Beberapa Kesalahan Buya Abdul Somad

Muhammad Yusuf El-Badri
intelektual muda persatuan tarbiyah islamiyah, peminat kajian Islam dan kebudayaan
Konten dari Pengguna
1 Desember 2017 15:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Yusuf El-Badri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah menulis tentang Buya Abdul Somad dan rina nose, baru hari ini saya kembali membuka fesbuk. saya cukup kaget dengan lini masa yang berhamburan tentang Buya Abdul Somad. dalam pandangan saya ada upaya 'penyerangan' terhadap Buya setelah komentarnya tentang rina nose yang melepas jilbab.
ADVERTISEMENT
jauh sebelum ini terjadi, pertengahan 2016, ketika saya aktif mengikuti kajiannya di youtube dan fesbuk, saya sudah menduga bahwa suatu saat, Buya akan menjadi bulan-bulanan kiritik, ejekan dan cacian. kenapa? ketika itu saya menemukan satu poin penting saja, yakni ia lahir dan besar sebagai ulama yang memegang teguh mazhab syafii. di mana alasan kemaslahatan tidak terlalu mendapat tempat penetapan hukum.
menjelang akhir 2016 saya coba telusuri tentang Buya Abdul Somad. saya menemukan beberapa komentar, bahwa beliau adalah ulama nu dan menjabat sebagai anggota bahsul masail provinsi riau, kenapa dianggap nu? ketika itu beliau termasuk orang yang mampu membantah dakwah salafi-wahabbi. ibarat pesliat, beliau adalah pendekar pilih tanding persis sejak ia turun ke gelanggang.
ADVERTISEMENT
Buya abdul somad mulai menjadi 'masalah', ketika ia ikut turun demo ahok yang juga diikuti oleh hizbut tahrir. setelah itu, muncul tuduhan Buya abdul somad sebagai tokoh hizbut tahrir. dan tidak lama berselang disusul oleh pernyataan, bahwa Buya abdul somad memang nu tetapi nu garis lurus. saya tidak begitu paham yang dimaksud dengan pernyataan ini.
meski ada yang sempat menyebut Buya abdul somad sebagai nu, tapi saya merasa dekat dengan cara berpikirnya tentang penetapan hukum. sejak itu, saya berandai-andai, bahwa ia adalah ulama muda persatuan tarbiyah. dan benar beberapa waktu lalu, beliau justru dilantik sebagai Majilis Ifta Persatuan Tarbiyah Islamiyah riau.
sekarang Buya dibuli, diejek, dan dicaci. apa kesalahannya? apakah karena ia menyebut rina nose sebagai artis pesek dan jelek? mungkin iya. tapi dari kronologi yang saya tulis, persoalan rina nose hanya pintu masuk saja untuk menghina dan mencaci belaka. gerak gerik Buya telah lama diintai. kenapa? berikut beberapa kesalahan Buya dalam pandangan saya sebagai anak muda persatuan tarbiyah;
ADVERTISEMENT
kesalahan pertamanya adalah ia ikut berkontribusi dalam demo ahok, bersama dengan fpi, majlis mujahidin, hti dan umat islam lainnya. padahal saat itu menjadi salah satu calon gubernur dki. dan demonstrasi yang dipimpin habib rizik ketika itu, dianggap sebagai bagian dari gerakan memenangkan anies. atau sering disebut politisasi agama. meski boleh dianggap 'salah' tapi tak begitu akan membuat Buya diejek semasif sekarang. bahkan tindakannya cenderung dianggap hal yang lumrah saja. walaupun tak lumrah-lumrah amat.
setelah itu, ramai di media soal terkait pertanyaan jamaah, siapa ulama nu yang layak untuk diikuti. Buya abdul somad menjawab, tiga nama tentang ulama nu yang layak diikuti, yaitu idrus ramli, buya yahya dan satu lagi saya lupa. menurut saya ini kesalahan fatal. kenapa? karena hanya menyebut tiga nama itu. inilah kesalahan kedua Buya abdul somad.
ADVERTISEMENT
kesalahan ketiga adalah dalam ceramahnya Buya menyebut habib rizik sebagai orang baik. menyebut Buya Hamka sebagai ulama besar, yang nyata-nyata bertali dengan muhammadiyah, bertemu dengan amin rais dan menyebut dakwahnya didukung oleh buya yunahar ilyas, yang juga muhammadiyah.
kesalahan berikutnya, adalah Buya merangkul semua golongan tanpa melihat latar belakang organisasi keislamannya, mulai dari tokoh majlis mujahidihn, fpi, sebagian nu, muhammadiyah, jamaah tabligh, hingga ex hizbut tahrir. mestinya Buya Abdul Somad menuduh mereka sebagai kelompok radikal, anti kebinekaan, musuh negara, dan anti pancasila. upaya beliau merangkul semua golongan ini menjadi kesalahan keempat Buya.
kesalahan kelima, dan ini menjadi kesalahan paling fatal juga, Buya abdul somad dekat dengan felix yang menjadi representasi hizbut tahrir, meski hizbut tahrir telah dibubarkan pemerintah. alih-alih melarang kajian felix yang anti kebinekaan. Buya justru berfoto bersama, menerima felix sebagai tamu di rumah gurunya, Buya mustafa umar, dan bahkan bercanda ria dalam suatu acara pengajian.ini kan cari agar-agr namanya.
ADVERTISEMENT
kesalahan Buya yang terbesar dan paling paling paling fatal, fatal sangat lha pokoknya, yaitu beliau memilih menjadi majlis Ifta persatuan tarbiyah islamiyah. padahal sbelumnya sudah digadang-gadangkan sebagai kiyai muda nu dan anggota bahsul masail riau. mestinya beliau memilih yang lain. mosok memilih persatuan tarbiyah islamiyah. apa itu persatuan tarbiyah islamiyah? organisasi yang tak punya nama, tak punya ulama dan tak punya kontribusi pada bangsa indonesia ini. gabung dengan selain persatuan tarbiyah kenapa sih? ya tentu selain fpi atau jamaah tabligh. pokoknya yang cinta nkri lah, dan tidak anti terhadap pancasila..
seandainya beliau tidak melakukan enam hal itu, saya yakin beliau pasti tak akan dibuli hanya karena menyebut rina sebagai artis pesek. bahkan beliau menyebut taik dan goblokpun dalam ceramahnya akan senantiasa dapat pembelaan dan jempol. bukan satu jempol yang beliau dapat, ribuan jempol dikasih bro.. semua orang bakal menjadi penafsir terhadap apa yang diucapkannya dan memberlakukan konteks ia berujar..
ADVERTISEMENT
memang sih, sebelum Buya abdul somad, belum ada penceramah sekaligus ulama yang mematikan bagi penceramah salafi-wahabi dan diterima semua kalangan. sehingga salafi-wahabi menjadi berkibar dan leluasa.
kemudian Buya muncul, dan meluluhlantakkan dakwah dai salafi-wahhabi, satu Buya abdul somad seperti satu matahari di tengah ratusan cahaya lilin. lilin pun kemudian padam tak bersisa.
meski Buya berhasil mematahkan argumen ustad-ustad salafi-wahabi, dan membela aqidah ahlussunnah mati-matian, tapi karena enam hal itu, maka Buya langsung menjadi orang yang hanya berilmu biasa saja dan hanya pandai melucu. lucukan? ya lucu lha..