Belajarlah Sebelum Liar Berbicara!

Muhammad Nurhikmah Wiguna
Seorang Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berharap hidup dengan tenang
Konten dari Pengguna
2 Februari 2023 20:53 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Nurhikmah Wiguna tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi berbicara dengan suara nyaring Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berbicara dengan suara nyaring Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Manusia merupakan makhluk yang selalu hidup berdampingan. Ia tidak bisa hidup hanya seorang diri saja dikarenakan fitrahnya yang memang membutuhkan orang lain.
ADVERTISEMENT
Dalam Islam, hal ini bahkan sudah dijelaskan secara universal di dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13 bahwa manusia memang diciptakan dari jenis laki-laki dan perempuan yang kemudian dengan hal tersebut agar manusia dapat saling mengenal.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Dalam hidup berdampingan tersebut manusia pasti mengalami interaksi antara manusia dengan manusia yang lain. Dengan interaksi yang dilakukan manusia maka terjalinlah hubungan yang bisa membangun peradaban dengan cara berkomunikasi.
Dengan kata lain, manusia berinteraksi dengan manusia lain untuk menyampaikan pesan yang dimilikinya demi membangun sebuah tujuan yang telah ditetapkan berupa peradaban.
Hal ini terlihat bagaimana seorang ilmuwan menyampaikan apa yang diciptakan olehnya berupa penemuan-penemuan yang sangat membantu umat manusia pada era dahulu, seorang guru atau dosen yang menyampaikan keilmuan ataupun pengetahuannya kepada para murid atau mahasiswanya, seorang siswa atau pun mahasiswa yang menyampaikan gagasannya di dalam kelas terhadap teman sebayanya atau pun kepada guru atau pun dosen, dan lain sebagainya.
Ilustrasi bagaimana seseorang membutuhkan orang lain dalam menyampaikan pesan yang ingin disampaikan. Sumber: Pribadi (Foto Muhammad Nurhikmah Wiguna)
Komunikasi dalam menyampaikan pesan tidak begitu saja disampaikan hanya dengan bermodal pesan yang ingin disampaikan. Tetapi, sebelum menyampaikan pesan mestilah memiliki beberapa keterampilan dalam berkomunikasi agar nantinya si pendengar paham akan maksud atau pesan yang ingin kita sampaikan padanya.
ADVERTISEMENT
Kenapa demikian? Karena jika tidak memiliki keterampilan dalam berkomunikasi dikhawatirkan akan terjadinya kesalahpahaman dalam penerimaan makna yang diterima oleh si pendengar sehingga terjadi missunderstanding.
Keterampilan-keterampilan yang dimaksud ialah seperti pandai memilih diksi saat berkomunikasi, pandai menggunakan bahasa tubuh, pandai melihat audience, pandai mencairkan suasana, pandai membuat suasana yang harmonis antara pembicara atau pun pendengar, pandai menciptakan bahasa tubuh, dan lain sebagainya— yang berhubungan dengan keterampilan-keterampilan dalam berkomunikasi.
Dengan begitu, dalam berkomunikasi terlihat bahwa komunikasi tersebut efektif dengan dilihat adanya pemahaman, kesenangan, perubahan sikap, terciptanya hubungan sosial yang baik, dan perubahan perilaku dari sang komunikan. (Effy Wardati Maryam, 2020)
Gambar 2. Bagaimana seorang public speaker harus memiliki keterampilan-keterampilannya dalam menyampaikan pesan yang ingin disampaikan. Sumber: Pribadi (Foto Muhammad Nurhikmah Wiguna)
Keterampilan-keterampilan tersebut sudah menjadi ilmu dan pengetahuan yang sangat banyak diketahui oleh orang-orang yang akan menyampaikan hasil gagasannya di depan publik.
ADVERTISEMENT
Hal ini terlihat pada media sosial seperti YouTube, TikTok, Reels Instagram, dan aplikasi media sosial serupa lainnya yang memuat konten-konten mengenai bagaimana seseorang menyampaikan apa yang ingin disampaikannya atau istilah kata yang sering digunakan dalam konten-konten tersebut ialah public speaking.
Konten-konten tersebut sudah bagus memuat bagaimana seseorang yang ingin melakukan public speaking atau public speaker harus bertindak. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya seperti pandai memilih diksi, pandai menggunakan bahasa tubuh, dan lain sebagainya.
