news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

FEKDI 2022, Mendorong Digitalisasi untuk Pemulihan Ekonomi

Nabila Tri Nur Alif
Mahasiswa Universitas Negeri Malang
Konten dari Pengguna
8 Desember 2022 22:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nabila Tri Nur Alif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Foto Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Foto Pribadi
ADVERTISEMENT
Pekan Finance Ministers and Central Bank Governors atau FMCBG berlangsung di Nusa Dua, Bali menghadirkan festival ekonomi dan keuangan digital Indonesia. Sejumlah rangkaian dan pameran disediakan untuk mendukung kemajuan digitalisasi ekonomi.
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan digitalisasi menjadi pilar Indonesia maju. Dukungan bank Indonesia dalam mewujudkan ekonomi keuangan digital nasional semakin diperkuat khususnya melalui kebijakan digitalisasi sistem pembayaran untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi.
Data bank Indonesia menunjukkan digitalisasi seperti QRIS memperlihatkan tren pertumbuhan pengguna yang positif. Diharapkan selain untuk ekonomi, digitalisasi juga bisa diimplementasikan ke sektor lainnya.
FEKDI atau Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia di tahun 2022, mengangkat tema "Advancing Digital Economy and Finance: Synergistic and Inclusive Ecosystem for Accelerated Recovery". FEKDI 2022 merupakan salah satu bentuk sinergi dan inovasi yang inklusif antar lembaga. Acara ini resmi dibuka oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dan menteri koordinator bidang perekonomian, Airlangga Hartato pada 11 Juli 2022.
ADVERTISEMENT
FEKDI 2022 hadir selama lima hari, sejak tanggal 11 hingga 15 Juli 2022 secara hybrid dengan ragam bahasa dan diskusi perkembangan ekonomi serta keuangan oleh otoritas pelaku industri, akademisi, dan lembaga internasional. Beragam topik pembahasan FEKDI selama lima hari meliputi sinergi dan kolaborasi EKD, mata uang digital, ekonomi inklusif dan berkelanjutan, pembayaran lintas negara atau Cross Border Payment, dan pembiayaan hijau atau Green Financing, serta strategi kebijakan dalam mendorong digitalisasi untuk pemulihan ekonomi.
Tidak hanya menghadirkan rangkaian seminar, FEKDI 2022 juga menyuguhkan showcasing yang menampilkan berbagai produk dan inovasi implementasi kebijakan serta pencapaian dalam pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan digital di booth-booth yang tersebar di Bali International Convention Center.
Menteri koordinator bidang perekonomian, Airlangga Hartarto dalam keterangannya menekankan pentingnya kesadaran serba digital bagi masyarakat. Kemajuan teknologi dan sinergi otoritas menjadi kunci pembangunan ekonomi nasional. Semakin maju dalam momen pemulihan. Kegiatan FEKDI yang diselenggarakan kedua kali ini merupakan side event daripada G20 dan diharapkan menjadi showcase kemajuan Indonesia di mata dunia dan juga menjadi akselerator penguatan kerjasama regional.
ADVERTISEMENT
Di hari kedua FEKDI, salah satu pembahasan mengenai Synergistic and Inclusive Ecosystem for Accelerated Recovery Digital Currency dalam Leaders Insight yang disampaikan oleh Doni Primanto Joewono, Deputi Gubernur Bank Indonesia, menekankan tentang evolusi sistem pembayaran dalam beberapa tahun terakhir terutama saat pandemi Covid-19 melanda dunia, aset crypto mendapat banyak perhatian publik. Aset crypto memiliki potensi untuk mengembangkan inklusi dan efisiensi sistem keuangan. Namun di sisi lain berpotensi menimbulkan sumber risiko baru yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi moneter dan sistem keuangan. Pesatnya peningkatan sirkulasi mata uang digital pribadi membuat beberapa Bank Sentral mulai mengeksplorasi untuk mata uang digital stabil milik Bank Sentral atau CBDC.
Sebagai bagian dalam rangkaian FEKDI, juga dilakukan pembahasan mengenai Cross Border Payment atau pembayaran lintas negara. Hal ini juga merupakan salah satu agenda prioritas dalam presidensi G20 jalur keuangan. Beberapa negara di ASEAN telah memiliki inisiatif kerjasama bilateral untuk layanan pembayaran menggunakan QR Code dan Fast Payment, dimana settlement transaksi tersebut menggunakan mekanisme Local Currency Settlement atau LCS.
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia juga mengungkap tentang peningkatan konektivitas lima negara ASEAN yang akan segera menyepakati pembayaran lintas negara.