Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mengubur Impian Ingin Kuliah Demi Menjadi Tulang Punggung Keluarga
28 Oktober 2020 16:43 WIB
Tulisan dari muhammad fathir sulthoni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap orang pasti mempunyai keinginan untuk masuk perguruan tinggi yang di impikan, tetapi banyak juga orang-orang yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi karena faktor ekonomi yang tidak mencukupi.
ADVERTISEMENT
Itulah yang di alami oleh seorang pria bernama Haqi (19), Haqi merupakan seorang buruh pabrik yang mempunyai impian untuk bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, tetapi dia harus rela tidak melanjutkan pendidikannya karena harus mengambil alih peran ayahnya yang sudah meninggal, sehingga menjadi tulang punggung keluarga menafkahi ibu dan adik-adiknya, Haqi adalah anak pertama dari tiga bersaudara.
" Awalnya sih memang mau lanjut kuliah di Bandung, dan saya pengen banget untuk masuk UNPAD, Sampai lambang UNPAD saya tempel di lemari, tetapi waktu itu ayah saya meninggal sedangkan ekonomi keluarga pada saat itu sedang berada di bawah, ya mau ga mau saya harus menggantikan peran ayah saya karena adik-adik saya masih pada SD," ujarnya, Senin (26/10/2020).
ADVERTISEMENT
Haqi juga sempat menceritakan bagaimana dia bisa masuk di tempat yang sekarang dia bekerja, Haqi mengatakan awalnya sempat bingung karena pada saat ayahnya meninggal dia belum mempunyai pekerjaan, sedangkan kondisi pada saat itu ekonomi keluarga sedang menurun, seiring berjalannya waktu ada tetangga yang menawarkan pekerjaan di suatu pabrik yang berada di bekasi, tanpa berfikir panjang Haqi langsung melamar dan langsung keterima.
Pada hari pertama kerja(10/1) Haqi sempat kesulitan karena Haqi tidak mempunyai pengalaman dalam pekerjaan ini, tetapi Haqi terus berusaha untuk menguasai pekerjaannya dengan cara meminta bantu kepada rekan-rekan kerjanya. "Awalnya memang susah karena kan saya tidak berpengalaman, apalagi pekerjaan saya ini dibagian industri mesin jadi agak kurang paham, akhirnya saya meminta bantuan kepada teman-teman saya yang sudah lama kerja di pabrik," Ujarnya, Senin (26/10).
ADVERTISEMENT
Untuk mengobati impiannya yang tidak terwujud, Haqi selalu menghabiskan sebagian jam istirahat kerjanya untuk melihat berita-berita atau kegiatan mahasiswa di media sosial, dengan harapan agar adik-adiknya bisa masuk perguruan tinggi dengan hasil kerja kerasnya.
Dengan hasil kerja kerasnya selama 1 tahun, Haqi bisa memenuhi nafkah keluarganya terutama biaya sekolah adik-adiknya dan tidak lupa juga Haqi selalu meberikan uang bulanan kepada ibunya, walaupun ibunya selalu menolak untuk di beri uang bulanan. " ibu saya selalu menolak untuk di beri uang bulanan karena kata si ibu hasil dari keringat saya harus di nikmati oleh saya, tapi saya tetep ngasih karena emang kewajiban saya seabagai anak yang sudah mempunyai pekerjaan," Ujarnya, Senin (26/10).
ADVERTISEMENT