Empat Langkah Google Lawan Terorisme di YouTube

20 Juni 2017 10:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Platform streaming video, YouTube. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Platform streaming video, YouTube. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
ADVERTISEMENT
YouTube sering dimanfaatkan oleh para ekstremis untuk menyebarkan pesan atau paham terorisme. Google selaku empunya YouTube tidak ingin nama baik platform berbagi video tersebut rusak, dan berencana melawannya dengan menerapkan sejumlah langkah penting. Ada empat langkah berbeda yang diambil Google. Pertama, mereka akan menggunakan lebih banyak sumber daya teknik dan meningkatkan penggunaan teknologi untuk membantu mengidentifikasi video ektremis, dengan tambahan melatih pengklasifikasi konten baru untuk mengidentifikasi dan menghapus konten negatif dengan cepat. Langkah berikutnya, perusahaan akan memperluas program YouTube Trusted Flagger dengan menambahkan 50 LSM ahli ke 63 organisasi yang telah menjadi bagian dari program ini. Google akan mendukung mereka dengan hibah operasional. [Baca juga: YouTube Siap Produksi Konten Sendiri dan Rangkul Selebriti Top] Kemudian, mereka akan bersikap lebih keras terhadap video yang mengandung konten religius atau supremasi yang berbahaya walau tidak melanggar kebijakan secara langsung. Ke depan akan muncul peringatan dan video tidak dapat diuangkan atau dikomentari. Terakhir, YouTube akan memperluas perannya dalam upaya menangkis radikalisasi dengan mendorong program Creators for Change untuk mempromosikan suara YouTube melawan kebencian dan radikalisasi. Mereka juga akan bekerjasama dengan Jigsaw untuk menerapkan "metode pengalihan," sebuah pendekatan yang akan mengalihkan calon ISIS ke video anti-teroris yang dapat mengurung niatnya bergabung dengan kelompok radikal tersebut. "Sementara kami dan orang lain telah bekerja bertahun-tahun untuk mengidentifikasi dan menghapus konten yang melanggar kebijakan kami, kebenaran yang tidak nyaman bahwa kami, sebagai sebuah industri, harus mengakui masih banyak yang harus dilakukan. Sekarang juga," tulis General Counse Google, Kent Walker, di blog Google yang diterbitkan Minggu, (18/6). [Baca juga: Facebook Janji Jadi Media Sosial Anti-teroris] Jerman, Prancis, dan Inggris, negara-negara yang menjadi target pemboman dan penembakan militan teroris beberapa waktu lalu, telah menekan Facebook dan perusahaan Internet lain, seperti Google dan Twitter, untuk berbuat lebih banyak dalam penghapusan konten militan dan ujaran kebencian. Facebook sendiri sudah berkomitmen akan menjadikan platform media sosialnya sebagai "lingkungan yang tidak bersahabat" bagi teroris, serta berjanji segera menghapus konten terkait teroris dengan menggenjot penggunaan kecerdasan buatan seperti pencocokan gambar dan pemahaman bahasa untuk mendeteksi dan menghapus konten dengan cepat.
ADVERTISEMENT