Membaca; melawan arus berita hoax.

Muhammad Yusuf
Jangan ikuti saya, saya bukan petunjuk
Konten dari Pengguna
9 Februari 2018 14:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Yusuf tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gemuruh modernitas telah sampai di ubun-ubun, tanpa kita sadari modernitas yang dulu diperbincangkan oleh pendahulu kita sedang dijalani dengan penuh ketaatan oleh generasi saat ini.
ADVERTISEMENT
G
Tentunya modernitas sebagai keharusan sejarah memberikan kita candu yang luar biasa, semua orang harus mengikuti standar yang berlaku agar dapat dikatakan modern sehingga lakon-lakon kehidupan dijalankan sesuai dengan keinginan abad modern.
Namun sebagai manusia yang diberikan karunia berpikir maka sudah semestinya membijaki setiap pergolakan zaman dengan seksama, sehingga mampu dengan baik mengambil manfaat positif dari satu perubahan ke perubahan lainnya.
Konsekuensi logis dari modernitas adalah berkembangnya arus informasi, jika dulu orang harus menempuh jarak untuk dapat mendapatkan informasi maka kini informasi yang mendatangi kita tanpa diminta, informasi telah menjadi gelombang besar yang sulit kita bendung bahkan dengan menutup telinga sekalipun sebab dengan leluasa muncul di hadapan layar-layar kita.
Salah satu dan yang paling membahayakan dari perkembangan arus informasi adalah merebaknya berita hoax, hoax merupakan petaka abad modern yang disebarkan atas berbagai kepentingan, sehingga sulit dihindari selain karena sistem penyebarannya yang massif juga karena pelakunya yang heterogen dari kalangan elit hingga masyarakat awam.
ADVERTISEMENT
Kita secara tidak sadar kadang-kadang menjadi pelaku penyebar berita hoax dengan membagikan berita yang belum diverifikasi kebenarannya, akibatnya banyak korban berita hoax yang mempercayai berita tersebut sebagai suatu kebenaran sehingga melahirkan beragam respon yang tak jarang merugikan banyak pihak.
Berita hoax apalagi yang berkembang lewat media sosial haruslah dilawan dengan gerakan yang elegant, salah satunya adalah budaya membaca karena semakin banyak bahan bacaan semakin kita memiliki varian referensi yang dapat dipanelkan satu sama lain, referensi inilah yang dapat dijadikan panduan untuk mencerna berita-berita tersebut, lalu dapat memutuskan kadar kebenarannya.
Merebaknya berita hoax di media sosial bisa jadi dikarenakan minimnya minat baca, sehingga sedikit saja referensi yang dimiliki telah menjadi patokan kebenaran suatu berita tanpa perlu repot-repot mencari referensi tambahan, padahal membaca adalah proses membandingkan satu referensi dengan referensi lainnya sehingga dapat mendudukan suatu masalah dengan tepat sebelum melabelinya.
ADVERTISEMENT
Membangun kesadaran membaca adalah upaya sistematis yang dilakukan terus menerus dari segala tingkatan pendidikan, dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi, dan ditengah individualisme manusia modern patutnya kita bisa sedikit menaruh asah pada tumbuhnya gerakan literasi yang tetap menaruh kepedulian akan rendahnya budaya literasi negeri ini.
Di kemudian hari kita percaya bahwa arus berita hoax yang massif hanya mampu dibendung dan ditutupi dengan gerakan literasi yang massif pula.