Fenomena Puber Syariat

Muhammad Areev
Pegiat Media Sosial, Pengagum Gus Baha, Pecandu Sepakbola, Penulis di www.muhammad-areev.blogspot.com
Konten dari Pengguna
2 Agustus 2021 10:28 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Areev tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dilihat dari pengertian, puber atau pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas dalam kehidupan kita biasanya dimulai saat berumur 8 hingga 10 tahun dan berakhir lebih kurang di usia 15 hingga 16 tahun. Pada masa ini memang pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan sangat cepat.
ADVERTISEMENT
Pada masa puber ini juga seorang anak mulai mencari jati dirinya. Jika dulunya biasa saja, saat puber sudah mulai mengubah penampilan, pria ingin terlihat jantan dan gagah di depan wanita sedangkan wanita ingin terlihat cantik dan menarik di depan lawan jenisnya pria. Pokoknya pada masa ini seorang anak mengalami perubahan yang sangat signifikan dari sebelumnya.
Nah, syariat sendiri merupakan hukum atau peraturan Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat Islam. Selain berisi hukum, aturan dan panduan peri kehidupan, syariat juga berisi kunci penyelesaian seluruh masalah kehidupan manusia baik di dunia maupun di akhirat.
Masjid Katedral Moscow. Foto : Pixabay.com
Lalu apa itu puber syariat? Saya mengartikan Puber syariat ini sebagai sebutan untuk orang islam yang merasa baru menemukan islam dengan menyalahkan dan membidahkan ajaran islam yang selama ini dia ketahui dari khalayak umum karena menurutnya ajaran islam yang dipraktikkan dulunya tidak sesuai dengan Al-Quran dan hadis.
ADVERTISEMENT
Biasanya orang seperti ini, suka mempersoalkan semua persoalan amaliah-amaliah yang umum dipraktikkan karena menurutnya tidak sesuai dengan Al quran dan hadis yang dia pelajari secara otodidak di YouTube maupun searching Google.
Bagus memang ketika seseorang begitu bersemangat untuk menjalankan syariat islam. Namun ketergesaan menuduh yang lain bid'ah, sesat dan berguru kepada orang yang salah justru dapat menuntun dirinya ke jalan yang salah.
Biasanya, orang yang puber syariat ini setiap amaliah yang dikerjakan menuntut adanya dalil dari Al-qur'an dan sunah nabi. Padahal, untuk sekaliber awam sebagaimana kita sekarang ini tidak akan mampu memahami Al-quran dan hadis tanpa adanya ulama. Apalagi kehidupan kita sudah terlampau jauh dengan nabi. Ulamalah yang paling paham tentang Al-quran dan hadis.
ADVERTISEMENT
Nah, dengan berguru sebenarnya kita sudah mengikuti nabi. Kita hanya ikut perkataan guru sedangkan guru ikut perkataan gurunya lagi terus bersambung sampai ke tabiut tabiin, tabiin, sahabat hingga ke rasulullah SAW. Bayangkan kalau kita mengerjakan sesuatu harus paham dalillnya secara detail, mungkin tidak ada yang belajar ilmu kedokteran, psikologi, astronomi dan lainnya. Semua akan sibuk mencari dalil untuk setiap amalan. Lalu ada orang yang puber syariah mengatakan tidak perlu ikut ulama? cukup kepada Al-quran dan hadis? Sombong Amat.
Semangat beragama dengan berguru kepada Syeikh Google tentu amatlah berbahaya. Misalnya ada yang ingin mencari tahu tentang hukum memakan daging babi di Google. 9 anonim ustadz di google mengatakan hukum makan daging babi halal dan 1 anonim ustadz mengatakan haram, maka mereka akan berkesimpulan bahwa memakan daging babi adalah halal.
ADVERTISEMENT
Beruntung kita punya ulama para imam mazhab, mereka hafal quran, hafal jutaan hadis, menguasai semua cabang ilmu. Guru kita belajar kepada guru dan seterusnya sampai kepada mereka para imam mazhab. Mereka telah merumuskan kepada kita tentang syariat ini kita tinggal mengikuti apa yang telah mereka rumuskan. Ibarat menuju ke suatu tujuan sudah ada jalannya, bisa dibayangkan bagaimana kita menuju ke suatu tujuan namun tidak ada jalannya, tentu kita akan tersesat.
Orang yang mengalami puber syariah sama seperti seorang anak ketika mengalami pubertas. Jika seorang anak salah kawan dalam masa pubertasnya tentu akan sangat berbahaya kepada kehidupan dia ke depannya, ingin mencari jati diri justru merusak diri karena salah menafsirkan jati diri. Begitu juga dengan orang yang mengalami puber syariat ini, mereka perlu menemukan guru yang benar, yang paham bahwa agama ini bukan sekadar membaca terjemahan Al-quran dan hadis lalu berkesimpulan sesuai hawa nafsu. Guru yang mengajarkan akhlak yang benar, tidak mudah menuduh orang lain sesat, bidah.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, puber syariat merupakan bagian dari perjalanan spiritual seseorang. Mereka perlu belajar lebih banyak belum mudah memvonis orang lain, berguru dengan orang yang benar untuk menuju kepada pengamalan ajaran islam yang moderat.