Konten dari Pengguna
Sepenting Apa Sih Tahu Tentang Penggolongan dan Sediaan Obat bagi Ibu-Ibu?
4 Juli 2025 14:27 WIB
·
waktu baca 9 menitKiriman Pengguna
Sepenting Apa Sih Tahu Tentang Penggolongan dan Sediaan Obat bagi Ibu-Ibu?
Artikel ini menggambarkan keberhasilan dari project edukasi masyarakat mengenai sediaan dan penggolongan obat bagi ibu-ibu PKK di Gresik oleh mahasiswa D3 Keperawatan Universitas Airlangga.Muhammad Angga Bhakti Maida

Tulisan dari Muhammad Angga Bhakti Maida tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Mahasiswa D3 Keperawatan Universitas Airlangga Sukses Gelar Edukasi Penggolongan dan Sediaan Obat Bagi Ibu-Ibu PKK di Gresik
ADVERTISEMENT
Oleh : Muhammad Angga Bhakti Maida
Untuk meningkatkan literasi kesehatan masyarakat mengenai penggunaan obat yang tepat dan aman, mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga melaksanakan kegiatan edukatif dengan tema “Obat Ada Tanda, Jangan Asal Buka, Kenali Penggolongannya!” Kegiatan project edukasi ini diadakan pada hari Selasa, 20 Mei 2025 di area perumahan Jl. Banjar Baru VIII No. 20, GKB, Desa Suci RT 001 RW 010, Kec. Manyar, Kab. Gresik, Jawa Timur. Kegiatan project edukasi ini merupakan salah satu bentuk upaya kami dalam pengabdian kepada masyarakat sekaligus penerapan pembelajaran mata kuliah Farmakologi, yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terutama kepada Ibu-ibu rumah tangga tentang pentingnya mengenali pengelompokan obat berdasarkan tanda atau simbol pada kemasan obat, serta tentang tata cara penggunaan obat yang rasional sesuai dengan standar kesehatan.
ADVERTISEMENT
Isu penggunaan obat secara mandiri atau self-medication tanpa pemahaman yang benar masih menjadi masalah serius di kalangan masyarakat Indonesia. Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat masih mendapatkan informasi obat dari pengalaman orang lain atau sumber yang tidak dapat dipercaya, sekitar 5,36% penduduk menerima informasi dari tenaga kesehatan. Banyaknya kasus penyalahgunaan obat disebabkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat mengenai penggolongan obat, cara penggunaan, serta efek samping dan interaksi yang mungkin muncul pada obat. Walaupun begitu, pengetahuan mengenai jenis dan kategori obat merupakan faktor penting dalam memastikan keselamatan pasien serta menghindari efek samping yang mungkin muncul akibat penggunaan obat yang tidak tepat. Dalam menjawab permasalahan itu, kelompok kami yang terdiri dari 14 orang ini merancang kegiatan edukasi berbasis komunitas yang ditujukan kepada kelompok ibu-ibu PKK. Ibu rumah tangga dimana merekalah yang memiliki peranan penting dalam pengelolaan kesehatan keluarga, sehingga peningkatan pengetahuan mereka akan memberikan pengaruh besar dalam pencegahan penyalahgunaan obat di tingkat keluarga.
ADVERTISEMENT
Tema project yang kami angkat ialah “Obat Ada Tanda, Jangan Asal Buka, Kenali Penggolongannya!” & “Kenali Obat, Maksimalkan Manfaat” ditetapkan untuk menekankan pentingnya simbol warna pada kemasan obat yang sering diabaikan oleh masyarakat dan juga pentingnya mengenali sediaan obat agar memaksimalkan manfaatnya. Simbol itu adalah indikator bagi kategori obat yang memiliki dampak hukum dan medis. Contohnya, lingkaran berwarna hijau menunjukkan obat yang bebas dijual, dan juga mengetahui sediaan obat juga menjadi faktor penting untuk memaksimalkan manfaatnya seperti contohnya sediaan salep yang hanya bisa digunakan untuk permukaan luar tubuh saja. Kegiatan ini disusun dalam bentuk penyuluhan yang interaktif, mengintegrasikan pendekatan edukatif, sosial, dan teknis. Mahasiswa berperan sebagai fasilitator dan penyaji yang menyampaikan edukasi dengan menggunakan media visual seperti papan penggolongan dan sediaan obat, e-magazine, serta contoh-contoh nyata obat. Pendekatan yang lugas dan komunikatif diterapkan agar materi dapat dimengerti dengan baik oleh peserta dari berbagai latar belakang pendidikan.
