news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Beginilah Sakitnya Patah Hati Menurut Sains

12 Januari 2018 8:40 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wanita patah hati (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita patah hati (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Ternyata, patah hati tidak hanya mempengaruhimu secara emosional, tetapi juga bisa mempengaruhi fisik dan otakmu.
ADVERTISEMENT
Bahkan, karena terbukti mempengaruhi fisik, patah hati bisa menjadi penyakit yang disebut sebagai broken heart syndrome.
Menurut Mayo Clinic, broken heart syndrome adalah sebuah kondisi jantung yang bersifat sementara, di mana seseorang merasakan sakit di dadanya dan kesulitan bernafas setelah mengalami stres berat.
Apabila terjadi dalam waktu lama, broken heart syndrome dapat menyebabkan penyakit jantung yang lebih serius.
Penelitian yang dilakukan di Wake Forest University di North Carolina, Amerika Serikat membuktikan bahwa patah hati dapat menimbulkan jerawat, keram perut, dan nyeri otot.
Dalam artikel yang ditulis oleh psikolog Guy Winch di Psychology Today, ia mengatakan kalau patah hati juga bisa mempengaruhi otak.
Pria sama rapuhnya dengan wanita ketika patah hati (Foto: Thinkstockphotos)
zoom-in-whitePerbesar
Pria sama rapuhnya dengan wanita ketika patah hati (Foto: Thinkstockphotos)
Ternyata, reaksi yang dikeluarkan oleh otak ketika patah hati sama seperti reaksi otak ketika seorang pecandu kokain dan opium sedang sakau.
ADVERTISEMENT
Dampak dari patah hati kepada otak sangat luar biasa, hingga mempengaruhi cara kita berpikir. Sama seperti pecandu yang sedang sakau, sulit bagi mereka untuk berpikir dengan baik.
Selain itu, tidak ada batas waktu tertentu berapa lama kita akan merasakan efek dari patah hati. Efeknya bisa dirasakan selama beberapa minggu, bulan, atau bahkan beberapa tahun.
Ilustrasi Patah Hati. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Patah Hati. (Foto: Pixabay)
Winch mengatakan, untuk menghindari broken heart syndrome bisa dilakukan dengan membatasi mengingat-ingat mantan, sehingga kita bisa lebih cepat pulih dari perasaan patah hati.
Studi lain yang dipublikasi di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences di Amerika Serikat, menemukan bahwa ketika seseorang ditolak cintanya, maka otaknya akan bereaksi seperti ketika ia merasakan sakit di tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Karena itu, berhati-hatilah ketika kamu akan menolak cinta atau memutuskan pacarmmu. Karena ternyata, patah hati bisa membawa dampak besar pada kesehatan fisik dan mental.