Putus Cinta: Mengenal Proses Menghadapinya

NABILA HASNA SALSABILLA
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
5 Desember 2022 21:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NABILA HASNA SALSABILLA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Halo, sahabat kumparan!
Pasti tidak asing lagi dengan hal yang akan dibahas kali ini, perihal putus cinta.
ADVERTISEMENT
Putus cinta menjadi hal yang wajar ketika kita berada pada fase dewasa. Dewasa adalah masa ketika seseorang merasakan hal yang membuat hidupnya lebih berwarna. Bisa saja warna itu membuat hidupmu lebih menyenangkan, menyedihkan atau bahkan membuat kamu merasa hidupnya tidak berarti dan tidak layak untuk dilanjutkan. Pada masa inilah banyak orang yang merasakan perubahan dalam hidupnya.
Perubahan dalam kehidupan contohnya hubungan percintaan. Perubahan ini juga tidak selalu berakhir pada kebersamaan, namun juga pada perpisahan atau masyarakat sering mengenal dengan kata “putus cinta”. Pada masa dewasa, putus cinta bukan lagi suatu hal yang asing. Banyak sekali lirik lagu dan puisi yang mengaitkan dengan putus cinta.
Mengapa Kita Cenderung Sulit Melupakan Setelah Putus Cinta?
ADVERTISEMENT
Lalu, apakah putus cinta hanya sekadar putus hubungan dan mencoba menghapus segala hal tentangnya? Tentu saja tidak. Memori manusia juga memiliki sekatan-sekatan di dalamnya. Ada tiga sistem struktur ingatan manusia yaitu sistem ingatan sensorik, sistem ingatan jangka pendek, dan juga sistem ingatan jangka panjang. Memori jangka panjang yang permanen nampaknya tersimpan dan diproses dalam cerebral cortex.
Hal yang membuat kita sakit cenderung membuat otak kita lebih mengingat kejadian-kejadian tersebut karena hal itu bisa membuat kita survive kedepannya untuk melanjutkan hidup pada masa depan. Beberapa kejadian dapat diingat lebih baik dari yang lainnya,seperti peristiwa yang sangat menyenangkan atau peristiwa yang sangat traumatis.
Studi menunjukkan bahwa adrenal medulla meningkatkan sekresi dalam aliran darah adrenalin yang dapat meningkatkan konsolidasi suatu memori. Pada sosial media, mengatakan putus cinta adalah kejadian yang traumatis bagi beberapa orang dan bagaimana proses putus cinta itu akhirnya menjadi tahapan dalam salah satu aspek untuk membuat kita survive pada masa depan?
Ilustrasi wanita putus cinta. Sumber: Pixabay
Bagaimana Proses Putus Cinta?
ADVERTISEMENT
1. Personal phase yaitu salah satu pihak merasakan tidak puas, frustrasi, dan marah.
2. Dyadic phase yaitu salah satu pihak yang tidak bahagia mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap kebersamaannya dalam hubungan.
3. Social phase yaitu kedua belah pihak mulai menceritakan hubungannya kepada keluarga dan teman terdekat untuk mendapatkan validasi terhadap perannya dalam hubungan.
4. Grave-dressing phase yaitu berusaha mengatasi rasa kehilangan dan merevisi cerita yang dapat diterima.
Empat proses di atas menurut Steve Duck (1982 dalam Miller, Perlman, Brehm, 2007) adalah tahapan umum dalam putus cinta. Dari keempat tahapan tersebut, apakah ada dari salah satu tahapan yang sedang kamu rasakan? Bagi yang baru mengalami pada tahap pertama, jangan khawatir. Karena waktu ini berputar dan kehidupan selalu berjalan. Bagi yang sudah pada tahap terakhir, proses yang kamu lalui sudah sangat panjang dan kamu berhak untuk mengapresiasi hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Setelah mengalami putus cinta, biasanya kita masih sering denial dengan apa yang sudah terjadi. Seringkali setelah putus cinta, kita cenderung lebih cepat terbawa emosi karena perasaan kita sedang sensitif. Jadi jangan suka menyenggol orang yang habis putus cinta ya!
Ilustrasi pasangan putus cinta. Sumber: Pixabay
Kapan Proses Putus Cinta Terjadi?
Prosesnya bisa saja loh saat sebelum salah satu pihak memutuskan hubungannya. Bisa saja terjadi saat hubungannya masih berlanjut. Saat merasa sudah lelah dalam suatu hubungan, ada beberapa orang memilih untuk
Dampak Putus Cinta bagi Seseorang
Tentunya setiap orang memiliki sikap yang berbeda-beda dalam menghadapi apa yang terjadi. Dampak yang dialami seseorang dalam segi emosi, perilaku, maupun kognitif. Biasanya putus cinta memiliki konotasi yang negatif dalam emosi. Emosi yang dirasakan adalah emosi negatif. Seperti sedih, kecewa, marah, menyesal, dan kebencian. Aktivitas sehari-hari juga akan terganggu. Memori yang muncul hanya kejadian-kejadian yang sudah lalu dan akan mengganggu pikiran. Namun, putus cinta juga bisa menjadi tahap di mana seseorang menjadi batu loncatan untuk lebih baik dan lebih maju ke depannya. Sifat manusia yang tidak puas dan tidak mau kalah juga sangat berpengaruh pada dampak putus cinta pada beberapa orang. Ada yang menganggap bahwa putus cinta adalah ajang kompetisi dengan masa lalunya untuk siapa yang berhasil mendapat cinta barunya atau menjadi kompetisi siapa yang akan mewujudkan mimpi-mimpinya.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Putus cinta bukan berarti harus mengakhiri segalanya dan tidak berhubungan lagi, putus cinta juga merupakan proses yang wajar terjadi dalam setiap hubungan yang pernah terjadi. Dampak putus cinta sendiri memang negatif terhadap emosi dan kognisi seperti sedih, marah, dan kecewa. Namun, proses putus cinta ini juga memiliki maknanya sendiri pada setiap tahapnya yang membuat individu memiliki suatu hal yang membuat individu tersebut bisa survive pada masa yang akan datang. Dan perlu diketahui bahwa lembaran kehidupan selalu berganti pada setiap waktunya, waktu terus berjalan pada setiap harinya, dan orang akan selalu datang di setiap masanya.
Referensi
Bhinnety, M. (2008). Struktur dan proses memori. Buletin Psikologi, 16(2).
Elita, R. F. M. Memahami Memori.
ADVERTISEMENT
Paramitha, V. (2019). DAMPAK PSIKOLOGIS PASCA PUTUS CINTA PADA REMAJA (Doctoral dissertation, UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG).
Rumondor, P. C. (2013). Gambaran proses putus cinta pada wanita dewasa muda di Jakarta: Sebuah studi kasus. Humaniora, 4(1), 28-36.