Berlari dengan Jarak Tempuh 100 Kilometer Pertama
Konten dari Pengguna
25 Juli 2021 9:37
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Muhammad Haryo Pambudi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hai, di sini saya akan menceritakan mengenai salah satu cabang olahraga, yaitu lari. Selain kegiatan menulis, saya sangat menyukai olahraga, contohnya renang, lari, dan kegiatan fisik lainnya. Jadi keseharian saya menulis di depan layar laptop diimbangi dengan kegiatan fisik yang menyehatkan tubuh.
ADVERTISEMENT
Karena tema cerita saya pada kali ini tentang cabang olahraga lari, jadi saya akan fokus pada cerita lari ini. Saya memulai aktivitas lari jam 05.30 waktu Indonesia bagian barat. Setiap 2 hari sekali saya berlari mengelilingi desa dengan jarak 5 kilometer. Jadi dalam sebulan, total jarak tempuh lari saya bisa mencapai 100 kilometer.
Saya berlari hanya bermodalkan aplikasi perekam jejak aktivitas lari dan kaus polos yang dipakai berulang kali. Jika ada yang bertanya mengapa saya pakai kaus polos yang berulang kali, maka jawabannya gampang, saya akan berkata bahwa tujuan berlari bukan untuk gaya tetapi untuk kesehatan tubuh.
Selama saya berlari dengan total jarak tempuh 100 kilometer dalam sebulan, banyak sekali manfaat yang saya dapatkan. Pertama, saya kembali menegaskan kesehatan, salah satu manfaat terbesar selama saya berlari adalah tubuh yang sehat dan tidak mudah terkena penyakit, terlebih selama masa pandemi ini membuat saya semakin sadar akan pentingnya kesehatan.
ADVERTISEMENT
Kedua, pikiran saya menjadi lebih tenang dan sehat. Selain kesehatan, saya berlari untuk merileksasi diri. Saat berlari, berbagai beban tugas dan pekerjaan saya lupakan untuk sementara, sehingga pikiran menjadi lebih lega, tenang, dan sehat dengan selalu berpikir positif.
Ketiga, menambah pertemanan, melalui aktivitas lari juga mempertemukan saya dengan teman baru dalam sebuah komunitas pelari. Lari bersama sangat menyenangkan sekali, rasa lelah tidak saya rasakan saat berlari bersama teman-teman komunitas pelari.
Keempat, berat badan naik, selama aktivitas berlari, berat badan saya bukannya turun tetapi justru naik. Hal ini sangat bermanfaat untuk diri saya karena berat badan yang proposional adalah impian saya. Selain berat badan, otot kaki saya juga menjadi lebih kuat.
ADVERTISEMENT
Kelima, daya tahan tubuh menjadi kuat. Di masa pandemi ini, imunitas tubuh sangat diperlukan, pengalaman saya selama berlari membuat daya tahan tubuh menjadi lebih kuat secara alami, sehingga tubuh saya bisa terlindungi dari virus.
Keenam, tidur menjadi lebih berkualitas dan nyenyak. Setelah aktivitas berlari, tubuh saya istirahat. Saat malam hari tiba, saya merasakan tidur yang lebih nyenyak dan berkualitas.
Sekian dari pengalaman berlari dengan total jarak tempuh 100 kilometer pertama. Semoga memotivasi dan bermanfaat, terima kasih.