news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

KKN 19 UNEJ Pemberdayaan Masyarakat Potensi Budidaya Tanaman Di Masa Pandemi

Konten dari Pengguna
19 Agustus 2020 5:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Hafizh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gambar dokumentasi kegiatan pelatihan dan bimbingan masyarakat kampung tangguh SEMERU tentang potensi budidaya tanaman hias ditengah masa pandemi COVID 19
Jember – Dunia sejak akhir 2019 hingga sekarang, sedang berusaha untuk mengatasi wabah penyakit pernafasan yang disebabkan oleh Corona Virus. Diketahui bahwa penyakit ini sangat mudah untuk berpindah dari seseorang ke orang lain disekitarnya secara Contagious atau dikenal dengan cara penularan. Kasus virus corona pertama kali muncul dan menyerang manusia yaitu tepatnya di provinsi Wuhan, China. Gejala yang timbul pada umumnya serupa dengan sakit flu seperti sesak nafas, batuk dan demam. Bahkan diketahui juga bahwa orang dengan status positif COVID 19, tidak memiliki gejala yang timbul. Hal ini menjadi keunggulan dari virus tersebut untuk dapat dengan mudah menyebar tanpa terdeteksi. Adanya penyakit COVID 19 ini menyebabkan banyaknya korban jiwa yang harus meninggal dunia akibat tidak dapat bernafas dengan baik (Mona N, 2020).
ADVERTISEMENT
Kerugian dan dampak yang dapat dihasilkan oleh Corona Virus membuat beberapa negara harus menerapkan kebijakan Lockdown atau dikenal sebagai pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kebijakan tersebut didasari oleh tujuan untuk mencegah penularan COVID 19. Adapun kebijakan yang diambil oleh pemerintah yaitu wajib menggunakan masker, cuci tangan dengan sabun atau Handsanitizer dan selalu menjaga jarak dengan orang lain maupun kerabat terdekat.
Adanya kebijakan tersebut menyebabkan banyak masyarakat RW. 026 Lingkungan Kebon Dalem Kelurahan Kepatihan Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember mengalami kesulitan dalam memperoleh pendapatan. Pada umumnya masyarakat didaerah tersebut bekerja sebagai pegawai dan pengusaha baik ditingkat usaha mikro maupun makro. Dampak yang dihasilkan juga terasa dikalangan pelajar yang diharuskan untuk belajar di rumah saja. Hal ini membuat masyarakat mulai kekurangan aktifitas yang positif sebagai dampak dari kebijakan PSBB.
ADVERTISEMENT
Penulis sebagai mahasiswa KKN UNEJ mencoba menjawab permasalahan tersebut dengan melakukan observasi secara langsung guna menemukan potensi yang dapat dikembangkan. Hasilnya, diketahui bahwa masyarakat RW. 026 Kelurahan Kepatihan Kabupaten Jember memiliki kegemaran yang dominan yaitu menanam tanaman hias. Setelah ditelusuri, masyarakat menanam tanaman hias hanya sebagai penghias rumah saja dan hiburan dikala jenuh. Beberapa warga juga diketahui tidak mengerti bagaimana merawat tanaman dengan baik. Tidak banyak tanaman hias yang harus dibuang karena layu atau tidak dapat tumbuh segar. Sementara itu, penulis mencoba mencari refrensi berkaitan dengan tanaman hias yang ada di media online. Hasilnya, ditemukan bahwa tanaman hias memiliki nilai harga jual yang tergolong cukup mahal apabila tanaman tersebut dalam kondisi terbaik. Contoh tanaman hias yang ditemui oleh penulis yaitu Monstera yang saat ini sedang diminati banyak orang. Hal ini membuat penulis muncul sebuah pertanyaan besar “Masyarakat gemar menanam, namun belum paham bagaimana merawat tanaman dengan baik dan tidak mencoba menemukan jawabannya. Apabila masyarakat mampu menanam dan merawat tanaman hias dengan baik lalu menjualnya sebagai usaha bisnis, apakah hal tersebut dapat menjadi sebuah lapangan pekerjaan baru? Lalu apa dampaknya jika masyarakat mulai bergabung dan membentuk kelompok usaha bisnis tanaman hias bersama? Jika benar terjadi, apakah hal tersebut dapat meningkatkan pendapatan mereka disaat masa pandemi saat ini?”.
ADVERTISEMENT
Berawal dari pertanyaan tersebut, penulis mulai menyusun dan merencanakan sebuah kegiatan yang bernama Kampung Rimba (Rukun, Inovatif, Mandiri dan Berkarya Aktif). Kegiatan tersebut merupakan sebuah pelatihan dan bimbingan kepada masyarakat tentang pemanfaatan tanah pekarangan. Topik yang disampaikan berkaitan dengan budidaya tanaman hias, nilai tambah produk, aspek organisasi dan aspek pemasaran. Pelatihan dan bimbingan tersebut mulai dilaksanakan pada tanggal 15 Juli hingga 08 agustus 2020 dikediaman rumah sasaran dengan menerapkan protokol kesehatan COVID 19. Kegiatan ini diharapkan dapat menjawab permasalahan yang ada dimasyarakat.
Hasilnya, kegiatan berlangsung dengan baik dan lancar. Masyarakat mulai mengerti potensi yang dapat dikembangkan dari sebuah kegiatan sederhana hingga dapat memperoleh pendapatan. Beberapa warga mulai mencoba membuat sendiri formula Rootgrow, ABmix dengan bahan sederhana. Selain itu, masyarakat mulai mencoba menggunakan bahan bekas seperti botol, plastik dan lainnya sebagai wadah media tanam. Tidak sedikit dari mereka mulai mencoba menghias wadah tersebut dengan bahan – bahan yang mudah ditemui seperti cat, manik – manik dan lainnya. Walaupun, produk yang dihasilkan masih belum menemukan pelanggan yang berminat untuk membeli produk tersebut. Namun, potensi yang telah dimiliki oleh masyarakat RW. 026 Kelurahan Kepatihan Kabupaten Jember ini diharapkan dapat berkelanjutan dan berkembang menjadi sebuah usaha bisnis bersama sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bagi masyarakat itu sendiri. (M. Hafizh/ KKN19/ Kepatihan/ L. Dyah Purwita)
ADVERTISEMENT
Sumber Pustaka :
Mona N. 2020. Konsep Isolasi Dalam Jaringan Sosial Untuk Meminimalisir Efek Contagious (Kasus Penyebaran Virus Corona Di Indonesia). J. Sosial Humaniora Terapan 2(2) : 117 – 124.