Fakta Menarik Sobat Air Ades NTT

Kontributor Indonesia
Rekam jejak lewat sebuah tulisan...
Konten dari Pengguna
11 Oktober 2018 19:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kontributor Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada banyak cerita, cita dan cinta yang terjadi selama kegiatan CONSERVACATION di NTT beberapa waktu lalu. Kegiatan yang dilaksanakan 6 hari ini sukses memberikan banyak pengalaman baru kepada Sobat Air Ades yang belum tentu didapatkan di tempat lain.
ADVERTISEMENT
Berikut fakta menarik selama kegiatan Conservacation di NTT:
Berasal Dari Berbagai Latar Di Seluruh Indonesia
Sobat air ades ternyata berasal berbagai pulau berbeda di seluruh Indonesia. Ada yang berasal dari Sulawesi, Sumatera, Jawa, Lombok hingga Bali. Walau berbeda pulau dan latar belakang, ternyata mereka bisa menjadi satu kesatuan yang kompak pada kegiatan konservasi di Bea Muring.
Turut Merasakan Sisi Lain Kehidupan Desa
Listrik dan air bagi mereka yang hidup di perkotaan adalah hal sudah biasa dinikmati. Namun setelah terjun langsung di Desa Bea Muring semua terasa berbeda. Air melimpah yang biasa digunakan untuk mandi, colokan listrik yang tersedia dimana-mana dan kapan saja, serta semua fasilitas yang sudah umum dinikmati setiap harinya terasa sangat mahal untuk didapatkan disini.
Akhirnya Sobat Air Ades tahu bahwa pentingnya menjaga air yang notabenenya merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk. Melalui kegiatan conservacation kami mendapat banyak pelajaran berharga yang tidak pernah didapatkan sama sekali di bangku perkuliahan.
ADVERTISEMENT
Punya Keluarga Baru Yang Bikin Haru
Bertemu orang baru pasti butuh waktu lama untuk mengakrabkan diri, namun di Bea Muring berbeda. Saat bertemu Pak Yos dan mama Ai kehangatan langsung terasa. Saya yang baru pertama kenal lewat tatapan pertama langsung bisa akrab dengan Ema dan Nde, sapaan akrab untuk ayah dan ibu di Manggarai.
Tak butuh waktu lama kami bisa membangun kedekatan emosional yang sangat erat, layaknya orang tua dan anak. Setiap pagi sebelum saya bangun di meja makan sudah tersedia secangkir kopi flores dan sarapan pagi.
Ketika pulang pun Ema menunggu saya didepan rumah seperti seorang ayah yang menunggu anaknya pulang sekolah, padahal malam itu waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 Wita.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya saya yang merasakan hal tersebut, semua Sobat Air Ades turut merasakan hal yang sama di tempat tinggal mereka masing-masing. Hingga tiba saat hari perpisahan saya memeluk Ema dan Nde dengan mata berkaca-kaca tak kuasa menahan haru.