Kereta Api Cepat dan Pariwisata

Muhamad Faliq Ramadan
Master of Science Social (M.Sc, Tourism Business) Universite De La Rochelle - Railway Business Development at KCJB - www.linkedin.com/in/muhamad-faliq-ramadan-033789189/
Konten dari Pengguna
1 November 2022 14:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Faliq Ramadan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Presiden Joko Widodo meninjau proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung di Stasiun Tegal Luar, Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/10/2022). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo meninjau proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung di Stasiun Tegal Luar, Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/10/2022). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO

Meminjam Hukum Engel (Erns ENGEL, ahli statistika), yang menyatakan bahwa konsumsi terhadap konsumsi makanan akan berkurang bersamaan dengan penambahan pendapatan. Sebaliknya, porsi pengeluaran untuk pendidikan, perumahan, dan perjalanan/pariwisata terus meningkat.

ADVERTISEMENT
Kecenderungan perilaku masyarakat modern adalah berpindah tempat dalam kurun waktu tertentu dengan tujuan untuk berekreasi atau pun berbisnis. Karakter transportasi modern yang cepat, seperti pesawat terbang dan jalan bebas hambatan, memfasilitasi perilaku tersebut untuk Pariwisata yang nyaman dengan meningkatkan aksesibilitas dan koneksi ke daerah lain.
ADVERTISEMENT
Di antara berbagai bentuk transportasi modern, contohnya, pada beberapa negara Eropa dan Asia, kereta api cepat telah muncul sebagai salah satu transportasi yang paling populer, menyediakan layanan transportasi yang nyaman, cepat, tepat waktu, dan nyaman. Juga, Kereta Api Cepat diharapkan dapat membawa dampak positif pada ekonomi lokal. Indonesia tengah mengusahakan hal tersebut.

Harapan ini dibuktikan melalui riset terdahulu di negara-negara Eropa dan Asia yang menunjukkan bahwa karakter Kereta Api Cepat melekat dengan pembangunan sosial ekonomi lokal. Buktinya beragam, dengan beberapa penyelidikan yang menyatakan bahwa jaringan Kereta Api Cepat Cepat menghasilkan efek lokal dengan cara menyebarkan ekonomi ke area periferal (area sekitar yang terhubung ke stasiun).

Juga adanya temuan bahwa karakter tersebut dapat mempolarisasi ekonomi dengan cara menyalurkannya dari kota besar ke kota yang lebih kecil atau pedesaan. Hal ini sebab wisatawan membelanjakan uangnya di tempat tujuan.
Ketika mengacu pada korelasi antara KA Cepat dan pariwisata, kita dapat memperhitungkan dengan sederhana bahwa KA Cepat cenderung mempengaruhi aktivitas pariwisata dengan meningkatkan aksesibilitas kawasan dan pergerakan orang.
ADVERTISEMENT
Namun, efek negatif dan positif tidak dapat dipisahkan. Di satu sisi, KA Cepat meningkatkan aksesibilitas kota-kota sekitar dan memungkinkan wisatawan domestik atau mancanegara melakukan perjalanan dengan mudah dan nyaman ke destinasi yang terhubung. Peningkatan aksesibilitas ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan kunjungan wisatawan.
Di sisi lain, peningkatan aksesibilitas dapat bersifat asimetris dalam arti hanya menguntungkan kota-kota besar, di mana sumber daya pariwisata terkonsentrasi dan layanan pariwisata profesional sudah tersedia. Hipotesisnya, KA Cepat diduga lebih bermanfaat bagi pariwisata yang berorientasi Urban Tourism.
Sebagai alat transportasi yang populer di beberapa negara Eropa, KA Cepat juga berfungsi untuk mengurangi biaya transportasi dan meningkatkan efisiensi perjalanan. Efisiensi ini berasal dari pengurangan kebutuhan waktu yang dimulai sejak keluar dari rumah, proses naik kereta, hingga tiba di tujuan.
ADVERTISEMENT
Mengambil pelajaran dari pengalaman negara lain seperti Prancis, Korea Selatan atau Italia saat mengembangkan kereta api berkecepatan tinggi, mereka menghubungkan stasiun dengan dengan proyek-proyek pariwisata.
Idealnya, regulator pariwisata mendorong perusahaan pariwisata untuk bekerja sama dengan operator kereta api berkecepatan tinggi untuk mengembangkan produk pariwisata inovatif yang menggabungkan kereta api berkecepatan tinggi dan destinasi wisata bersama-sama.
Misalnya, produk wisata yang terdiri dari tiket pulang pergi, dua atau tiga akses mengunjungi suatu tempat, transportasi privat, pembina perjalanan, dan bahkan layanan akomodasi/hotel untuk dapat menarik pengunjung di akhir pekan seperti ilustrasi yang terdapat pada gambar di bawah ini.
Bagi pebisnis atau pekerja kerah putih, gabungan tiket kereta dengan acara tertentu atau MICE dapat juga memotivasi penumpang di hari kerja. Di beberapa waktu yang di prediksi kecil permintaannya, dapat menggabungkan paket wisata belanja yang berlaku hanya dalam hitungan jam.
Foto: Muhamad Faliq Ramadan
Selain itu, rencana perjalanan dapat didesain tidak hanya terkonsentrasi pada kota utama, tetapi menyebarkannya ke daerah periferal sepanjang jalur KA berkecepatan tinggi. Hal ini berpotensi membuka kesempatan bagi wisatawan untuk dapat berinteraksi dengan budaya lokal.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk perjalanan tipe kelompok, menyediakan lebih banyak pilihan perjalanan malam dan menawarkan diskon untuk pemesanan tiket kereta tipe kelompok merupakan strategi promosi yang efektif. Upaya ini memberikan pengalaman positif bagi pengguna yang selalu mengharapkan transportasi atau perjalanan yang hemat, aman dan cepat.
Tulisan ini hanya memuat lapisan paling atas dari sebuah kajian yang menyeluruh dan mendalam mengenai korelasi antara Kereta Api Cepat dan Pariwisata Regional. Di Indonesia, kita tengah menunggu kelahiran KA Cepat dengan rute pertama Jakarta-Bandung. Yang tentunya berpeluang mengubah lanskap pergerakan orang dan barang di masa depan.