Setahun kumparan: Jawaban Hari Ini, Harapan untuk Hari Depan

1 Tahun kumparan (Foto: kumparan)

Tanpa disadari betul oleh orang-orang yang bernaung di dalamnya bahwa laju waktu begitu cepat, hari ini setahun sudah kumparan hadir di tengah mereka; di tengah seluruh masyarakat Indonesia. Memang secara hitungan matematis, satu tahun belumlah berarti apa-apa, ibaratkan tunas, ia baru akan mekar.

Di hari berbahagianya, ucapan selamat pun datang dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat, pejabat, sekelas menteri, hingga dari orang nomor satu di Indonesia, Presiden Jokowi, tak ketinggalan untuk memberi selamat. Tidak hanya di dalam negeri, ucapan serta doa itu bahkan juga datang dari luar negeri. Artinya, kehadiran kumparan memiliki arti serta diterima oleh banyak pihak.

Secara kebetulan juga (keberuntungan, kalau saya boleh menyebut begitu), sudah tiga bulan ini ia menjadi rumah bagi kata-kata dalam pikiran saya. Menjadi wadah untuk menampung segala keresahan, keluh-kesah, serta kreativitas yang berseliweran dalam kepala ini.

Tentu saja itu merupakan waktu yang masih kurang sekali bagi saya untuk memahami betul cita-cita kelahiran, serta seperti apa perjuangan yang telah dilalui kumparan dan orang-orang di dalamnya demi menghadirkan informasi ke tengah-tengah masyarakat. Yang pasti, dalam bayangan saya, banyak suka duka yang dilalui, telah banyak keringat serta pemikiran yang dikeluarkan oleh mereka yang menjadi roda penggerak.

Kepergian serta kedatangan keluarga baru juga sudah barang tentu dialaminya. Tunas muda bersemi setiap saat, yang patah tumbuh lagi, yang hilang juga silih berganti, yang kurang selalu dibenahi agar lebih baik.

Dalam waktu yang sangat singkat itu, jumlah keluarga barunya pun bertambah banyak. Ini menjadi bukti bahwa ia betul-betul serius hadir sebagai jawaban bagi kita dengan terus menambah sumber daya manusianya. Sebagai wadah untuk menampung segala bentuk pemikiran yang bertujuan baik, sebagai wadah bagi siapapun untuk mendapatkan informasi kapanpun dan dari mana saja.

Mengusung konsep kolaborasi, ia berusaha mengatakan kepada kita bahwa siapapun saat ini sudah waktunya untuk mengutarakan pemikirannya. Bukan zamannya lagi untuk kita hanya berdiam diri sambil menunggu ada orang lain melakukan perubahan, tetapi setiap kita memiliki peranan dan tanggung jawab yang sama jika ingin negara ini menjadi lebih baik.

Melalui kolaborasi inilah, siapapun bisa memiliki akun di kumparan, entah itu pribadi, komunitas, bahkan lembaga, semua bisa berbagi informasi baik dalam bentuk foto, video, maupun pemikiran yang dituangkan dalam bentuk cerita, berita, sastra, opini, dan segala karya tulis, dengan catatan selagi itu semua bertujuan baik. Karena itu, ketika membuka kumparan, kamu akan dapat menjelajahi dan mengetahui berbagai hal yang lebih beragam pula bentuknya.

Selain itu, kumparan juga berkolaborasi dengan puluhan media daerah agar segala keluh-kesah serta informasi dari pelosok daerah dapat kita ketahui bersama. Dan hari ini sebagai kado istimewa, sengaja didatangkan partner baru kumparan untuk membangun media online di berbagai kota di Indonesia yang dijaring melalui program kumparan 1001 Media Online.

kumparan 1001 media online (Foto: Frans Mateus Situmorang)

Tidak hanya menjadi wadah informasi, selama satu tahun perjalanannya kumparan juga berupaya memberikan solusi, menjadi harapan bagi mereka yang tidak mampu untuk mewujudkan mimpi sederhananya. Hal ini diwujudkan kumparan melalui program penggalangan dana atau crowdfunding dengan menggandeng kitabisa.com. Sedikitnya, sudah sepuluh program yang diwujudkan bersama kumparan, mulai dari mimpi umroh seorang kakek penjaja roti, hingga membantu Kang Jack membangun sekolah.

Barangkali, jika dijelaskan semuanya, tidak akan cukup ruang tulisan saya yang sekadarnya ini. Biarlah tulisan ini hanya sebatas bentuk apresiasi sekaligus terima kasih saya karena telah diberi kesempatan untuk menjadi bagian dari keluarga itu.

Terakhir, bicara soal harapan, bersama kumparan semoga saya, kamu, dan kita semua, memiliki rumah nan lapang untuk membaca lagi segala bagian penting dari masa lalu, (misalnya pemikiran tokoh seperti Tan Malaka, Gie, dan para pemikir lainnya), lalu mencatat dan mengetahui segala persoalan yang terjadi hari ini, kemudian juga merancang segala harapan untuk hari depan.

Hari yang berbahagia ini adalah momen untuk introspeksi agar pohon yang sedang bertunas ini senantiasa tumbuh, memberi tempat berlindung yang teduh, dan tidak meranggas sebelum berbuah.

Saya #Sekarangkumparan, dan saya bangga untuk itu!