Kepak Sayap Kopi Mamasa

Munawar Khalil N
ASN Badan Pangan Nasional
Konten dari Pengguna
17 Agustus 2021 16:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Munawar Khalil N tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Beberapa merek kopi dari Mamasa yang hadir di pameran Merdeka Expo 2021 di Bali, Sabtu 14 Agustus 2021 (Foto: MK)
zoom-in-whitePerbesar
Beberapa merek kopi dari Mamasa yang hadir di pameran Merdeka Expo 2021 di Bali, Sabtu 14 Agustus 2021 (Foto: MK)
ADVERTISEMENT
Saya bukan pencinta kopi, tetapi demi melihat “La Mamasa” saya lalu tertarik untuk mengenal kopi ini. Mamasa lekat dalam memori saya sejak lama, bahkan sejak saya kanak-kanak. Kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat ini bertetangga dengan Kabupaten Polewali Mandar tempat kelahiran saya. Sejak dulu saya mendengar Mamasa istimewa dengan kebun kopinya. Sayangnya saya tidak pernah mengetahui atau mengulik informasi lebih jauh tentang hal ini.
ADVERTISEMENT
Hingga saya berkesempatan mencicipi kopi mamasa ketika mengunjungi pameran Merdeka Ekspor yang digelar Kementerian Pertanian di Bali pada Sabtu (14/08/2021) lalu. Kopi ini ternyata enak. Mungkin karena melibatkan aspek yang personal di dalamnya sehingga saya merasa ini bukan sekadar meminum kopi. Menyeruput kopi ini seperti menyerap segenap ingatan tentang kampung halaman, masa kecil, dan pengalaman menapak jalan di antara jurang dan tebing menuju Mamasa.
Ya, mungkin ini sangat subjektif. Orang akan bilang hal itu wajar karena rasa kopi telah bercampur dengan sentimen kedaerahan. Tetapi kopi Mamasa tak perlu pembuktian dari saya. Kopi ini sendiri yang membuktikan bagaimana ia mulai diminati bukan saja oleh "orang kita" tetapi juga hingga ke mancanegara.
ADVERTISEMENT
Kepak sayap kopi mamasa telah sampai ke negeri beruang merah. Hadir di Russia Halal Expo 2021 yang berlangsung di Kazan, Republik Tatarstan pada tanggal 28-30 Juli 2021, kopi ini mendapat perhatian pada pengunjung. Presiden Republik Tatarstan, Rustam Nurgaliyevich Minnikhanovb, saat yang berkunjung ke paviliun Indonesia pun menerima bingkisan kopi Mamasa. Rusia merupakan pasar ekspor potensial kopi Indonesia. Tercatat pada tahun 2020, Indonesia mengekspor kopi sebesar 24.182 ton ke Rusia dengan nilai mencapai Rp 514,67 miliar.
Tahun-tahun sebelumnya rupanya kopi Mamasa telah menjuarai kontes kopi tingkat nasional. Pada Kontes Kopi Spesialiti Indonesia (KKSI) ke-10 yang diselenggarakan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) di Yogyakarta pada 2018, Kopi Mamasa berhasil meraih Juara 1. Lalu pada tahun berikutnya kopi jenis Arabika dari Mamasa juga meraih juara kedua di Bandung yang juga diselenggarakan AEKI.
ADVERTISEMENT
Dua momentum expo yang ada di Rusia dan Bali ini, serta beberapa penghargaan yang diraih memantik harapan bahwa kopi Mamasa akan dikenal lebih luas lagi. Kita mengenal banyak kopi dari berbagai daerah di nusantara. Ada kopi gayo, kopi aceh, kopi toraja, dan juga kopi mamasa yang meskipun memiliki irisan dengan kopi toraja tapi konon punya kekhasan berbeda.
Toraja dan Mamasa memang memiliki akar budaya yang sama sehingga wajar jika ada yang tidak bisa membedakannya. Bahkan suku Mamasa sendiri masih sering disebut suku Toraja Mamasa. Namun interaksi antara tanah, air, dan tanaman sedikit banyaknya akan menghasilkan karakter dan cita rasa yang berbeda.
Inilah di antara tantangan yang harus ditaklukkan, bahwa secara popularitas kopi mamasa masih relatif belum sebesar kopi toraja. Selain itu, akses jalan menuju Mamasa juga masih perlu perbaikan. Potensi sektor perkebunan khususnya kopi ini akan tertutup jika persoalan aksesibilitasnya tidak diselesaikan. Pada akhirnya dari aspek pemasaran dan distribusinya tidak menghasilkan produk kopi yang memiliki nilai tambah bagi pembangunan di Mamasa, apalagi bagi para petani yang telah bersusah payah bertanam kopi.
ADVERTISEMENT