Upaya dan Kontribusi Indonesia terhadap Usaha Perdamaian di Afghanistan

Nabila Anindya
Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional di UPN Veteran Yogyakarta
Konten dari Pengguna
3 Desember 2022 14:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nabila Anindya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bendera Afghanistan dan Indonesia (shutterstock.com)
zoom-in-whitePerbesar
Bendera Afghanistan dan Indonesia (shutterstock.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dari tahun 1996 hingga 2001, Afghanistan dikuasai oleh Taliban. Amerika Serikat menggulingkan pemerintahan Taliban pada November 2001 setelah menuduh mereka menyembunyikan pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden, yang merupakan dalang di balik serangan teroris 11 September 2001 di Menara Kembar WTC di New York.
ADVERTISEMENT
Afghanistan dan Amerika Serikat melakukan negosiasi ulang pada tahun 2001 dengan membentuk pemerintahan transisi Afghanistan tanpa Taliban sebagai bagian dari perjanjian Bonn. Menyusul peluncuran pemberontakan oleh Taliban yang terus mengganggu operasi pemerintahan Afghanistan, akhirnya negosiasi selanjutnya melibatkan Taliban.
Menyusul perjalanan panjang proses perdamaian Afghanistan, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan laporan resmi mengenai situasi di Afghanistan dan implikasinya bagi perdamaian dan keamanan internasional pada 7 Desember 2018. Menurut laporan tersebut, proses perdamaian di Afghanistan masih suram karena tingkat kekerasan yang dilakukan oleh Taliban dan pemberontak lainnya di Afghanistan masih sangat tinggi.
Konflik yang berkepanjangan di Afganistan melibatkan masyarakat internasional, tidak hanya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tetapi juga berbagai negara, termasuk Indonesia.
Di tingkat internasional, Indonesia telah memberikan dukungan dan diplomasi yang intens terhadap proses perdamaian Afghanistan dengan beberapa hasil positif. Sementara itu, di tingkat domestik, pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai kegiatan dan program kerja sama dengan pemerintah Afghanistan dan beberapa kelompok perdamaian masyarakat.
ADVERTISEMENT
Indonesia mencatat beberapa pencapaian, antara lain memfasilitasi pembebasan perjalanan bagi beberapa anggota Taliban yang disebutkan dalam daftar sanksi Komite Taliban 1988, dan memprakarsai pertemuan Dewan Keamanan PBB terkait kunjungan ke Afghanistan dengan agenda Women, Peace, and Security. Indonesia juga telah mengadakan pertemuan bilateral dengan 28 negara, Presiden Majelis Umum PBB ke-74, Asisten Sekretaris Urusan Asia Pasifik, Utusan Khusus AS untuk Afghanistan, dan Utusan Khusus PBB untuk Myanmar dalam rangka menggalang dukungan internasional yang relevan untuk proses perdamaian Afghanistan.
Di tingkat domestik di Afghanistan, Indonesia telah mendapat dukungan domestik dalam membantu proses perdamaian Afghanistan. Indonesia melalui Menteri Luar Negeri telah ditunjuk sebagai Anggota Kehormatan Kelompok Sahabat Wanita di Afghanistan bersama Ibu Negara Afghanistan, Rula Ghani, dan Rt Hon. Baroness Hodgson dari Abinger, CBE.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut lagi, Indonesia dapat memasukkan referensi Trilateral Ulama Conference yang diselenggarakan di Jakarta pada Mei 2018, dalam General Assembly Resolution tentang situasi di Afghanistan. Lalu, untuk pertama kalinya Indonesia diundang menjadi anggota inti kelompok Majelis Umum PBB untuk masalah Afghanistan.
Indonesia berkomitmen untuk membantu proses perdamaian Afghanistan agar negara tersebut dapat menjadi negara yang aman, sejahtera, dan demokratis, antara lain melalui bantuan kerjasama bilateral atau pihak ketiga untuk Afghanistan dalam bentuk pelatihan di beberapa bidang seperti demokrasi, pendidikan, kesehatan, pembangunan ekonomi, pertanian, dan lainnya, termasuk program beasiswa untuk pejabat pemerintah dan warga negara Afghanistan. Menurut Resolusi DK PBB 1662 tahun 2006, 746 tahun 2007, dan 1868 tahun 2009, apa yang dilakukan Indonesia sudah sesuai dengan misi PBB dengan program UNAMA.
ADVERTISEMENT
Indonesia bekerjasama dengan para donor untuk Afganistan, antara lain melalui program pendidikan tinggi Kesehatan Masyarakat, Pelayanan Neonatal dan Kesehatan Anak, Pelatihan Kelompok Teknologi Agribisnis, Kedokteran Maternal, dan Kedokteran Komunitas, serta Pemberdayaan Perempuan melalui Pengembangan Sosial Ekonomi dan Budaya. Antara tahun 1981 dan 2010, Indonesia melibatkan lebih dari 120 perwakilan aparatur negara dan masyarakat sipil Afghanistan dalam program peningkatan kapasitas di beberapa bidang tersebut.
Di bidang pendidikan, Indonesia menjalin kerja sama antar perguruan tinggi di kedua negara serta program beasiswa bagi warga negara Afganistan. Dalam hal ini, pendidikan juga mencakup peningkatan kapasitas pemberdayaan perempuan dalam pembangunan ekonomi dan perdamaian.
Di bidang ekonomi, Indonesia dan Afganistan menjalin kerjasama yang baik, terbukti dengan semakin berkembangnya hubungan swasta Indonesia dan Afganistan, seperti keikutsertaan pengusaha Afganistan dalam Trade Expo Indonesia 2017. Pemerintah Indonesia kemudian berperan sebagai bridge builder yang memfasilitasi keikutsertaan BUMN Indonesia dalam beberapa proyek kerjasama ekonomi di Afghanistan.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2019, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyatakan bahwa kontribusi Indonesia dalam upaya mencapai perdamaian di Afghanistan adalah menggalang dukungan internasional terhadap proses perdamaian di Afghanistan, membangun kepercayaan dan perdamaian pembangunan atau dikenal juga dengan bina-damai melalui pembangunan kapasitas bagi aparatur negara atau kelompok masyarakat sipil.
Pada tahun 2019, Indonesia juga mengadakan program di Jakarta untuk perempuan Indonesia dan Afganistan. Pertemuan tersebut membahas beberapa langkah kerja sama Indonesia-Afghanistan selanjutnya untuk mendorong perdamaian di Afghanistan, antara lain program Dialog Intra-Afghanistan, keterlibatan ulama, dan pemberdayaan perempuan di Afghanistan.
Bentuk atau model pendampingan bina-damai dilakukan melalui berbagai kegiatan, khususnya penguatan kapasitas, yaitu menghindari konflik atau mencegah konflik terulang kembali dan membangun perdamaian pasca konflik. Kontribusi Indonesia dapat dilihat dalam hubungan internasional melalui mobilisasi dukungan proses perdamaian yang berkelanjutan untuk Afghanistan, serta kerja sama di beberapa bidang dengan Afghanistan, antara lain pendidikan, ekonomi, pertanian, kesehatan, sosial budaya, pemberdayaan perempuan, dan demokrasi.
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan salah satu aktor internasional yang turut mendorong pembangunan perdamaian di Afghanistan melalui kerjasama antar negara dan program lainnya. Meski tidak disebut sebagai aktor utama dalam peta penyelesaian konflik di Afghanistan, upaya Indonesia untuk perdamaian di Afghanistan telah memberikan kontribusi penting bagi perdamaian di Afghanistan dan komunitas internasional.