JK Sedih Banyak Negara Islam Dilanda Konflik

23 Agustus 2017 11:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak Suriah (Foto: AP Photo)
zoom-in-whitePerbesar
Anak Suriah (Foto: AP Photo)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam simposium internasional bertajuk "Meningkatkan Kualitas Pendidikan Islami, Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan NKRI" di Universitas Ibnu Chaldun, Jakarta Timur, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, mengungkapkan kesedihannya melihat banyak negara Islam berkonflik.
ADVERTISEMENT
"Hari ini dengan sedih kita lihat perpecahan. Kita lihat, begitu banyak konflik antara negara Islam. Sehingga sering saya katakan tiap kali kita bicara hijrah, tentu kita bicara hijrah dari Mekah ke Madinah. Tapi sekarang (orang-orang) hijrah dari Syria ke Eropa, hijrah dari Irak ke Eropa," kata JK kepada para peserta simposium, Rabu (23/8).
JK mengibaratkan negara-negara Islam yang saling berkonflik jauh dari konsep Islam yang memberi rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil 'alamin).
"Semua ini memberikan tetesan kesedihan kita semua lihat dunia Islam seperti ini, saling membunuh, saling memberikan konflik satu sama lain. Sehingga apabila kita bicara Islam rahmatan lil alamin tentu bagaimana cara melaksanakan seperti itu," ujarnya.
Jusuf Kalla (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jusuf Kalla (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Ia lalu mempertanyakan perilaku umat Islam yang saling berperang satu sama lain. "Apakah rahmatan lil alamin sebagai berperang satu sama lain? Saling membunuh satu sama lain? Tentu bukan agama yang salah, perilaku yang salah," tutur JK.
ADVERTISEMENT
JK lalu mengingatkan kepada seluruh mahasiswa untuk dapat bersama-sama menentukan arah bangsa dengan kemajuan ilmu pengetahuan, menjauhi konflik yang dapat memecah bangsa.
"Apabila kita bicara suatu bangsa (bisa) dihormati apabila negara itu maju. Maju ekonominya, maju pandangannya, maju ilmu pengetahuannnya. Karena itulah maka kembali lagi banyak hal juga tentu tergantung kepada kita semua. Sejauh mana kita ingin memajukan bangsa ini dengan cara-cara yang tentu banyak dilakukan negara-negara (lain) juga," pungkasnya.