Mahasiswa KKN UNEJ Membantu Digitalisasi Penjualan UMKM Hidroponik

Muhammad Deni Saputro
Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember
Konten dari Pengguna
18 September 2021 7:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Deni Saputro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Proses pemanenan bersama sasaran di desa sukowiryo. Foto: Muhammad Deni Saputro
zoom-in-whitePerbesar
Proses pemanenan bersama sasaran di desa sukowiryo. Foto: Muhammad Deni Saputro
ADVERTISEMENT
Pandemi Covid-19 yang belum kunjung mereda dan kasus yang meningkat membuat pemerintah mengambil kebijakan untuk terus memperpanjang PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Menyebabkan masyarakat menengah ke bawah semakin sulit untuk dapat bertahan di masa pandemi seperti saat ini. Salah satunya adalah para pelaku UMKM (Usaha Menengah Mikro Kecil) yang semakin hari semakin merasakan dampaknya dan sulit untuk bertahan apalagi berkembang.
ADVERTISEMENT
Karena hal tersebut maka untuk menyesuaikan program KKN maka mahasiswa Universitas Jember diberikan opsi untuk menentukan sendiri program yang akan dilakukan dengan pilihan yaitu program kemanusiaan stunting AKI dan AKB, program pemberdayaan wirausaha masyarakat UMKM terdampak covid-19, program kegiatan inovasi teknologi informasi dalam penanganan covid-19, program pemberdayaan BUMDES atau pemerintahan desa dalam Memperkuat Jejaring Pengaman Sosial Desa Saat Pandemi covid-19 dan program inovasi literasi masyarakat saat pandemi covid-19. Saya Muhammad Deni Saputro memilih program pemberdayaan wirausaha/UMKM terdampak covid-19 di Desa Sukowiryo berada di Kabupaten Bondowoso, Kecamatan Bondowoso, di bawah bimbingan Bapak Sundahri, dosen Fakultas Pertanian Universitas Jember yang pernah menempuh pendidikan di La Trobe University, Melbourne.
Nah, Desa Sukowiryo boleh dianggap sebagai desa maju, karena letaknya yang berdekatan dengan pusat kota, dan sebagai jalur utama antara kota Bondowoso dan Jember. Masyarakat di sana kebanyakan suku madura dan mempunyai sistem kehidupan pada umumnya yaitu berkelompok dengan dasar kekeluargaan dan keramahan masyarakat yang memberikan kesan dan gambaran sebagai sebuah desa sesungguhnya. Masyarakat desa Sukowiryo mayoritas adalah petani padi dan sedikit petani tembakau, sisanya peternak, pekerja kantor dan wirausaha dengan bentuk usaha yang ada adalah UMKM.
ADVERTISEMENT
“UMKM tanaman hidroponik yang bernama “Hidroponik Bondowoso” di dusun Sentong dikelola oleh Bapak Rudi. Beliau memulai usaha ini sejak Desember 2019 yang awal mulanya di depan rumah. Seiring berjalannya waktu, usaha hidroponiknya terus berkembang sehingga mampu membuat greenhouse. Tetapi sejak awal 2021 usahanya terus mengalami penurunan penjualan sehingga mengalami kerugian”, tutur sasarannya.
Sehingga untuk menghadapi masa pandemi seperti saat ini harus memperbanyak promosi untuk memikat konsumen. Karena jenis budidaya tanaman ini tergolong baru di Bondowoso terlebih lagi di desa Sukowiryo ini. Sehingga, berdasarkan penuturan Bapak Rudi, pada masa pandemi seperti saat ini penjualannya terus mengalami kerugian karena kurangnya pemasaran sehingga menyebabkan konsumen semakin berkurang akibat jarang keluar rumah dan ditutupnya salah satu pasar penjualan tanaman hidroponik di Car Free Day Alun – Alun Bondowoso. Menurutnya, hasil sebelum pandemi dibandingkan saat ini yang hanya cukup untuk membayar gaji sewa outlet di toko dan membayar gaji karyawan saja, jadi hasil yang diperoleh tidak seperti sebelum pandemi.
ADVERTISEMENT
Program ekspansi pasar melalui e-commerce dilakukan pada produk UMKM Tanaman hidroponik milik Pak Rudi yang dapat bersaing di era digital dengan cara memperbaiki kemasan serta logo produk dan melakukan pemasaran secara digital melalui IG dan FB yang membuat penjualan saat ini semakin meningkat. Bapak Rudi memberikan testimoni bahwa hasil dari program tersebut sangat membantu usahanya dalam menghadapi pandemi saat ini, dan berterima kasih terhadap mahasiswa KKN UNEJ.