Hal-hal Dasar yang Berubah Ketika Pertama Kali Naik Gunung

Muhammad Farhan
Seorang Mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
4 Juni 2021 11:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Farhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Keindahan Bunga Edelweiss Di Gunung Indonesia.
zoom-in-whitePerbesar
Keindahan Bunga Edelweiss Di Gunung Indonesia.
ADVERTISEMENT
Naik gunung merupakan kegiatan atau hobi sebagian orang, lebih khusus pada usia 20 tahunan. Naik gunung bukan merupakan suatu hal yang mudah untuk di lakukan.
ADVERTISEMENT
Terlebih lagi banyaknya tantangan dan hambatan yang ada di sepanjang perjalanan dari rumah sampai puncak gunung. Entah kelelahan, kaki terkilir, kehabisan makanan dan minuman, tersesat dan hal hal lainnya. Karena hal ini lah banyak orang yang tidak ingin melakukan kegiatan naik gunung ini atau bahkan setelah naik gunung ada yang tidak ingin melakukannya lagi.
Namun hal itu tidaklah terjadi pada saya. Walaupun saya mendengar tentang hal-hal buruk naik gunung, entah kenapa saya tertantang untuk melakukannya. Waktu itu saya masih sekolah tingkat SMA dan ketika momen libur semester saya dan teman-teman saya memutuskan untuk melakukan kegiatan naik gunung.
Gunung pertama yang saya ingin taklukkan yaitu Gunung Guntur di daerah Jawa Barat. Lalu berangkat lah saya ke Gunung Guntur lalu singkat cerita berhasil lah saya untuk berada di atas puncak gunung.
ADVERTISEMENT
Hal-hal yang buruk pun terjadi kepada saya, seperti kelelahan dan banyak lecet di sekitar tubuh. Tetapi hal itu langsung terbayarkan akan hal indah yang tidak bisa ditemui di daerah perkotaan yaitu keindahan alam. Namun bukan keindahan alam saja yang saya dapatkan. Di sepanjang perjalanan banyak hal-hal yang saya temui dan banyak hal-hal mendasar yang mengubah saya menjadi orang yang lebih baik.
1. Menjadi orang yang lebih peduli terhadap lingkungan
Ketika saya sampai di puncak gunung dan melihat betapa indahnya alam, saya merasa hal ini harus dijaga semaksimal mungkin. Di puncak gunung dan di sepanjang perjalanan pulang pun saya tidak ingin melihat sampah yang akan mengotori keindahan alam ini. Ketika ada sampah yang tergeletak saya pun memungutnya dan membuang sampah tersebut ke tempat yang seharusnya. Lalu hal ini lah yang secara tidak sengaja terbawa ke kehidupan sehari hari setelah saya naik gunung. Padahal dulu saya bukanlah orang yang peduli terhadap lingkungan .
ADVERTISEMENT
2. Tidak boros terhadap makanan dan air
Di sepanjang perjalanan saya dan teman teman saya membawa logistic yang pas-pasan. Karena saya pertama kali naik gunung saya pun mudah dengan kelelahan akan jalur gunung, hal itu lah yang menyebabkan saya banyak minum dan makan. Lalu terjadilah saya dan teman-teman saya kehabisan logistik di perjalanan. Dari situlah saya memutuskan untuk tidak boros atau mubazir terhadap makanan maupun air. Karena saya sudah tau bagaimana sengsaranya hidup tanpa makanan atau minuman.
3. Pentingnya kata TOMAT (Tolong, Maaf, Terima kasih).
Naik gunung merupakan sebuah aktivitas fisik yang pada umumnya tidak bisa dilakukan sendirian. Saya sendiri pun melakukan perjalanan ini dengan 5 orang teman saya. Dan 3 kata ini lah yang seharusnya paling banyak di ucapkan selama di jalur pendakian gunung. Dalam kasus ini saya belajar akan cara menghargai orang dalam hal berbicara, Karena kalau kita meminta bantuan dengan sopan maka orang yang menanggapinya pun akan senang hati membantu kita.
ADVERTISEMENT
4. Menjadi lebih sabar
Hal ini saya dapatkan ketika saya berada di jalur pendakian. Karena saya baru pertama kali naik gunung maka saya pun banyak mengeluh dan putus asa bahkan hampir saya tidak ingin melanjutkan perjalanan, karena tidak kunjung sampai di puncak gunung. Sikap sabar inilah yang menolong saya sampai ke puncak gunung. Karena pengalaman ini lah sekarang saya tidak mudah emosi atau menjadi orang yang lebih sabar.
Oleh karena itu naik gunung bukan hanya sekadar liburan. Tetapi sebuah perjalanan yang membawa kita agar menjadi seorang yang lebih baik lagi karena banyak hal-hal yang dapat dipelajari akan pentingnya diri sendiri maupun lingkungan sekitar.
Wisatawan yang mendaki Gunung Soputan, Sulawesi Utara Foto: Instagram: kevinkilis