RS USU Gelar Sosialisasi Keselamatan Radiasi

Muhammad Zeinizen
Suami Hesti Sutanti; ayah Riza, Azzam dan Salsa
Konten dari Pengguna
28 Februari 2018 7:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Zeinizen tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MEDAN: Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara selama dua hari, Senin-Selasa (26-27/02/2018) melaksanakan sosialisasi keselamatan radiasi. Sosialisasi ini dilaksanakan agar seluruh karyawan yang bertugas di RS USU baik medis dan non medis dapat mengetahui manfaat dan dampak dari radiasi itu.
ADVERTISEMENT
Sosialisasi dibuka Direktur Utama RS USU Dr dr Syah Mirsa Warli, Sp. U (K) dengan menghadirkan dua pemateri yakni Kepala Instalasi Radiologi RS USU dr Elvita Rahmi Daulay, Mked (Rad),Sp. Rad (K) terkait efek Biologi yang ditimbulkan radiasi dan Josepa ND Simanjuntak, S.Si, M.Si dengan materi Regulasi dan Proteksi Keselamatan Radiasi. Hadir dalam kesempatan itu dr. Sake Juli Martina, Sp.FK, Direktur Diklat, Penelitian dan Kerjasama.
Direktur Utama RS USU Dr dr Syah Mirsa Warli, Sp. U (K) saat membuka kegiatan Senin pagi menyampaikan jika kegiatan dimaksud sangat penting dan bermanfaat bagi para karyawan RS USU. Kesehatan kerja adalah merupakan bagian dari kesehatan masyarakat atau aplikasi kesehatan masyarakat didalam suatu masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungannya. Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan tersebut, melalui usaha-usaha preventif, promotif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja. Untuk itu Dirut meminta para karyawan yang bertugas di lingkungan RS USU untuk dapat mengambil manfaat dari kegiatan itu.
ADVERTISEMENT
Kepala Instalasi Radiologi RS USU dr Elvita Rahmi Daulay, Mked (Rad), Sp. Rad (K) dalam paparannya dengan tema terkait efek Biologi yang ditimbulkan radiasi menyebutkan, sejak ditemukannya sinar X oleh Roentgen pada tahun 1895 dengan dihasilkan foto Roentgen yang pertama maka teknik dan peralatan radiografi terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Berkas sinar-X yang dipancarkan untuk menghasilkan gambar pada pemeriksaan akan mengalami absorbsi dan attenuasi ketika melalui berbagai organ atau bagian pada tubuh. Hal ini dapat menimbulkan berbagai efek pada tubuh sendiri yang dapat memberikan gangguan kesehatan bahkan menimbulkaan penyakit.
Perkembangan teknologi radiologi telah memberikan banyak sumbangan tidak hanya dalam perluasan wawasan ilmu dan kemampuan diagnostik radiologi, akan tetapi juga dalam proteksi radiasi pada pasien-pasien yang harus dilakukan pemberian radiasi. Untuk itu pemberian dosis radiasi kepada pasien harus sesuai dengan kebutuhan klinis merupakan aspek penting dalam pelayanan diagnostik radiologi yang perlu mendapat perhatian secara kontinu. Karena selama radiasi sinar-X menembus bahan/materi terjadi tumbukan foton dengan atom-atom bahan yang akan menimbulkan ionisasi didalam bahan tersebut, oleh karena sinar-x merupakan radiasi pengion, kejadian inilah yang memungkinkan timbulnya efek radiasi terhadap tubuh, baik yang bersifat non stokastik , stokastik maupun efek genetik. Dengan demikian diperlukan upaya yang terus menerus untuk melakukan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja dalam medan radiasi pengion dengan penghitungan dosis radiasi baik kepada pasien maupun pekerja radiasi.