ADVERTISEMENT
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah para ibu rumah tangga yang berpartisipasi dalam kelompok PKK setempat. Alasan memilih ibu-ibu PKK adalah karena merekalah yang berada dalam posisi penting dalam pengambilan keputusan terhadap kesehatan keluarga dan memiliki jaringan sosial yang luas untuk menyebarkan informasi ke komunitas yang lebih besar. Rumah milik salah satu warga yakni, Ibu Indra Nopiawati, ditetapkan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan project edukasi. Lokasi ini terletak di area yang banyak terdapat keluarga-keluarga muda yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan sosial seperti arisan dan pengajian. Di samping itu, posisinya cukup dekat dengan kampus D3 Keperawatan Universitas Airlangga Gresik, yang mempermudah akses logistik serta koordinasi antar panitia dan tuan rumah. Kegiatan project dimulai pada pukul 16.00 WIB dengan melibatkan semua anggota kelompok. Acara dimulai dengan sambutan dari tim pelaksana, lalu dilanjutkan dengan pre-test untuk menilai tingkat pengetahuan awal peserta mengenai penggolongan dan sediaan obat. Setelah itu, materi edukasi disajikan melalui media visual dan interaktif. Peserta diberikan pengetahuan tentang:
ADVERTISEMENT
1. Penjelasan dan kategori obat
2. Tanda dan simbol di kemasan obat
3. Metode penggunaan yang tepat
4. Dampak samping dan interaksi obat
5. Distinksi antara obat generik dan obat paten
6. Ramuan tradisional dan herbal
Setelah sesi penyampaian materi, peserta diajak untuk berdiskusi dan bertanya secara langsung. Pertanyaan yang diajukan menunjukkan semangat dan kebutuhan masyarakat akan informasi yang selama ini tidak disampaikan dengan efektif. Sebagian peserta menyatakan baru memahami makna simbol warna pada kemasan obat setelah berpartisipasi dalam kegiatan ini. Sesi post-test dilaksanakan untuk menilai peningkatan pemahaman peserta. Berdasarkan hasil yang didapat, terjadi peningkatan yang signifikan pada rata-rata skor peserta, yang menandakan keberhasilan dalam penyampaian materi. Kegiatan diakhiri dengan pengambilan foto bersama, pemberian hadiah kecil untuk peserta yang aktif, dan distribusi snack kepada semua peserta sebagai ungkapan penghargaan.
ADVERTISEMENT
Salah satu daya tarik dari kegiatan ini adalah media pembelajaran yang dirancang secara inovatif oleh tim pelaksana. Berbagai sarana yang dipakai mencakup:
1. Klasifikasi Penggolongan dan Sediaan Obat : Memuat gambar berbagai jenis obat dengan simbol warna dan penjelasan ringkas. Papan ini ditampilkan selama acara dan menjadi pusat perhatian diskusi.
2. E-Magazine (format digital) : Memuat informasi lengkap mengenai klasifikasi obat, metode penggunaan, efek samping, dan saran untuk penyimpanan obat. Versi digital disebar melalui barcode yang ditempel pada kotak konsumsi peserta.
3. Contoh Obat Nyata : Beberapa obat dibawa sebagai bahan praktik agar peserta dapat secara langsung mengenali kelompok obat berdasarkan kemasannya.
