Tips Sukses dari Pemilik Warung Pisang Goreng Manggarai: Jangan Pelit!

26 Maret 2017 11:25 WIB
comment
26
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pisang Goreng (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Bagaimana pisang goreng Mpo Nur, yang letaknya di dekat Stasiun Manggarai, bisa sebegitu digemari? Ini kiat Rahman, pemilik warung itu.
ADVERTISEMENT
"Kiatnya, jangan pelit. Orang pelit susah rezeki. Lalu, rajin salat. Bismillah saja, 'Ya Allah semoga dagangan laris'," ujar Rahman saat ditemui kumparan (kumparan.com), Sabtu (25/3).
Kios Pisang Goreng Tanduk Mpo Nur. (Foto: Iqra Ardini/kumparan)
Rahman tidak punya resep istimewa untuk pisang goreng itu. Namun ia selalu menggunakan pisang tanduk dari Sukabumi, Jawa Barat. Dua pekan sekali, pisang dipasok untuk warungnya. Dikirim seminggu dua kali. Satu minggu 2 truk kol berisi 14.000 buah pisang.
"Pisang tanduk enggak pakai campur," ujarnya. "Enak pisang tanduk, enggak ada orang-orang jual pisang tanduk dan lagi mahal pisang tanduk. Biasa orang jual, pisang uli, kepok," jelasnya mengenai kualitas pisang tanduk.
Dalam sehari, warung Mpo Nur bisa menghabiskan 2.000 buah pisang untuk digoreng dan dijual. Jumlah segitu berarti juga menghabiskan 4 karung tepung terigu dan 60 kilogram minyak goreng.
ADVERTISEMENT
Pisang Tanduk di Kios Pisang Goreng Mpo Nur. (Foto: Iqra Ardini/kumparan)
Pisang goreng Mpo Nur buka sejak subuh hingga pukul 10.00 WIB, kemudian tutup sebentar, buka kembali pukul 13.00-20.00 WIB.
Beberapa publik figur pernah datang dan membeli pisang goreng ini. Misalnya aktor Roy Marten, Uya Kuya, dan personel grup musik Slank.
Rahman menjadikan nama istrinya, Nur, sebagai merek dagang. "Karena mudah dikenali," kata dia.
Pisang goreng tanduk Manggarai ramai (Foto: Iqra Ardini/kumparan)
Rahman pun mengaku bahagia dengan melihat jejeran pembeli yang rela antre untuk memborong pisang gorengnya. Apalagi, pisangnya pernah dikirim ke Malaysia dan Kanada. "Untuk dikirim ke Malaysia, pisang digoreng dulu setengah matang, lalu dikirim," katanya.
"Kalau untuk ke Kanada, di-press dulu karena perjalanan dua hari."