Alam: Antara Gaya Hidup, dan Penguji Fisik

Konten dari Pengguna
12 April 2018 0:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Arfan Septiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Alam: Antara Gaya Hidup, dan Penguji Fisik
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
foto: Pendakian gunung semeru / phinemo.com
Kawula muda kini punya berbagai cara membugarkan diri. Sebagian memilih olahraga dalam ruang, namun tak sedikit pula yang memilih alam sebagai medium pembugar diri. Kegiatan mengeksplorasi ini kian marak di Indonesia. Selaian bentuk kepedulian terhadap alam, eksplorasi alam juga terbukti mampu membuat badan menjadi bugar.
ADVERTISEMENT
Alam dengan segala kemegahannya dijadikan objek olaharaga oleh kawula muda. Tak terlalu menguras kantong , pegiat olahraga alam bisa dengan bebas mengeksplore anugerah tuhan tersebut. Mencari alternatif olaharaga bebas dari bising perkotaan menjadi faktor lain mengapa olahraga alam digandrungi oleh kawula muda Indonesia. Munculnya film bertema petulangan seperti 5 CM dan Trinity The Nekad Traveller secara tidak langsung mempersuasi anak muda untuk merasakan tantangan ketika di alam bebas.
Anak muda Indonesia saat ini punya ketertarikan lebih terhadap pendakian gunung. Diberiatakan oleh Huffington Post, Selasa (18/7/2017) mendaki gunung punya banyak sekali manfaat. Pertama, meningkatkan kreativitas. Penelitian menunjukkan bahwa menghabiskan waktu di luar rumah dapat meningkatkan rentang perhatian dan keterampilan dalam memecahkan masalah sebanyak 50 persen.
ADVERTISEMENT
Lalu, pendaki akan merasakan Sehat yang Sesungguhnya. Mendaki dapat membakar lebih dari 500 kalori, tergantung pada tingkat kemiringan dan berat beban yang dibawa. Mendaki adalah cara yang tepat untuk berolahraga dengan serius tanpa memberi tekanan pada sendi Anda. Jika Anda mendaki bukit, hasil penurunan berat badan pun lebih baik. Anda tidak hanya membakar beberapa kalori, tapi ketinggian itu sendiri juga telah menurunkan berat badan. Tidak hanya itu, mendaki juga bisa menurunkan tekanan darah dan kolesterol. Dapat menurunkan tekanan darah sebesar empat sampai 10 poin, dan mengurangi bahaya penyakit jantung, diabetes dan stroke bagi mereka yang berisiko tinggi.
Ketiga, Menyembuhkan Penyakit. Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh International Journal of Sports Medicine, peneliti mengukur stres oksidatif (diperkirakan berperan dalam onset, progresi dan kambuhnya kanker) tingkat wanita dengan kanker payudara dan pria dengan kanker prostat sebelum dan sesudah hiking. Studi tersebut menemukan bahwa perjalanan hiking jarak jauh dapat memperbaiki kapasitas antioksidan, yang membantu melawan penyakit, dalam darah pasien onkologis. Studi lain menunjukkan bahwa korban kanker payudara yang berolahraga secara teratur (banyak dalam bentuk hiking) dipercaya dapat membantu pemulihan mereka dari pengobatan kanker.
ADVERTISEMENT
Terakhir, meningkatkan kebahagiaan. enelitian menunjukkan hiking sebagai terapi tambahan dapat membantu orang yang mengalami depresi berat merasa kurang putus asa, tertekan dan ingin bunuh diri. Bahkan, mungkin bisa mengilhami orang-orang yang menderita karenanya untuk menjalani gaya hidup yang lebih aktif dan bahagia.
Berbagai manfaat yang diberikan membuat kawula berlomba-lomba mendaki. Kondisi geografis Indonesia yang dikelilingi banyak gunung juga mendukung pendakian. Menaklukan gunung teringgi di Jawa, hingga pucak Indonesia menjadi prestise tersendiri bagi pendaki gunung.
Komunitas pecinta alam yang makin menjamur seiring dengan banyaknya pegiat olahraga alam. Kalangan mahasiswa di UNPAD tak ketinggalan meramaikan komunitas pecinta alam mahasiswa atau (Pecinta Alam Mahasiswa) . Unit kegiatan ini telah malang melintang di alam sejak 5 Oktober 1982 . sebelum mendeklarasikan sebagai komunitas pecinta alam, justru awalnya PALAWA UNPAD berawal dari kecintaan mahasiswa terhadap rock climbing.
ADVERTISEMENT
Rahmi Aziz, ketua PALAWA membebrkan Berbagai medan di alam bisa dengan bebas dijelajah oleh masyarakat, khususnya kawula muda. Jika tertarik dengan olahraga yang mengandalkan kekuatan tangan,kawula muda bisa menjajal olahraga arung jeram. Berbeda dengan mendaki gunung yang memerlukan stamina yang prima, susur goa lebih menekankan pada kecakapan teknik pegiatnya. Lalu, jika anda lebih suka mantai, menyusuri pantai bersama hamparan pasir bisa jadi pilihan tepat. Itu tadi merupakan kegiatan yang rutin diadakan PALAWA UNPAD.
Alam: Antara Gaya Hidup, dan Penguji Fisik (1)
zoom-in-whitePerbesar
foto: Rahmi Aziz, Ketua PALAWA UNPAD ditengah-tengah wawancara / Muhamad Arfan
Sebelum terjun ke medan, perlu berbagai pembekalan fisik yang diperlukan. Fisik sebagai satu-satunya alat yang dapat mengantarkan anda ke destinasi tentunnya pelu dilatih. Perjalanan yang relatif dan medan yang berat menjadi alasan utama anda pelu meningkatkan stamina sebelum menyusuri alam.
ADVERTISEMENT
Bila di PALAWA, proses pembelakan itu dinamakan Bina Jasmani (BINJAS) . setiap peserta pelatihan yang akan turun ke medan akan diukur kebugarannya. Fisik peserta akan dianalisis lalu ditentukan pola latihannya. Jika pola latihan tidak tepat, bukan tubuh prima yang didapat, akan tetapi fisik yang kelalahan. Saat berjalannya Binjas, akan ditelaah juga progress peserta dari awal sampai akhir. Ada pula tenggat waktu yang ditentukan, bila peserta tidak mencapai target, akan ada perlakuan khusus bagi beberapa peserta untuk dapat dikatakan “siap” mengikuti medan operasional.
Dengan pelatihan, pegiat olaharaga juag bisa menghindari berbagai kemungkinan buruk di lapangan. Mulai dari kondisik fisik yang tidak prima, berindak terburu-buru, persiapan yang tak matang merupakan beberapa penyebab utama kecelakaan di alam bebas. Kasus kematian Achmad Fauzy (30) menjadi cerminan untuk tak bertindak terburu-buru. Dilansir Nasionalgeographic.co.id (25 November 20 14) , Achmad Fauzy saat itu memaksakan diri untuk melanjutkan pendakian ke puncak semeru tanpa menghiraukan peringatan badai.
ADVERTISEMENT
Kegiatan outdoor memang punya risiko lebih dibandingkan olahraga lain. Perlu upaya lebih dalam menjamin keselamatan di alam bebas. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi ketika berkegiatan. Maka, mengurangi kemungkinan terburuk dengan berbagai persiapan matang menjadi jalan satu-satunya pegiat olahraga alam.