Kreativitas ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan dapat dilakukan dengan cara yang menarik, mudah, dan tetap efektif menjangkau masyarakat umum. Evaluasi kegiatan dilaksanakan dengan berbagai metode:
ADVERTISEMENT
1. Pre-Test dan Post-Test : Data menunjukkan kenaikan rata-rata skor peserta dari pre-test ke post-test.
2. Pengamatan Keterlibatan : Peserta menunjukkan semangat selama sesi diskusi, banyak yang mengajukan pertanyaan dan berpartisipasi aktif dalam simulasi.
3. Umpan Balik Lisan : Peserta menyampaikan bahwa acara ini sangat berguna dan berharap project serupa dapat diselenggarakan lagi dengan topik-topik kesehatan lainnya.
Sejumlah peserta memberikan pernyataan positif. Seorang ibu yang ikut serta menyatakan, “Dulu saya berpikir semua obat dapat dibeli mudah tanpa resep.” Ternyata ada yang perlu menggunakan resep. "Saat ini saya akan lebih waspada."
Sebagai bagian dari metode penilaian untuk menilai efektivitas kegiatan edukasi, tim penyelenggara menerapkan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan soal pre-test dan post-test kepada semua peserta. Tujuannya adalah untuk memahami sejauh mana pengetahuan peserta sebelum dan setelah penyampaian materi edukasi mengenai penggolongan dan sediaan obat. Pre-test dilaksanakan sebelum materi disampaikan, sedangkan post-test diberikan setelah penyampaian materi edukasi. Hasilnya dianalisis dan dirangkum dalam bentuk data statistik yang mudah.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah tabel dari data evaluasi yang diperoleh:
Keberhasilan program edukasi ini tidak hanya diukur dari tingkat partisipasi dan semangat peserta, tetapi juga didukung oleh hasil evaluasi kuantitatif yang menunjukkan peningkatan pemahaman yang signifikan. Tim pelaksana melaksanakan pre-test dan post-test pada 20 peserta utama dari kelompok ibu-ibu PKK untuk menilai efektivitas penyampaian materi mengenai penggolongan dan bentuk sediaan obat. Berdasarkan data pre-test dan post-test mengenai edukasi penggolongan obat, rata-rata nilai pre-test peserta adalah 93, sedangkan rata-rata post-test meningkat menjadi 97,5. Contohnya, peserta yang bernama Ibu Riswanti awalnya mengumpulkan skor 0, kemudian melonjak signifikan menjadi 80 pada post-test. Begitu juga peserta seperti Ibu Wawan dan Ibu Siti Romelah, yang mendapatkan peningkatan dari skor 60 dan 80 menjadi 90. Sebagian peserta lain, seperti Ibu Yulia, Ibu Agustina, dan Ibu Cholifah, berhasil mempertahankan nilai sempurna 100 pada pre-test maupun post-test.
ADVERTISEMENT
Hasil edukasi sediaan obat menunjukkan bahwa sebagian besar peserta sudah memiliki pemahaman dasar yang baik, yang terlihat dari jumlah nilai pre-test yang mencapai antara 80 hingga 100. Namun, terdapat peningkatan pada beberapa peserta, seperti Ibu Yulia dan Ibu Siti Romelah yang skor pre-test-nya naik dari 80 menjadi 100. Rata-rata nilai pre-test ini adalah 88, sementara nilai rata-rata post-test mencapai 93. “Saya baru mengetahui bahwa logo lingkaran merah tersebut menandakan obat keras yang tidak bisa dibeli sembarangan.” "Saya kerap melihat namun tidak memahami maknanya," kata salah satu peserta. Peningkatan nilai ini menjadi bukti bahwa cara penyampaian informasi yang komunikatif dan interaktif, serta penerapan media visual seperti papan penggolongan obat dan contoh obat asli, efektif dalam memajukan literasi masyarakat mengenai obat-obatan. Temuan ini juga menegaskan bahwa pendidikan berbasis komunitas oleh mahasiswa keperawatan dapat memberikan dampak signifikan dan terukur terhadap perilaku serta pemahaman masyarakat tentang obat.
