Warga Indoneisa Di Sudan Kesulitan Mendapatkan Akses Layanan Kesehatan

Muhammad Nasrullah Maruf
Mahasiswa Pascasarjana di Universitas Al-Qur'an Al-Karim, Omdurman, Sudan. IG: nas.maruf, salam kenal :)
Konten dari Pengguna
12 Mei 2020 7:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Nasrullah Maruf tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Warga Indoneisa yang berobat di Rumah Sakit Sahah beberapa hari yang lalu, Khartoum, Sudan. Senin (4/5/2020). Foto: Sumber Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Warga Indoneisa yang berobat di Rumah Sakit Sahah beberapa hari yang lalu, Khartoum, Sudan. Senin (4/5/2020). Foto: Sumber Istimewa
ADVERTISEMENT
Khartoum 11/5, Para WNI di Sudan yang sebagian besar adalah mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia mulai banyak yang khawatir akibat diberlakukannya lockdown yang terus berlanjut dengan kasus positif akibat corona yang terus bertambah berkali-lipat setiap harinya. Per 10 Mei ini saja sudah 1365 orang pasien positif corona dan 1149 berada di Khartoum tempat di mana lebih dari seribu WNI berada.
ADVERTISEMENT
Kekhawatiran para mahasiwa dan kesulitan yang mereka hadapi bukan tanpa alasan, Sudan yang mengalami krisis ekonomi bertahun-tahun menyebabkan inflasi hingga 70% semenjak awal tahun lalu menurut laporan yang ditulis KBRI Khartoum, belum lagi fasilitas kesehatan di Sudan yang tidak memadai sebagaimana negara-negara lain di Afrika membuat para petugas medis dan pasien biasa sangat rentan.
Seperti yang diceritakan salah satu mahasiswa Indonesia bernama Mahfud yang langsung merasakannya, pada 4 mei lalu dia sempat sakit kemudian diantar oleh teman-temannya namun mendapat kesulitan dan harus menunggu berjam-jam untuk mendapatkan perawatan di salah satu RS di Ibukota Khartoum, bahkan meski tidak sakit corona dia justru diminta untuk menunggu di ruang Isolasi bersama pasien corona hingga akhirnya dia hanya menunggu di kursi karena takut tertular pasien corona.
Klinik dr. Ibrahim Muhammad, Universitas al-Jaziroh, Khartoum, Sudan yang menjadi alternatif mahasiswa Indoneisa yang berobat. Senin (11/5/2020). Foto: Yanyan Fathurrohman
Ada juga pengalaman beberapa mahasiswa lainnya yang kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan di beberapa rumah sakit, kisah ini diceritakan Yanyan mahasiswa Indonesia di Sudan asal Tasikmalaya, dia menceritakan bahwa dia dengan beberapa mahasiswa yang sakit diantar pihak KBRI untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit, namun sayangnya beberapa rumah sakit yang didatangi justru telah penuh dengan pasien yang akan berobat.
ADVERTISEMENT
Yanyan bercerita di rumah sakit yang di datangi sudah membludak hingga luar rumah sakit, dia bercerita "bahkan tadi di rumah sakit Ibrahim Malik, satu pasien di Ambulan tergeletak ditempat tidur, masih nunggu untuk masuk, jadi pasien tadi akhirnya nunggu di luar juga", setelah beberapa rumah sakit yang didatangi semuanya penuh, mereka akhirnya hanya bisa mendapatkan perawatan ala kadarnya di sebuah klinik kecil.