Warga Panik Melihat Gunung Semeru Erupsi: Apakah ini Termasuk Serangan Panik?

MUHAMMAD RIZKY AKBAR
Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
18 Desember 2021 12:07 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari MUHAMMAD RIZKY AKBAR tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: pixabay
ADVERTISEMENT
“Kepanikan memang susah untuk ditebak sehingga kita tidak pernah tahu begitu juga dengan bencana alam yang datang karena pada dasarnya hanya Tuhanlah yang mengetahuinya.”
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini banyak musibah bencana alam yang ada pada negeri kita, contohnya yang sedang ramai dibicarakan mengenai erupsi gunung Semeru. Teman-teman pasti sudah tahu beritanya karena sampai viral di berbagai sosial media. Melihat peristiwa itu, membuat saya sangat prihatin karena abu erupsi dengan panas yang melebihi rata-rata mengguyur pemukiman warga secara cepat tanpa ada tanda-tanda dan imbauan dari pihak berwajib.
Pada umumnya peristiwa buruk yang secara tiba-tiba, dapat menimbulkan serangan panik atau yang biasa disebut dengan panic attack. Peristiwa buruk yang dimaksud adalah bencana alam, kebakaran, kecelakaan, hal yang mempunyai hubungan dengan situasi berbahaya, dan memiliki keterkaitan akan keselamatan jiwa manusia. Panic attack atau serangan panik memang terdengar asing bagi kalian yang tidak begitu mendalami ajaran psikologi. Untuk teman-teman yang belum tahu, panic attack ini adalah suatu situasi ketakutan manusia pada suatu kejadian yang menimbulkan kecemasan secara tiba-tiba sehingga manusia mengalami kegelisahan pada waktu tertentu. Panic attack kondisi kecemasan yang dialami dengan cepat perkiraan dalam kurun waktu 15 menit sampai 30 menit (Febriana Sartika Sari dkk, 2021).
ADVERTISEMENT
Gejala Panic Attack
Supaya teman-teman dapat membedakan orang yang terkena panic attack dengan yang tidak, pada saat kejadian peristiwa bencana atau musibah, saya sarankan teman-teman untuk mengetahui gejala dari panic attack. Jika kita lihat dengan saksama gejala panic attack ini dapat diketahui dari perilaku dari orang terdekat dengan memperhatikan sikap yang memiliki perbedaan pada kehidupan sehari-harinya. Biasanya dapat diketahui dari bahasa tubuh yang diberikan, yaitu menggerakkan anggota badan tertentu, munculnya ekspresi yang menunjukkan rasa takut dan adanya keringat dengan intensitasnya tidak biasa. Menurut Citra dkk ( 2021) panic attack memiliki beberapa gejala, yaitu adanya kegelisahan pada diri individu tertentu, kecemasan akan suatu hal yang ditakuti dan rasa khawatir pada suatu hal yang sedang dipikirkan.
ADVERTISEMENT
Apakah kepanikan warga korban erupsi gunung Semeru termasuk Panic Attack ?
Dalam unggahan media sosial yang tersebar luas saya melihat para warga berlarian dan menggunakan kendaraan dengan cepat untuk menghindari erupsi gunung Semeru. Video yang tersebar banyak di media sosial maupun televisi menunjukkan adanya fenomena panic attack pada korban bencana erupsi gunung Semeru. Fenomena tersebut dapat kita lihat dari sikap yang diberikan warga ketika mengalami bencana erupsi gunung Semeru. Sikap para warga rata-rata langsung berlari untuk menyelamatkan diri sambil menunjukkan ekspresi takut dan cemas sehingga susah mengontrol diri dalam memilih tindakan yang terbaik pada situasi yang mencekam. Dari sikap tersebut dapat kita cermati pada paragraf sebelumnya, terdapat kesamaan dengan gejala-gejala yang telah dijelaskan tadi.
ADVERTISEMENT
Dampak Panic Attack
Pada peristiwa panic attack yang dialami oleh warga dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental korban erupsi gunung Semeru. Dampaknya bisa menimbulkan rasa trauma pada diri manusia sehingga cenderung merasa takut ketika ada hal yang memiliki hubungan pada situasi panic attack. Trauma ini sangat berpotensi bagi anak-anak sehingga dapat memengaruhi masa dewasanya (Alexander dkk.2009). Jika kita mengalami trauma, maka akan susah juga untuk menghilang karena rasa ketakutan yang dialami sudah tertanam sejak masa kecil.
