news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Perjalanan Dr. W.R. Baron Van Hoëvell di Banyuwangi

BANYUWANGI CONNECT
membacalah walau sebentar
Konten dari Pengguna
23 November 2017 3:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari BANYUWANGI CONNECT tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketika kami sedang istirahat, tuan rumah saya meminta saya untuk mendaki dan menunjukan saya ke pohon tua yang besar dengan banyak air mengenanginya, Daunnya kecil, buahnya tidak besar, serta kemerahan kulitnya. Saat sudah matang, kulitnya cepat membusuk ada semacam buluh seperti bulu domba. Itu adalah "pohon upas" yang terkenal juga "pohon antjar," atau "pohon racun", terutama dalam deskripsi perjalanan kuno. Di dunia terpelajar, ia dikenal sebagai 'Antiaris toxicaria'.
ADVERTISEMENT
Saya mengucapkan terima kasih kepada Banyuwangi di mana saya bisa menemukan Pohon ini. Apa yang telah dengar dan hal cerita yang mengerikan tentang pohon ini! Mendekat dan beristirahat saja di bawah pohonya pasti sudah mati. Anak yang lahir di sini telah diberitahu tentang semua jenis cerita tentang pohon upas tsb, dan Orang-orang Eropa telah menyampaikannya cerita tentang pohon ini.
Saya memiliki sebuah catatan tentang iklim di Banjoewangi, di mana banyak di temukan spesimen aneh yang ditemukan. ada yang tidak memiliki cabang atau daun, dan bijinya kemerahan. Seseorang seharusnya tidak hanya menjauh dari pohon itu, tapi bahkan dikhawatirkan untuk tidak mendekatinya karna angin yang melewatinya itu akan mematikan juga.
Pulau Merah Banyuwangi (Foto: Wikimedia commons)
Jika ini benar diamati, seseorang bisa mengumpulkan getah racunnya dengan menusuk pohon untuk diambil getahnya. Kelembaban di pohon ini tetap harus di jaga bila dicampur dengan beberapa bahan bahan lainya, dan di teliti lagi mungkin bisa untuk obat. Saya bisa menjelaskan sedikit tentang racun ini. Sebagai bukti bahwa racun pohon upas tidak bisa begitu menyenangkan dan sangat mematikan.
ADVERTISEMENT
Penduduk lokal sudah menyadari khasiat racun pohon upas untuk keperluan membunuh lawan-lawannya. dengan menyelupkan Ujung panah, Tulup dan Tombak. Penggunaan racun itu melalui panah bambu (yang ujungnya ditajamkan), lalu kemudian mereka lepaskan dengan cara ditiup (disumpit), Sekali terkena getah racunnya, orang tersebut akan kejang-kejang lalu mati.
Efek racun pohon upas itu cukup mengejutkan kala diuji cobakan kepada seekor ayam dan anjing, yang pertama langsung mati kurang dari dua menit dan yang satunya dalam sekitar delapan menit,
Ada satu sisi menarik lainya, yaitu pada binatang semut tidak ada efek sama sekali. Sementara itu, beberapa campuran daun upas (tidak direbus) dicampur dengan beberapa bahan lainnya, bisa menyembuhkan luka hingga luka tersebut mengering. [wers]
ADVERTISEMENT