ADVERTISEMENT
Kenaikan skor ini menjadi tanda jelas bahwa metode edukasi yang diterapkan terbukti berhasil dalam menyampaikan informasi kepada peserta. Tidak hanya dalam aspek kognitif, pengamatan di lapangan juga mengungkapkan terdapatnya perubahan perilaku, seperti:
1. Peserta mulai dapat mengenali obat tanpa resep dan obat dengan resep melalui simbol.
2. Peserta lebih waspada dalam menyimpan dan menggunakan obat dalam lingkup keluarga.
3. Sejumlah peserta mengambil inisiatif untuk menanyakan lagi tentang obat yang mereka simpan di rumah kepada tenaga medis setelah acara selesai.
"Obat yang memiliki tanda K ternyata tidak boleh dibeli sembarangan, terutama jika diberikan kepada anak." “Saya baru menyadari hal ini dari kegiatan ini,” kata seorang peserta. “Seringkali saya membeli obat di toko tanpa memeriksa kemasannya, sekarang saya akan lebih berhati-hati.” "Terlebih jika terdapat lingkaran merah atau biru, itu berarti perlu lebih waspada," lanjut peserta yang lain.
ADVERTISEMENT
Dengan hasil ini, pelaksanaan edukasi tidak hanya dianggap sukses secara administratif dan teknis, tetapi juga telah membawa perubahan signifikan dalam pemahaman dan perilaku masyarakat. Kegiatan ini memberikan keuntungan tidak hanya untuk masyarakat tetapi juga bagi mahasiswa yang melaksanakan kegiatan project ini.
Untuk Masyarakat :
1. Meningkatkan pemahaman serta literasi tentang obat dan penggunaan obat yang aman.
2. Menurunkan kemungkinan penyalahgunaan obat terlarang dan narkotika.
3. Meningkatkan pemahaman tentang signifikansi berkonsultasi dengan profesional kesehatan.
Untuk Mahasiswa:
1. Meningkatkan kemampuan komunikasi dan pendidikan kesehatan masyarakat.
2. Mempelajari cara merancang program intervensi yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
3. Mendapat pengalaman praktis dalam pelaksanaan proyek pelayanan masyarakat.
Selama pelaksanaan project, tim menemui beberapa kendala seperti waktu yang terbatas akibat tanggung jawab rumah tangga peserta, serta perbedaan tingkat pendidikan peserta yang memaksa penyesuaian dalam pendekatan edukasi. Sebagai usulan, kegiatan serupa bisa diperluas cakupannya ke area yang lebih luas, melibatkan lebih banyak tenaga medis, dan menjalin kerjasama dengan dinas kesehatan setempat agar tetap berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Edukasi penggolongan dan sediaan obat yang dilakukan oleh mahasiswa D3 Keperawatan Universitas Airlangga di Gresik ini menunjukkan bahwa intervensi berbasis komunitas yang sederhana tetapi terorganisir dapat membawa dampak signifikan bagi peningkatan kesadaran kesehatan masyarakat. Dengan melibatkan kelompok ibu rumah tangga sebagai target utama, kegiatan ini secara tidak langsung memperkuat fondasi kesehatan keluarga dari tingkat dasar. Dengan pemahaman yang tepat tentang klasifikasi obat, masyarakat dapat mengurangi risiko penggunaan obat yang tidak tepat, serta memiliki sikap yang lebih kritis dan bijaksana dalam memilih dan mengonsumsi obat. Diharapkan aktivitas ini dapat menginspirasi lembaga pendidikan dan organisasi masyarakat yang lain untuk terlibat secara aktif dalam usaha eduaksi kesehatan yang langsung menjangkau kebutuhan masyarakat.