3 Cara Pendampingan Anak Autisme Selama Pandemi Corona

Muhammad Riandy
Pejuang Epilepsi.
Konten dari Pengguna
1 Agustus 2020 16:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Riandy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mendampingi anak autisme. Foto: Pexels/Lina Kivaka
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mendampingi anak autisme. Foto: Pexels/Lina Kivaka
ADVERTISEMENT
Hadirnya pandemi corona memberikan pengaruh yang cukup besar untuk anak-anak. Mereka yang biasanya menghabiskan waktu bermain di luar rumah dan belajar di sekolah bersama teman-temannya terpaksa harus berdiam diri di rumah. Perubahan seperti ini sangatlah sulit untuk mereka. Terutama, untuk anak pengidap autisme karena membutuhkan cara pendampingan tersendiri.
ADVERTISEMENT
Melansir dari situs WebMD, autisme merupakan gangguan perkembangan yang cukup kompleks, dan sudah mulai terjadi pada masa kanak-kanak. Kondisi ini berdampak pada perilaku komunikasi dan sosialisasi pengidapnya. Terapi dan memiliki jadwal yang teratur sudah menjadi cara pendampingan yang ampuh dalam meningkatkan kemampuan komunikasi dan sosialisasi pada anak. Namun, adanya transisi yang signifikan di masa pandemi corona membuat anak autisme merasa cemas dan khawatir.
Lalu, bagaimana cara pendampingan yang cocok untuk anak autisme di masa pandemi corona? Berikut adalah 3 tips yang dirangkum dari berbagai sumber, dan dapat Anda lakukan bersama si kecil:
Buat jadwal yang kreatif. Foto: Pexels/Gustavo Fring
Menurut Bethany Vibert, seorang psikologi di Autism Center, anak dengan kondisi autisme sangatlah tergantung dan menyukai jadwal yang dapat dilakukan secara rutin. Banyaknya kegiatan anak yang mendadak terhenti dapat membuat anak dengan kondisi autism spectrum disorder (ASD) mudah merasa stres dan depresi. Sehingga, salah satu cara pendampingan yang dapat dilakukan ialah dengan menyusun kegiatan anak sekreatif mungkin.
ADVERTISEMENT
“Untuk para orang tua, usahakan untuk menyesuaikan jadwal si kecil layaknya sebelum masa pandemi. Serta, siapkan alat-alat penjelasan yang pernah dipakai saat terapi, sehingga anak menjadi lebih mudah dan tidak merasa tertekan ketika mulai beraktivitas di rumah,” tambah Bethany, dikutip dari Child Mind Institute.
Bethany juga menambahkan dengan memiliki jadwal yang terstruktur, akan membuat anak autisme menjadi lebih tenang. Selain itu, menggunakan media visual di setiap aktivitas juga dapat menjadi cara alternatif untuk berkomunikasi dengan anak. Contohnya, Anda dapat menggunakan gambar saat si kecil akan menyikat gigi, mandi, bahkan saat belajar via daring.
Berikan pemahaman. Foto: Pexels/August de Richelieu
Penting juga untuk menjelaskan anak pengidap autisme tentang kondisi yang ada di sekitarnya. Anak autisme memang memiliki daya berkomunikasi yang kurang dan belum mampu mencerna informasi di sekelilingnya. Namun, itu bukan berarti untuk tidak mengikutsertakan anak memahami situasi pandemi saat ini.
ADVERTISEMENT
Cara pendampingan seperti ini perlu dilakukan agar anak tidak merasa bingung dan mempertanyakan kenapa mereka tidak dapat melakukan aktivitasnya seperti dahulu.
Lauren Gardner, salah satu direktur program Autism di Rumah Sakit John Hopkins mengatakan, anak autisme harus memahami wabah corona agar mereka lebih mudah menyaring informasi terkait kejadian di sekelilingnya.
“Orang tua dapat menjelaskan kepada anak dengan menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Dan saat berkomunikasi, pikirkan juga cara yang bisa menurunkan rasa stres anak seperti olahraga pernapasan serta mendengarkan musik,” tuturnya, dikutip dari Hopkins Medicine.
Diane E. Tredwell-Deering, presiden Swank Autism Centre, juga punya pendapat yang sama. Ia memaparkan sebaiknya orang tua juga mulai mengajarkan anak autisme pedoman kesehatan seperti menjaga kebersihan, physical distancing, serta memakai masker.
ADVERTISEMENT
Penjelasan ini pun dapat diberikan dengan menggunakan alat visual dan juga cerita sosial sebagai solusi alternatif dalam menyampaikan informasi.
“Dengan melalui cerita sosial, orang tua jadi lebih mudah menjelaskan situasi pandemi kepada anak sekaligus dapat memberikan arahan kesehatan yang sesuai. Tentunya, kita dapat memberikan informasi tersebut dengan bantuan media visual seperti gambar.”
Buat suasana yang nyaman. Foto: Pexels/cottonbro
Antonio Narzisi, seorang psikolog sekaligus peneliti di University of Pisa, melalui jurnalnya di Brain Sciences mengatakan pengidap autisme memiliki kesulitan saat harus beradaptasi di lingkungan baru. Akibatnya, mereka cenderung merasa panik terhadap perubahan.
Sehingga, selain membuat jadwal kegiatan, Antonio menyarankan orang tua untuk membagi dan menyesuaikan setiap ruangan di rumah dengan kegiatan anak sebagai salah satu cara pendampingan.
ADVERTISEMENT
“Dengan membentuk ruangan yang disesuaikan dengan aktivitas anak, mereka menjadi lebih mudah beradaptasi dengan kegiatan barunya. Orang tua juga dapat menaruh alat visual bahkan papan tulis di tiap ruangan sebagai media anak berkomunikasi. Cara pendampingan seperti ini tentunya dapat diaplikasikan kepada siapa saja, khususnya anak autisme,” tutur Antonio, dikutip dari jurnalnya berjudul Handle the Autism Spectrum Condition During Coronavirus (COVID-19) Period.
Langkah ini sejalan dengan Australian Psychological Society, yang juga menyarankan untuk membuat ruangan khusus bagi anak pengidap autisme selama menjalani karantina agar dapat meningkatkan kemampuan pembelajaran anak. Dengan adanya ruangan ini, anak akan lebih bebas dari distraksi di sekelilingnya dan lebih dapat meluangkan waktunya sendiri.
Nah, tiga cara tersebut dapat Anda lakukan sebagai cara pendampingan kepada anak autisme khususnya di saat pandemi corona. Yang terpenting, selalu pahami kebutuhan anak Anda karena dengan mulai memahami, Anda menjadi lebih tahu kemampuan serta bakat si kecil.
ADVERTISEMENT