ADVERTISEMENT
Radiologi adalah cabang atau spesialisasi kedokteran yang berhubungan dengan studi dan penerapan berbagai teknologi pencitraan untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit. Pencitraan dapat menggunakan sinar-X, USG, CT scan,tomografi emisi positron (PET) dan MRI. Pencitraan tersebut menciptakan gambar dari konfigurasi dalam dari sebuah objek padat, seperti bagian tubuh manusia, dengan menggunakan energi radiasi. Radiologi juga kadang-kadang disebut radioskopi atau radiologi klinis.
Diakui oleh dr. Elvita, Efek genetik, atau heritable muncul pada generasi masa depan dari orang yang terpapar akibat kerusakan radiasi pada sel reproduksi. Baru-baru ini, beberapa studi epidemiologi pada individu yang terpapar paparan medis selama masa kanak-kanak (CT pediatrik) menunjukkan bahwa risiko kanker dapat meningkat bahkan pada dosis rendah (antara 50-100 mSv). Namun dia mengingatkan untuk tidak perlu khawatir selama penggunaan dosis masih dalam pengawasan tenaga ahlinya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Josepa ND Simanjuntak, S.Si.,M.Si tenaga Fisikiawan RS USU dalam paparannya antara lain menyatakan untuk menghindari kejadian tidak diharapkan, diperlukan peraturan untuk mengaturnya. Sementara itu tindakan proteksi dan keselamatan radiasi untuk bekerja di daerah pengendalian :1. Menandai dan membatasi daerah pengendalian yang ditetapkan dengan tanda fisik yang jelas atau tanda lainnya 2. Memasang atau menempatkan tanda peringatan atau petunjuk pada titik akses dan lokasi lain yang dianggap perlu di dalam daerah pengendalian. 3. Memastikan akses ke daerah pengendalian hanya untuk pekerja radiasi dan pengunjung yang masuk ke daerah pengendalian didampingi oleh petugas proteksi radiasi. 4. Menyediakan peralatan pemantauan dan peralatan protektif radiasi.
Untuk diketahui Instalasi Radiologi Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara berhasil meraih peringkat kedua penghargaan Si-INTAN. Penghargaan Si-INTAN merupakan penghargaan yang dianugerahkan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). BAPETEN telah menyediakan sebuah aplikasi untuk program database data dosis radiasi pasien radiologi yang dikenal dengan sebutan Sistem Informasi Data Dosis Pasien (Si-INTAN) pada Senin (11/12/2017).
ADVERTISEMENT
Aplikasi Si-INTAN dapat dimanfaatkan secara independen dan mandiri oleh pemegang izin sebagai sarana untuk melakukan pencatatan, perekaman, dan pengelolaan data dosis pasien sebagai bagian dari upaya optimimasi proteksi dan keselamatan pasien radiologi.
Dr. Elvita Rahmi Daulay, Mked (Rad), SpRad (K), Kepala Instalasi Radiologi RS USU didampingi Fisikawan Medis Josepa ND Simanjuntak, S.Si.,M.Si menyebutkan, penghargaan kepada Instalasi Radiologi RS USU itu diperoleh karena pihaknya dinilai BAPETEN selalu berusaha untuk melindungi pasien yang menjalani pemeriksaan radiologi.
Untuk itu penghitungan data dosis radiasi yang diterima pasien yang menjalani pemeriksaan radiologi terutama yang menggunakan radiasi (x-ray) selalu di data dan dilaporkan ke BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) dengan harapan dosis pasien tetap terjaga. Hal ini, menurut dr Elvita, yang diapresiasi dari BAPETEN melalui pemberian Anugerah Si-INTAN 2017 kepada RS USU pada 11-12-2017 sebagai pemenang ke-dua dari seluruh rumah sakit di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain untuk pasien, instalasi radiologi juga tetap memperhatikan dosis radiasi yang diterima baik oleh petugas radiasi dan petugas medis serta dokter yang berkaitan penggunaan radiasi dengan akan melakukan sosialisasi seputar radiasi.