Namun, hal ini terlalu bersifat teknis sehingga melupakan hakikat apa pesan yang ingin disampaikan. Barangkali ini adalah sebuah kritik bagi seorang public speaker yang baru terjun pada dunia public speaking bahwa dalam menyampaikan gagasan dalam hal teknis, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, merupakan ‘bumbu-bumbu’ yang menjadi pendukung apa sebenarnya pesan yang ingin kita sampaikan.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus ini hal-hal yang bersifat teknis dalam dunia public speaking tidak dinafikan karena memang itu sangat penting bagi seorang public speaker dalam menyampaikan gagasannya. Namun, di sisi lain dari hal teknis tersebut ada hal yang bersifat esensial yaitu pesan yang ingin disampaikan.
Seorang public speaker akan sukses jika apa yang ingin disampaikan olehnya dapat dimengerti oleh audience. Sumber: Pribadi (Foto Muhammad Nurhikmah Wiguna)
Para konten kreator yang menjelaskan bagaimana seharusnya public speaking, terlalu mengedepankan bagaimana seseorang seharusnya melakukan public speaking dalam hal teknis dan lupa bahwa apa sebenarnya hakikat dari berkomunikasi, yaitu tersampainya maksud yang ingin disampaikan.
Hal ini membutuhkan pemahaman dari pembicara itu sendiri dalam menyampaikan suatu pesan. Misal, menyampaikan bahwa dalam menjaga lingkungan itu penting. Bagi seorang public speaker dalam menyampaikan hal tersebut haruslah dikaji mengenai berbagai hal yang mengenai lingkungan dengan data-data dan sumber-sumber yang dapat dipercaya.
ADVERTISEMENT
Begitupun dengan pesan-pesan lainnya yang ingin disampaikan oleh public speaker. Karena jika tidak dilakukannya hal tersebut maka pesan yang ingin disampaikan tidak memiliki kualitas yang baik. Atau dengan kata lain dalam tulisan ini yang begitu ditekankan adalah bagaimana seseorang dapat bertanggung jawab terhadap pesan yang disampaikannya.
Tanggung jawab terhadap pesan yang disampaikan begitu penting karena pada era sekarang ini begitu banyak informasi-informasi yang bertebaran di dunia internet sehingga kita sebagai seorang public speaker haruslah berhati-hati terhadap data-data dan sumber yang akan kita gunakan dalam penyampaian apa yang ingin kita sampaikan nantinya.
Orang-orang yang mudah menebar informasi dengan mudahnya dengan tidak mengulik hal tersebut lebih dalam lagi tidak memiliki tanggung jawab dengan pesan tersebut. Maka, seorang public speaker haruslah memiliki pemahaman akan pesan yang ingin disampaikannya dengan pemahaman yang kuat dengan merujuk pada data-data dan sumber yang dapat dipercaya keabsahannya. Serta memiliki jalan pikiran yang logis agar sang pendengar dapat memahami apa yang telah disampaikan dengan sistematis.
Bagaimana seorang public speaker harus bisa membangun jalan pikiran secara logis dan sistematis agar tidak terjadi kerancuan dalam berpikir oleh audience. Sumber: Pribadi (Foto Muhammad Nurhikmah Wiguna)
Melihat fenomena sekarang bagaimana seseorang dalam menyampaikan pesan dan begitu mudahnya ia viral serta terkenal namun tidak memiliki tanggung jawab dalam menanggung apa yang ia sampaikan. Begitulah dunia internet begitu liar dan mudah diakses oleh siapa saja.
ADVERTISEMENT
Maka, sudah menjadi tugas kita sebagai public speaker memberantas hal tersebut dengan tidak mudah termakan sebuah informasi agar nantinya pendengar memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan ketika ia akan menyampaikannya kepada yang lain.
Hal-hal yang bersifat teknis memang sangat penting dalam menyampaikan sebuah pesan. Namun, ada hal yang lebih esensial di samping hal-hal yang bersifat teknis tersebut yaitu pesan yang ingin disampaikan kepada pendengar oleh seorang public speaker dengan cara belajar mengenai apa yang akan ia sampaikan serta memiliki data-data dan sumber yang dapat dipercaya dan memiliki kredibilitas yang mumpuni.
Dengan begitu, nantinya seorang public speaker dalam menyampaikan pesan yang disampaikan siap bertanggung jawab dengan apa yang ia sampaikan sehingga terciptanya seorang public speaker yang memiliki integritas tinggi.
ADVERTISEMENT