K-FOOD, Bukti Kesuksesan Invasi Budaya Negeri Ginseng

Konten dari Pengguna
3 April 2018 9:00 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Arfan Septiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gelombang budaya Korea atau Hallyu Wave merupakan istilah yang dipakai Korea untuk merepresentasikan invasi budayanya ke seluruh dunia. Berbagai budaya berhasil dikenalkan korea pada dunia. Mulai dari musik pop korea atau K-Pop, Drama dan Film, hingga pada makanan. Semua budaya tersebut berhasil menjadi komoditas yang membuat Korea meraup keuntungan yang melimpah, di samping budayanya yang kian dikenal dunia. Salah satu komoditas yang berhasil menjamur di Indonesia adalah kehadiran cafe bernunsa Korea.
ADVERTISEMENT
Masakan Korea yang paling terkenal adalah Kimchi, yakni sejenis sayuran yang difermentasi selama berminggu-minggu dan disiram dengan bumbu pedas. Kimchi sendiri wajib sekali dihidangkan bersama makanan lain jika di Korea. Kimchi mengundang tanya masyarakat Indonesia akan masakan khas Negeri Ginseng.
Menyantap makanan khas Korea telah menjadi budaya baru yang tumbuh di masyarakat Indonesia. Alasannya sederhana, karena mereka (masyarakat Indonesia) ingin merasakan apa yang dimakan oleh Idolanya di Korea. Selain itu, keberhasilan mengenalkan kudapan khas Korea juga tampak di drama atau film korea, dimana banyak sekali scene yang menampilkan berbagai makanan khas korea.
Photo: Dramabeans
Baru-baru ini di Kota Sukabumi dikejutkan dengan munculnya cafe bernuansa Korea yang langsung menyedot perhatian. Hongdae & Viona’s Kitchen hadir ditengah rasa penasaran masyarakat Sukabumi soal masakan Korea. “banyaknya anak muda yang demam Korea, itulah yang menjadi peluang saya membuka cafe ini,” ungkap Roman, owner Hongdae & Viona’s Kitchen.
ADVERTISEMENT
Cafe yang baru saja buka satu bulan ini langsung menunjukan kemajuan yang pesat dari segi omzet. Meski tak menyebutkan jumlahnya, Roman menyatakan omzetnya kini sudah berhasil menutupi modal awal. tak mengherankan, mengingat sejak hari pertama cafe ini dibuka masyarakat Sukabumi langsung mengerubungi cafe yang ada di Jalan Cikole Dalam no 6, Kota Sukabumi ini.
Meski memiliki nuansa makanan korea, ternyata terdapat perbedaan lidah antara orang Indonesia dan Korea. Roman mengungkapkan masakan khas Negeri Ginseng yang agak hambar tak cocok bila dinikmati oleh lidah orang Indonesia, maka ada beberapa penyesuaian sendiri, seperti penambahan bumbu dan rempah. menu yang paling banyak dipesan oleh pengunjung cafe ini juga sebagian besar adalah makanan yang sering muncul di drama korea. menu tersebut antara lain gimbap, budae jigae (sejenis mie dengan pilihan topping yang beragam), korean spicy wings, kimchi dan Bulgogi yang sukses memanjakan lidah pengunjung cafe ini.
Foto: Faisal (kiri) dan Roman (kanan) , Pemilik Hongdae & Viona's Kitchen Sukabumi / Muhamad Arfan
ADVERTISEMENT
Meski sempat khawatir lantaran adanya kasus mie Instan import Korea yang tidak terbukti kehalalannya beberapa bulan silam akan berpengaruh pada bisnisnya ini. Nyatanya kasus itu tidak mempengaruhi minat khalayak untuk makan dan nongkrong di cafe ini. Kaula muda mendominasi tiap meja Hongdae cafe. Selain untuk mencicipi masakan korea, nuansa korea yang begitu kental pada Interior menjadi spot foto yang Instagramable menjadi alasan lain mengunjungi cafe ini, ungkap Rahma, salah satu pengunjung.
Mengonsumsi segala hal yang berbau Korea menjadi budaya baru di kalangan masyarakat urban Indonesia. Masyarakat Indonesia seakan ditarik oleh Magnet Bila suatu produk menyematkan “khas Korea” . ketertarikan masyarakat Indonesia tentang segala sesuatu yang berbau Korea merupakan buah dari keberhasilan korea “mengemas’ budayanya dengan apik. Berbagai budaya diinfiltrasikan melalui industri kreatif.
ADVERTISEMENT
Foto: Suasana di dalam Hongdae & Viona's Cafe/ Muhamad Arfan