Dokter UI Temukan Cara Termudah Deteksi Kanker Paru-paru

12 Januari 2018 7:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Achmad Hudoyo, Doktor Biomedik UI. (Foto: Universitas Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Achmad Hudoyo, Doktor Biomedik UI. (Foto: Universitas Indonesia)
ADVERTISEMENT
Seorang dokter dari Universitas Indonesia (UI) berhasil menciptakan metode baru dalam mendeteksi dini penyakit kanker paru-paru. Metode yang ditemukan ini terbilang unik karena hanya memanfaatkan balon karet sebagai alatnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pengumuman di situs resmi UI, metode baru yang ditemukan Achmad Hudoyo, dokter biomedik dari Fakultas Kedokteran UI, menggunakan balon karet sebagai alat bantu mendeteksi kanker paru-paru. Achmad dapat mendeteksi adanya kanker di bagian paru-paru dengan cara 'memerangkap' hembusan napas dari pasien di balon karet.
Balon karet tersebut kemudian didinginkan dengan cara disimpan dalam lemari es atau direndam dalam air es. Hal itu dilakukan agar hembusan napas di dalam balon juga mengalami proses pendinginan.
Selanjutnya, dengan bantuan kertas saring khusus yang mampu menangkap DNA, hembusan napas itu dianalisis di laboratorium biomolekular untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Keunggulan di metode ini adalah penggunaan alat sederhana dan mudah dalam mendeteksi kanker paru-paru. Kendati demikian, tingkat keakuratan metode ini melebihi 70 persen. Hal ini dapat membantu pasien dan dokter dalam melakukan langkah pengobatan sebelum kanker menjadi ganas.
Ilustrasi meniup balon (Foto: Sudden Fiction/Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi meniup balon (Foto: Sudden Fiction/Flickr)
ADVERTISEMENT
Metode Baru Terinspirasi Anjing Pelacak
Achmad mengaku penemuan metode ini terinspirasi dari sebuah penelitian tentang kemampuan anjing dalam melacak keberadaan kanker paru-paru di dalam tubuh seseorang.
"Anjing pelacak yang sudah terlatih, dapat membedakan napas pasien yang menderita kanker paru dan yang tidak dengan tinkat keakuratan mencapai 93 persen," jelas Achmad.
Ia juga menambahkan bahwa hal tersebut memberikan indikasi adanya suatu zat tertentu yang hanya ditemukan di napas penderita kanker paru.
Kanker paru-paru tidak mengenal golongan apapun (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Kanker paru-paru tidak mengenal golongan apapun (Foto: Thinkstock)
Menurut data dari FKUI, kanker paru-paru adalah salah satu jenis penyakit paling mematikan. Tercatat hanya 15 persen penderita kanker paru yang bisa bertahan hidup hingga lima tahun. Salah satu penyebab rendahnya angka kelangsungan hidup ini diperkirakan akibat keterlambatan diagnosis.
Selama ini dokter menggunakan dua metode untuk mendeteksi kanker paru, yaitu pemeriksaan dahak, dan foto rontgen. Kedua metode itu mahal dan sulit dilakukan, menurut Anwar Jusuf, Guru Besar Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI.
ADVERTISEMENT
Achmad berharap, metode baru ini dapat membantu meningkatkan harapan hidup penderita kanker dengan cara mendeteksi dini kanker paru. Metode ini juga bisa membantu pasien di daerah-daerah yang masih kurang fasilitas kesehatannya. Karena mereka hanya perlu mengirimkan kertas saringnya ke laboratorium untuk dianalisis.