Cara mengatasi Panic Attack
Supaya tidak menyebabkan dampak yang lebih parah, seharusnya teman-teman mengetahui cara mengatasi dari situasi panic attack sehingga kita dapat menangani diri sendiri maupun orang lain ketika mengalami panic attack. Menurut Pollard 1989 mencegah panik attack dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
ADVERTISEMENT
1. Mengontrol Nafas
Mengatur napas dengan menarik, kemudian dihembuskan dapat meredakan kepanikan yang ada pada diri kita. Hembusan dilakukan secara pelan dan lambat supaya kepanikan bisa mereda karena tekanan dari rasa kepanikan kemungkinan dapat menurun secara perlahan. Pastikan saat kita mengontrol napas situasi lingkungan sekitar memiliki oksigen yang cukup untuk dihirup.
2.Menyangkal Ketakutan Terburuk
Penerapan ini sangat cocok untuk kita yang memiliki kesusahan dalam mengimplementasikan cara pertama karena kondisi lingkungannya tidak mendukung untuk bernafas lega, seperti erupsi pada warga sekitaran gunung Semeru. Dengan membuang pikiran terburuk pada suatu ketakutan akan meredakan kepanikan yang terjadi. Penerapannya bisa dilakukan dari imajinasi sendiri dan kesalahpahaman yang disengaja pada dampak yang akan terjadi.
3.Memeriksa kepada Psikolog maupun Psikiater
ADVERTISEMENT
Ketika sudah melakukan berbagai cara, namun kepanikan masih tidak bisa menghilang kita bisa melakukan pemeriksaan kepada psikolog maupun psikiater karena kemungkinan hal tersebut sudah termasuk gangguan yang masih belum sembuh atas suatu kejadian yang sangat tidak menyenangkan. Dengan melakukan konsultasi pada orang yang ahli di bidangnya diharapkan dapat memulihkan rasa kepanikan
Dalam situasi panik kita dapat membuat suatu kondisi yang memiliki urutan dari berbagai fasenya. Pada fase itulah korban seperti warga sekitaran gunung Semeru dapat mengambil hikmah, atas hal yang telah terjadi. Suatu kepanikan dapat membentuk suatu kerangka, yaitu kesedihan,ketakutan,kecemasan, kehati-hatian, kesadaran kesehatan akan suatu hal( Nicomedes.2020).
Fenomena panic attack yang ada pada warga sekitaran gunung Semeru merupakan bentuk dari mental manusia pada rasa keterkejutan untuk suatu hal yang tidak terduga. Oleh karena itu, teman-teman harus memahami gejalanya supaya bisa langsung dilakukan penanganan dalam mengatasi panic attack yang dapat secara tiba-tiba datang. Suatu kepanikan itu wajar bagi setiap jiwa manusia, akan, tetapi jika sudah berlebihan, maka harus adanya penerapan lebih lanjut sesuai dengan cara-cara ajaran psikologi.
ADVERTISEMENT
Daftar Putsaka:
Pollard, C. A., & Lewis, L. M. (1989). Managing panic attacks in emergency patients. The Journal of emergency medicine, 7(5), 547-552.
Widyastuti, C., Saptrians, R., & Ulumiyah, N. M. (2021). PANIC ATTACK AKIBAT COVID-19 (Sebuah Studi pada Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta). Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam, 18(1), 81-91.
Sari, F. S., Safitri, W., Kanita, M. W., & Batubara, I. M. S. (2021). Upaya Pencegahan Serangan Panik Saat Pandemi Covid 19 Melalui Anxiety First Aid (AFA), Dan Edukasi. Jurnal Empathy Pengabdian Kepada Masyarakat, 1-6.
McFarlane, A. C., & Van Hooff, M. (2009). Impact of childhood exposure to a natural disaster on adult mental health: 20-year longitudinal follow-up study. The British Journal of Psychiatry, 195(2), 142-148.
ADVERTISEMENT
Nicomedes, C. J. C., & Avila, R. M. A. (2020). An analysis on the panic during COVID-19 pandemic through an online form. Journal of affective disorders, 276, 14-22.