news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sendiri

Muhammad Fadjar Hadi
masih hidup dan masih bertahan
Konten dari Pengguna
2 Juni 2018 7:55 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Fadjar Hadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hari demi hari berganti. Waktu demi waktu berlalu. Ah, sungguh tidak terasa sudah hampir satu tahun aku berada disini. Ya, aku sekarang berada di ibu kota negara tercinta ini, sepertinya memang aku berjodoh dengan kota ini.
ADVERTISEMENT
Sudah banyak asam manis kejadian maupun pengalaman yang aku dapatkan hampir selama setahun ini. Suka duka semua rasanya sudah aku rasakan. Namun rasanya selama ini masih ada yang tersa kurang.
Aku terus berusaha mencari apa kekurangan itu hingga isi kepala ini tak sanggup lagi tuk berfikir. Setelah sekian lama merenung didalam kesendirian, akhirnya aku temukan jawaban itu. Sebenarnya, terlalu naif jika aku masih bertanya mengenai kekurangan itu.
Sejatinya bahwa selama ini aku sudah tahu jawaban dari pertanyaan itu. Hanya saja, aku selalu berusaha mengelak dan menghindar dari hal itu.
Tepatnya, hanya satu kata untuk jawaban itu. Yaitu 'wanita'. Rasanya hidup terasa kurang tanpa ada kehadirannya.
Ya, wanita. Kadang aku befikir selama ini terlalu disibukan oleh kesibukan diri sendiri. Hingga pada akhirnya aku terlena dan terjatuh dalam lubang yang dinamakan kesendirian. Aku lupa, bahwa ada sesuatu yang begitu berharga yang tentunya tidak boleh aku lupakan selain sang pencipta, keluarga dan tentunya pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Jika aku coba untuk mengingat kembali masa lalu, rasanya sudah hampir tiga tahun berlalu. Tentu tiga tahun itu bukanlah waktu yang singkat.
Selain itu, rasanya sudah lama juga aku tidak menulis seperti ini. Biasanya, dulu ketika masih ada 'dia', hampir setiap minggu aku selalu menulis maupun bercerita di blog pribadi ku untuk sekedar melepaskan semua rasa yang ada di dalam hati dan juga pikiran.
Sekarang, tanpa adanya 'dia', hati ini terasa sepi seakan kehilangan arah dan tujuan. Sungguh menyedihkan memang jika terus diingat.
Tapi, sekarang aku sadar bahwa tidak selamanya langit mendung. Aku tahu, saat ini roda kehidupan tengah berputar. Namun, walau begitu aku juga tahu tidak mungkin aku tiba-tiba dapat keluar dari lubang kesendirian ini.
ADVERTISEMENT
Setidaknya, mulai saat ini aku harus berusaha bangkit dan mencari wanita itu.